(1)

186 21 8
                                    

Siapa namaku? aku sendiri juga tak tahu siapa namaku, bahkan aku juga tak ingat kapan terakhir kali aku melihat wajah kedua orang tua ku yang entah sekarang ada dimana. Mereka sudah meninggalkan ku sejak aku masih kecil, tepatnya umur 5 tahun. Kini aku di rawat dan dibesarkan oleh pamanku Frank, ia tak mempunyai seorang anak. Ia seorang karyawan di sebuah perusahaan.

Aku sungguh menyukai sifatnya yang baik, rendah hati dan dermawan. Ia tak pernah memarahi ku ketika aku berbuat salah, hanya menasehati dengan halus. Ia juga sering mengajak ku bermain dan berjalan - jalan ke taman kota. Itulah pamanku. Sedangkan bibi ku, bagaimana dengan bibiku?, ia tidak bekerja, ia hanya bekerja rumah tangga. Sifat bibi ku sedikit berbeda dengan paman, ia baik hati dan dermawan, meski ia cukup tegas dan keras, kadang ia memarahi ku jika aku berbuat salah. Paman dan bibi memanggil ku "Zack".

"Mungkin itu sebuah namaku", pikirku.

Aku pernah bertanya kepada paman bahwa berada dimana kedua orang tua ku sekarang?", paman mengerutkan dahi lalu memasang wajah melas dan berkata,

"kedua orang tuamu sudah meninggal".

Hari Pertama, 16 JANUARI 2010,
05:00 AM

"DRRTT...." suara dan getaran alarm membangunkanku dari tidur. Aku beranjak dari tempat tidur hendak mandi. Terlihat bibi sudah bangun dan sudah menyiapkan sarapan untuk pagi ini, lalu ia memberi senyuman tipis.

"Pagi Zack"

"Pagi juga bi..", balasku ke bibi sembari memberi senyuman mantap.

Lalu aku segera ke kamar mandi. Saat aku di dalam kamar mandi aku dikejutkan oleh tulisan di kaca jendela kamar mandi yang bertuliskan

"MATI"

Tulisan itu berwarna merah darah, karena aku adalah anak yang selalu positive thinking, kupikir itu hanya ulah paman yang iseng menulis tulisan itu dengan lipstik yang selama ini dipakai oleh bibi. Lalu aku menghapus tulisan itu dengan air.

Setelah mandi tubuhku yang semula lengket dengan keringat sekarang menjadi berasa lebih segar. Aroma makanan masakan bibi juga sudah tercium membuat ku menjadi semangat. Tak sabar rasanya ingin menyantap masakan bibi, pasti sangat lezat. Sebelum itu aku memakai seragam terlebih dahulu. Lalu pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama. Di saat sarapan bersama aku menanyakan ke paman tentang tulisan yang kutemui tadi saat berada di kamar mandi, aku sangat yakin bahwa itu adalah ulah pamannya tersebut namun paman tak tahu dan tak percaya apa yang telah ku lihat, aku berusaha agar paman mengakuinya, tetapi paman benar - benar tidak tahu. Begitu juga dengan bibi, ia juga tak tahu tentang tulisan itu.

"Ini aneh...", pikirku.

Lalu paman menyalakan televisi yang berada di depan meja makan bertujuan untuk mengalihkan pembicaraan. Berita televisi hari ini tentang pembunuh bertopeng yang sudah lama berhenti dari hobby membunuhnya kini kembali beraksi lagi, kasus - kasus pembunuhan itu belum di temukan siapa persis pelakunya. Kasus pembunuhan - pembunuhan ini masih di selidiki oleh polisi, sudah 5 nyawa hilang, termasuk ayah dan ibu Zack, Polisi harus bertindak cepat.

Zack tampak biasa - biasa saja mendengar berita tersebut, ia memang sudah tahu bahwa kedua orang tua nya telah meninggal, tetapi pamannya Frank tak memberitahu sebab kematian kedua orang tuanya, ia tak ingin memberitahukannya. Lalu paman mematikan televisi.

"Oke waktunya berangkat sekolah Zack!"

"Ayo kita berangkat!", balasku dengan penuh semangat.

*****

Update setiap hari minggu

WHO'S BEHIND THE MASK ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang