4¦ Onta!!

246 16 0
                                    

Terus baca yah ceritaku.... sebelum baca Vote dulu yah...

oke... selamat membaca..

><><><><><><><><><><><><

( Rey's POV )

Mak tolong ini berat banget. Mak gue di tindih ni, siapa pun tolong gue anjeng!!! Teriak gue tanpa suara. Dan ternyata saat gue buka mata Teddy tertidur dan badannya menimpaku. "Teddy...!! Kau mau buat aku mati sekarang?!?! Minggir bangsat!" teriakku sambil mendorongnya. "Sabar dong beb... ini masih nyari tenaga" jawabnya lesu sambil duduk di sampingku. "Anjirr..... untung gue gak mati ditimpa lu!!" jawab gue kesel. Eh bukannya di jawab dia malah mencium gue x...x "Hmm....hmm" gue gak bisa ngomong, dan akhirnya gue pasrah aja (dasar bilang aja lu mau Rey-_-) "Hah....hah...ha.. kenapa lu nyium gue?!?" tanya gue sambil nutupin mulut gue dengan tangan kanan. "Pertama itu sebagai ciuman selamat pagi dan kedua itu karna mukamu yang imut banget...♡" jawabnya santai. Blush..... Gue sangat malu dan degdegan ketika ia berbicara seperti itu, aku gak tau dah gimana ini muka gue, pasti merah banget! "Mana ada cowok yang mau di bilang imut!" Teriakku sambil menutup muka. Seketika aku berdiri dari kasur. "Aku mau mandi dulu, sampai lu ngintip gue,lu pulang kerumah tanpa kepala!" ancam gue ke Teddy.

"Tapi aku kan ingin ngelanjutin yang semal--"

Plakk....

Sentilan super mendarat di dahi Teddy. "Aduh...sakit tau beb..." desah Teddy sambil mengusap dahinya.

Setelah gue dan Teddy selesai mandi. KReoggh...bunyi cacing diperut Teddy. "Hehehe....😀" tawa Teddy pelan. "Iya iya aku buatin makan" jawab gue kesel. Setelah selesai makan kami berangkat ke sekolah bersama sama.

**********

Jam pertama adalah pelajaran Bahasa Inggris, namun Bu Clara -wali kelas- memasuki kelas dengan seorang anak laki laki. Sepertinya ini anak gue kenal da...Gumam gue dalam hati, dan ternyata bener dugaan gue itu si onta alias Bima Affandi. Entah kenapa perasaan itu datang lagi, gue sudah lupain dia tapi malah lagi balik ke pikiran gue.

#flashback mode on#

Dulu waktu gue duduk dikelas 3 SD satu satunya orang yang mau berteman sama gue adalah Bima Affandi. Makin lama gue makin akrab sama tu onta.

Setelah SMP, gue kecantol sama tu onta, namun onta ini pergi tanpa sebab dan kabar. Gue di tinggalin begitu aja sama tu onta. Ini hati mas bukan terminal, hati gue juga bukan dari baja!! Sejak hari itu gue trauma memiliki pasangan. Namun hari demi hari gue belajar untuk ngelupain dia dan sampai akhirnya gue ketemu dengan Teddy.

#Flashback mode off#

"Reyy......" teriak Bima sambil menghampiriku. "Apa onta?" tanya gue kesal. "Masih aja di panggil onta, akukan masih kangen sama kamu" jawabnya pelan. Tiba tiba saja Rey menyemburkan warna merah merona di pipinya. Seketika onta memeluk gue dan itu membuat gue bener bener kaget. Tangannya yang besar dan hangat meraba punggungku. Tinggi badannya lebih tinggi dari padaku membuat aku tak bisa melihat apa selain seragamnya dengan aroma parfum yang tak asing bagiku. Seketika aku mendorong badannya sampai ia terjatu di lantai "Dasar ini tempat umum tau! lo kira gue homo apa!" bentak gue. Tapi Bima hanya menjawabnya dengan cengiran.

( Teddy's POV )

Ketika melewati lorong kelas, diujung lorong terdapat Bima dan Rey yang sedang....

Berpelukan...!!!

Seketika badan ini lemas dan tak berdaya. Hatiku terasa amat hancur melihatnya. Dada ini mulai sangat menyesesak dan rasanya sangat sakit. Rasanya seperti ditusuk beribu ribu pisau. Apakah ini balas dendam? Apa dia sudah tidak mencintaiku? tapi kenapa? Kenapa?

"Dasar ini tempat umum tau! lo kira gue homo apa!" bentak Rey yang terdengar sangat keras karena bergema.

Dengan perasaan tak karuan aku menghampirinya. Tanpa menyapanya bahkan menolehnya pun aku tidak kuat. Benar, hati ini benar benar hancur. Ketika aku berpapasan dengan Rey, ia menghampiriku. "Hai Teddy...." sapanya dengan gembira. Namum aku tidak mendengarkannya dan terus berjalan menyusuri lorong, tanpa melihat ke belakang. "Teddy apa yang terjadi, hari ini tingkahmu sungguh aneh" kata Rey yang lari menghampiriku. Namun lagi lagi aku tidak menjawabnya.

Sesampainya didepan rumah aku menutup pintu pagar tanpa menghiraukan Rey yang diam terpaku di depan pagar. Sekali lagi Rey menanyakan "Apa yang terjadi denganmu?" Namun aku tidak menghiraukannya, setelah menutup pintu rumah aku langsung pergi kekamar. Namun air mata mulai berjatuhan ketika aku melihat ke jendela Rey masih terdiam di depan pagar rumahku.

Sungguh sakit rasanya ketika melihat orang yang paling aku sayang berpelukan dengan romantis bersama orang lain. Sakit.... bahkan membuatku tak berdaya seketika

============♡===========

Maaf..........
Aku udah mulai sibuk dengan les, kerja kelompok, ekstra kulikuler, dan lain sebagainya....

sekali lagii mohon maaf yah.....

toling tinggalkan jejak berupa kritik mau pun sarannya yah.....

Bukan Cinta Biasa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang