( Teddy's POV )
Kamar begitu gelap, tanpa sedikit cahaya yang terpancar. Namun samar samar dapat terlihat air mata menetes dipipinya. Cemburu! Ya, itulah yang dirasakan Teddy hari ini. Perasaannya sangat sakit, melihat kejadian disekolah kemarin.
Jadi begini rasanya cemburu? Rasanya sangat menyakitkan. Pasalnya ini kali pertamaku pacaran.Handphone berdering sangat keras, tertulis "Rey is calling".
Namun aku tak menghiraukannya. Setelah handphone tidak berdering lagi, kulihat tulisan " Rey; 34 panggilan tak terjawab "
Pagi yang suram ini diawali dengan kesedihan. Namun apakah aku terus begini? Memang sangat menyakitkan, bagai mana tidak? Orang yang engkau sayang berpelukan mesra bersama orang lain yang berstatus MANTAN, gumam Teddy dalam hati.
Aku tak ingin terus seperti ini, lantas aku berpikir akan pergi kerumah Rey siang ini. Memang aku sengaja tidak mengabarinya, agar dia tau aku ini sedang sakit! Ya, sakit hati (T_T).
8 jam kemudian...
Baiklah kali ini aku akan pergi ke rumah Rey. Setelah bersiap siap aku langsung pergi kerumah Rey, tak lupa aku mampir kesebuah mini market untuk berbelanja.
Sesampai dirumahnya aku membuka pintunya yang ternyata tak terkunci. Rumahnya benar benar sepi namun terlihat ada sepasang sepatu. Setelah memasuki rumah, sepi tidak ada siapa siapa. Namun saat mengecek bagian ruang makan....
Air mata ini menetes lagi. Tepat di depanku Rey sedang berpelukan lagi dengan Bima. Itu membuat ku makin patah hati.
Tanpa sengaja mata ku dan Rey saling bertatapan. Rasanya aku ingin menagis lebih keras lagi. Tiba tiba saja Rey melepas pelukan dari Bima, dan Bima menoleh ke arahku dengan alis yang mengkerut.
Badan ini tidak bisa ku gerakkan. Hening menghampiri kami bertiga. "Te- ted ini a-aku bisa jelask--" belum selesai Rey berbicara aku memotong pembicaraannya "Wah, aku salah waktu, hmph....mu-mungkin aku harus pulang." Sungguh aku tak bisa menahan air mata ini. Seketika aku berlari menuju pintu kelur dan tiba tiba Rey memegang pergelangan tanganku.
"Bima, aku ingin kau pulang sekarang!" perintah Rey dengan suara lumayan keras. "Tap--"
"Ku mohon, tolong turuti perintahku" Lantas Bima mengambil tasnya dan pergi ke keluar. Rey mengunci pintu dan membawaku kekamarnya.
Sesampai dikamar Rey, ia menundukkan kepalanya. Terlihat pipi Rey sedang di banjiri air mata. "Kau ingin kita putu--" Tiba tiba tamparan mendarat di pipi Teddy. Rasanya benar benar sakit.
"Kenapa kau berbicara seperti itu? Aku menghubungimu tapi kau tak mengangkatnya, aku sangat khawatir. Aku sangat mencintai mu tau! Sangat, sangat mencintaimu!" bentak Rey dengan emosi yang membara.
Mendengar perkataan yang terakhir itu membuat ku malu sekaligus nafsu, sehingga membuat rasa sakit di dada ini menghilang. Tanpa pikir panjang aku menarik tangannya dan mencium bibirnya.
Bruak....
Rey terjatuh di lantai, Teddy terus menciumnya. Teddy mulai mencium leher Rey dan memegang "sesuatu" milik Rey.
"Ha- hah- ha Ted--dy tolong hen-tik--an" desah Rey yang membuatku makin nafsu. Tangan Teddy memasukki celana dalam Rey dan memegang penis miliknya yang makin mengeras.
"Ted-- ah.. ah-apa yang ka-a-au pengang!" kaya Rey dengan wajah memerah.
( Rey's POV )
Benar benar, kelakuannya sangat kasar ini membuatku sangat....
Takut.
Karena merasa takut dengan kelakuannya itu aku mendorongnya.
"hah...hah ha- ha" aku mulai kekurangan nafas.
"Stop, Teddy. Kau sangat menakutkan!" kataku sambil menutup mulut.
"Aku berhak! karena aku cemburu!?! sangat sangat cemburu." jawab Teddy yang mulai meneteskan air mata.
"Aku tau bagai mana rasanya cemburu, karena aku pernah merasakannya! Tapi kelakuan mu ini! Aku mau "nganu" sama kamu tapi tolong pelan pelan! Jika kau terus seperti ini, aku juga bisa!" kataku tergesa gesa.
"Kau juga bisa? coba perlihatkan kepadaku?" perintah Teddy dengan memasang wajah mesum.
"A- a- ak- u bu-bukan itu maksudku! eh... hmp... itu" muka ku mulai memerah karna malu.
"Ayo buktikan" jawab Teddy sambil melepas tanganku. Aku benar benar malu! Apa yang harus kulakukan? gumam Rey.
Aku mendorong Teddy, sehingga ia tertidur dilantai. "Terus apa?" tanya Teddy polos. Lah, ini yang sedang aku pikirkan. Aku bingung ingin melakukan apa! dengan tangan gemetar dan wajah memerah, aku memegang kedua pipi Teddy dan langsung mencium bibirnya. Namun kali aku menjilati lidahnya.
Ini membuat ku aneh, bahkan benar benar aneh. Tak lama kemudian aku melepaskan ciuman itu. "Hamph.... itu, cukup kan?" jawabku tergesa gesa.
Setelah kembali normal, aku menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Memang Si Bima ngajak gue balikan tapi gue tolak. Setelah menjelaskan panjang lebar, Teddy mengangkat tangannya.
"Ada apa?" tanyaku yang masih malu karena ulahku tadi."Tadi kau berkata ( Aku mau "nganu" sama kamu tapi tolong pelan pelan! ) dan apa benarkau ingin "nganu" bersama ku? Ayo sekarang kita lakukan!" kata kata Teddy membuat ku membisu.
Teddy mulai menggendongku dan melemparku di tempat tidur. "Aku tarik kata kata ku ituuuu.........!!!" teriak ku sekencang kencangnya yang membuat Teddy tertawa.
♡>>>>>>>>>>♡<<<<<<<<<<♡
Tolong di maaf kan jika ceritanya gaje :v
Tapi aku udah berusaha sekuat tenaga ngelanjutin ceritanya walau akau sibuk
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa kritik, saran, juga vote yah ..
Sampai jumpaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Biasa!
RomanceNamaku Rey Ananda Putra, bisa dipanggil Rey. Aku sama sekali belum pernah merasakan apa itu yang namanya "CINTA". Namun sekarang berbeda! Aku menemukan seseorang yang selalu membuatku nyaman namun juga degdegan. Apakah aku bisa mendapatkan cintanya...