9. Sinar

2.8K 177 3
                                    

Di aula rumah sakit yang dihiasi balon balon bewarna biru dan putih menyelimuti aula ini, belum terlihat kemeriahan disini, karena para lelaki sedang melaksanakan shalat jumat di masjid , jadilah para wanita yang sudah standby disini.

Aku yang memang libur pada jam begini, lebih baik aku menemani anakku yang manis ini Syifa bermain, kalau kakak kakanya pergi. Dia akan di temani dengan para perawat yang tidak sibuk atau para staf rumah sakit bahkan pernah dijaga sama Satpam, OG (office girl) , pokoknya banyak yang mau membantuku dalam menjaganya

Untungnya Syifa ini, anteng pada siapapun, tidak seperti anak pada umumnya.

Dia sering bersama Andri kalau Satria dan Bima sedang bekerja membantu siapapun, dan alhamdulillah Dokter Tamrin mau memperkerjakan mereka asal tidak menganggu.

Untungnya aku juga mempunyai ruangan khusus Dokter, yang disiapkan oleh rumah sakit. Dan disinilah kami, sering kalau banyak yang operasi aku biasa ajak Satria dan Syifa tidur di sini.

Dan alhamdulillah mereka mau tidur dimanapun, kalau aku mengingat sulitnya cari kerja dan pikiranku terhadap anak anakku, siapa yang akan menjaganya.

Untung saja aku bertemu dengan Dokter Tamrin. Dan dia mau menerimaku dan anak anakku untuk membantu disini.

Sudah setahun aku disini. Dan Surya? Awal bertemu lagi dengannya waktu acara Brimob itu. Dia sudah sangat tampan, dan dia sangat dekat dengan Satria,Bima dan tentu saja Andri.

Aku ingat dua hari yang lalu, waktu orang tua Andri di tangkap, dia dengan sigap menenangkan Andri. Dan pada saat itupun aku tiba tiba merasakan jatuh cinta lagi setelah suamiku melamarku dulu.

Suamiku orang yang sangat baik, dia bekerja di perusahaan jasa dan dia hanya seorang karyawan biasa saja, dia begitu manis, aku ingat sewaktu kenal dengannya itu dia pernah dioperasi sewaktu aku jadi Dokter Bedah di Surabaya, dan disitulah dia mau menikahiku

Mungkin berbeda sewaktu aku menyukai Surya tetapi dia ingin menikahiku, apalagi dia punya suara yang indah saat dia Shalat, tutur kata yang baik dan aku langsung mau menikah dengannya, walaupun dia seorang duda beranak satu, tapi aku sangat menyayangi Satria dan Ayahnya

Tetapi banyak sekali kesulitan berumah tangga yang aku hadapi, suamiku melarangku untuk bekerja, dan penghasilan ekonomi kami kurang, dan alhamdulillah dia di tugaskan ke Jakarta, dan jadilah kami hijrah ke Jakarta

Suara bantingan pintu terdengar. "Bundaaaaaa" mereka berlari untuk memelukku

"Ah... anak anak bunda sudah shalat ni?"tanyaku memeluk mereka

Kulihat mereka semua menganggukkan kepalanya

"Sinar" aku nendogakkan kepalaku, Mas Surya sedang berdiri di pintu sambil tersenyum kedua tangannya dia masukkan kedalam saku celananya

Aku mengerutkan dahiku "Mas Surya"

Dia tersenyum sangat manis, anak anakku yang tadinya memelukku, kini mulai bermain dengan Syifa

"Kita ke aula yuk" ajaknya dia lalu menghampiri Syifa

"Hai Syifa"

Syifa lalu tersenyum dan mulai berjalan sempoyongan ke hadapan Surya dengan tiba tiba dia lalu memeluk Surya sambil tersenyum

Dan Surya lalu mengendong nya,

"Om, Anli uga mau di endong" ucapan Andri membuatku mengerutkan dahiku lagi, dasar bocah ini

"Andri sama Bunda saja yah" ucapku padanya

"Tidak apa apa Sinar, ayo kita ke aula" dia lalu menggendong Syifa dan Andri secara bersamaan

sinar suryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang