Akankah Dia? [√]

Part 9

Part 9

•°•

Jarum jam sudah menunjuk ke angka 10, sekarang sudah malam.

(Namakamu) sedang mencoba untuk tidur dan memejamkan mata. Tapi, tak bisa. Pikiran dan hatinya masih tak merasa tenang.

Dia bangkit dari posisi tidur, lalu berjalan ke arah meja belajar yang ada tepat di depan tempat tidur.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok perempuan di ambang pintu.
Itu Oma nya Dimas.

"Loh (Namakamu) kenapa
belum tidur?" tanya oma, bingung.

"(Namakamu) belum bisa
tidur oma, soalnya belum
ngantuk" jawab (namakamu) gugup.

"Oh ya udah nanti kalau udah ngantuk kamu tidur ya. Tapi jangan sampai larut malam, takutnya besok kamu telat."
Oma menutup pintu kamar perlahan-lahan hingga tertutup sempurna.

(Namakamu) meraih laptop nya dari dalam tas lalu meletakkannya diatas meja belajar dan menyalakannya.

Ia menelaah satu persatu file-file di laptopnya hingga perhatiannya tertuju pada salah satu file berjudul 'my idol', (namakamu) segera mengklik tombol open hingga file itu terbuka sepenuhnya, terpampanglah foto-foto Ari di dalamnya.

Hati (Namakamu) sakit lagi, terbayang akan kejadian yang dia lihat tadi siang.
Saat dimana Rasyifa dan Ari berpelukan tepat di depan matanya.

(Namakamu) tahu dia bukan siapa-siapa di hidup Ari, cuma sekadar penggemar yang sangat mengidolakan sosok seperti Ari.

Air mata kembali menetes membasahi rona wajah (Namakamu).

Harapannya besar bahkan sangat besar juga sulit untuk diraih. (Namakamu) ingin memiliki Ari, dicintai Ari, disayang Ari.
Seperti yang dilakukan nya saat ini.

(Namakamu) bersedia berjuang demi laki-laki itu apapun rintangannya.
Karena dia yakin, Tuhan pasti ngasih yang terbaik kepada setiap manusia yang mau gigih berusaha.

"Hoam" (Namakamu) menguap, rasa kantuknya datang.

Dia segera men-shut down laptopnya, menutupnya perlahan lalu memasukkannya kembali ke dalam tas.

Gadis ini membaringkan badannya di kasur, sampai lama kelamaan dia tertidur pulas di atas kasur.

💓💓💓

Malam yang gelap telah berganti dengan pagi yang cerah.

(Namakamu) sudah terbangun dan bersiap mengenakan baju sekolah juga sarapan pagi sejak setengah jam yang lalu.

"Dimas ayo cepat nanti kalian
telat!" teriak Oma dari ruang tamu,l membuat Dimas gelagapan menghabiskan sarapan paginya.