Chapter 1 - Introduce

263 91 156
                                    

.
.
.

© 2017, hoondestiny

***

Saat bel istirahat berbunyi dan Ibu Kang meninggalkan kelas, aku mulai merapihkan buku-bukuku. Tak lama, kudengar derap kaki yang mendekat. Dan berhenti tepat di sisi kiriku. Kupastikan dia adalah satu orang dengan gigi yang khas.

Jeon Jungkook.

Dia adalah temanku. Hanya dia yang terdekat denganku saat ini. Aku mengenalnya sejak tahun keduaku di sekolah ini. Kami berada di satu kelas yang sama selama hampir dua tahun. Tapi, kami baru benar-benar saling kenal dan saling dekat sejak enam atau tujuh bulan yang lalu—akupun tak dapat memastikannya. Yang jelas, ini dimulai setelah bazaar sekolah waktu itu.

"Ayo, aku sudah lapar." katanya. Aku tahu maksudnya; dia mengajakku kekantin, tentu saja.

Aku hanya membalas dengan senyum dan kami melangkah beriringan menuju kantin.

Jungkook adalah lelaki yang baik hati. Untuk saat ini, dialah yang paling mengerti tentangku. Dia juga satu-satunya orang yang membantuku saat pemilik apartemen datang—menagih uang sewanya padaku. Karena pada saat itu, dia sedang berkunjung untuk mengerjakan tugas bersama. Aku benar-benar malu saat itu. Dia yang membayar uang sewaku (anyway, aku sudah membayar hutangku ini). Kemudian, dia menawariku sebuah pekerjaan paruh waktu. Dia bilang bahwa toko roti milik pamannya sedang memerlukan seorang part-timer. Aku tak menyia-nyiakannya, tentu saja.

Jungkook; dia telah banyak membantuku.

Aku meringis pelan ketika kurasakan cubitan di pipi kananku. Aku menoleh kearah kanan dan kulihat Jungkook dengan wajahnya yang agak kesal.

Yeah. Hanya 'agak' kesal.

"Kenapa?" tanyaku. Kami baru saja melewati perpustakaan dan sebentar lagi tiba di kantin.

"Kau mengabaikanku." jawabnya, masih dengan wajah yang sedikit hilang mood itu.

"Oh, maaf." aku sempat terkekeh pelan melihatnya. "Kau bicara apa tadi?"

"Tidak jadi. Lupakan saja." Jungkook mempercepat langkahnya setelah menjawab pertanyaanku. Lagi, aku terkekeh sebelum menyamakan langkahku dengannya.

"Hei, tunggu aku!"

***

Aku menyandarkan kepalaku diatas meja kasir dan benar-benar hampir memejamkan mata saat bel pintu berbunyi, menandakan adanya pelanggan yang datang. Aku terkesiap dan langsung berdiri.

"Selamat datang." ucapku dengan sedikit menundukkan kepala.

Tiga perempuan remaja itu langsung mengambil nampan dan memilih roti kesukaan mereka. Tak sengaja, aku menatap salah satu dari mereka. Aku sedikit terkejut, begitu juga dengannya. Dia membuka mulutnya. Ada yang ingin dikatakan, sepertinya. Namun kedua temannya memanggilnya.

Maka, perempuan tadi menutup mulutnya kembali dan menghampiri teman-temannya.

Aku mengenal perempuan tadi. Namanya Kim Jaein. Dia adalah adik dari Kim Taehyung.

[ Chaptered ] It Should be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang