Episode 10: Nongkrong di Pujasera

13.3K 1.4K 317
                                    

"Sayang ... aku lagi butuh kamu!" Andra langsung bicara pada intinya, tepat setelah Tiara menerima teleponnya.

"Assalamualaikum!" sindir Tiara seraya mengucap salam. Mengingatkan harusnya Andra yang megucap salam duluan.

"Waalaikumussalam. Maaf, Sayang ... aku lagi gemetar, tremor seluruh badanku!" jujur Andra

"Lho ... kenapa memangnya, Ndra? Kamu nggak lagi meriang, kan?" Tiara terdengar khawatir.

"Kan aku sudah bilang … aku mau dipanggil sayang juga, Yang!" Andra cemberut, seketika salah fokus. Padahal tadi Andra mau curhat perihal dirinya yang masih tremor sebadan-badan, setelah melihat adegan penjahitan live action langsung di depan mata.

Tiara terkikik di seberang sana. "Maaf-maaf, aku sedang coba membiasakan diri mengucap kata itu, Say! Sumpah geli!"

"Say ... Say ...!" Andra meledek Tiara.

"Say kan kependekan dari sayang, Ndra!"

"Ya semoga betulan sayang. Takutnya malah sayton!"

Tiara tertawa lagi. “Ya sayang, lah. Masa sayton. Ada-ada aja kamu, tuh.”

Andra tersenyum senang mendengarnya. Tentu saja karena ia sudah dapat validasi dari Tiara. Kini kembali fokus pada tujuan utamanya menghubungi Tiara tadi.

“Aku serius, aku lagi butuh kamu, Yang.”

"Kenapa memangnya? Cerita, dong! Kenapa kamu sampai tremor seluruh tubuh, kalau bukan karena meriang?"

"Singkat cerita, Mbak Anya udah melahirkan. Detailnya nanti aku ceritakan kalau kita ketemu. Kamu ke sini, ya! Tolong!"

"Masya Allah, Mbak Anya sudah melahirkan? Alhamdulillah ... cewek apa cowok anaknya, Sayang?"

Andra tersenyum lagi mendengar kata sayang dari mulut Tiara. "Iya, cewek, Sayang. Kamu lagi repot nggak?"

"Aku lagi free kok. Oke aku langsung ke sana sekarang. Di rumah sakit mana?"

“Di Medika Ardian, Yang. Masih di ruang bersalin, masih observasi sebelum pindah ke kamar rawat inap.”

"Ya udah, aku ke sana sekarang, ya. Kamu udah makan apa belum? Di sana ada siapa aja? Biar aku bawain makanan."

Hati Andra rasanya hangat merasakan kasih sayang dari pacarnya itu. Walau istilahnya Tiara adalah cewek jeger, tapi ia selalu penuh dengan perhatian dengan caranya sendiri.

"Ada semuanya, Sayang. Tapi kamu nggak usah repot-repot bawa apa-apa. Kami udah pada makan kok!"

"Tunggu dulu sebentar ya. Aku mau otw!"

"Hm ... hati-hati ya, Sayang! Terima kasih!"

"Iya, Sayton!"

"Astaghfirullah!"

***

Meskipun Andra bilang sudah makan, nyatanya Tiara datang tetap dengan membawa makanan masakan ibunya. Ia lihat Andra duduk di salah satu kursi panjang di depan ruang bersalin.

Andra masih pakai seragam sekolah yang kemarin sore, mukanya pucat pasi seperti sedang tipes. Tiara langsung duduk di sebelah pacarnya itu.

"Kamu meriang betulan atau gimana, Ndra? Pucet banget!" Tiara langsung menyentuh kening Andra, syukur lah tidak demam.

"Ya gimana nggak pucet aku? Aku yang antar Mbak Anya ke rumah sakit, ketubannya udah pecah. Mana tadi Bapak mau semaput pas mau mengazani Aruni. Akhirnya aku yang azanin. Dan kamu tahu, tadi aku nggak sengaja lihat pas Mbak Anya dijahit. Merinding sebadan-badan!" Andra langsung menyampaikan keluh kesahnya.

Janda Dinikahi Vokalis BandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang