(3)

115 16 3
                                    

22 JANUARI 2010

 07:00 AM

Cahaya matahari bersinar samar siang itu, menembus rangkaian awan yang saling bertumpuk di angkasa. Cuaca hari ini cukup cerah, bagus untuk dibuat berolahraga dan berjalan - jalan, tetapi daritadi Zack hanya bermain di kamarnya, hari ini ia libur sekolah, terkadang ia keluar kamar untuk menonton televisi. Ia sedang sendirian di rumah sekarang, tak ada yang menemani. Pamannya pergi karena ada janji dengan teman kerjanya, bibinya juga sedang pergi ke rumah temannya, sebelumnya bibinya telah menawarkan agar Zack ikut, tetapi Zack menolaknya, ia lebih suka berada di rumah dan ia tak mau merepotkan bibinya. 

Disaat Zack melamun menatap keluar jendela, ia teringat kejadian beberapa hari yang lalu saat manusia bertopeng hampir membunuh dirinya, ia belum bisa melupakan sama sekali kejadian itu.

"TRRRTTT....." Suara dering handphone Zack memecah keheningan.

"siapa yang telfon sih?! bikin kaget aja", dengan segera Zack melihat handphone nya.

Tak ada nama di penelfon tersebut, hanya nomor telepon yang terlihat. Zack tak mengangkat telefon tersebut.

"TRRTTT...suara dering handphone terdengar lagi.

"siapa sih? mungkin aja itu sesuatu yang penting", pikirku.

Zack mengangkat telefon dari nomor yang tak dikenalinya tersebut.

"halo siapa ini?", tak ada jawaban,

"siapa ini?", sekali lagi ia bertanya tetap tak ada jawaban, lalu ia mematikan telefonnya.

"TING..."ada sms masuk di handphone Zack.

Seketika membuka sms tersebut Zack kaget tak main. Sms tersebut dari nomor yang menelfonnya tadi. SMS tersebut bertuliskan

"KAU AKAN MATI! DAN ITU TAK KAN LAMA LAGI!"

Zack diam seribu bahasa, ia tak tahu harus berbuat apa. Rasa ketakutan menguasai dirinya. Ini adalah ketiga kalinya ia di teror. Zack yakin bahwa sms dan telefon barusan sangat berhubungan dengan kejadian teror sebelumnya yang ia alami. Dan ia berfikir bahwa orang yang meneror dan hampir membunuhnya tersebut adalah pembunuh bertopeng yang ada dalam berita televisi tersebut. Artinya berarti ia sekarang sedang diincar oleh pembunuh tersebut untuk dijadikan korban selanjutnya. Zack merasa benar - benar dalam bahaya,

"mungkinkah aku harus bilang kejadian teror yang selama ini ku alami ke paman dan bibi? atau ke polisi?, mungkinkah mereka akan percaya begitu saja dengan nya? hanya karena sms seperti ini, mungkin saja sms itu hanya orang yang sedang iseng atau kurang kerjaan, mungkin mereka tidak akan percaya begitu saja. Mungkin aku butuh lebih banyak bukti lagi agar dipercayai".

*******

Update setiap hari minggu

WHO'S BEHIND THE MASK ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang