Chapter 3 - Tired

148 55 69
                                    

.
.
.

© 2017, hoondestiny
Cover credit to Rookie Art

***

Dan aku berakhir di ruang olahraga bersama Jungkook dan dua orang yang entah siapa namanya.

Seseorang terbatuk saat memindahkan matras.

Oh, iya. Kim Taehyung ada di sini juga. Ini kedua kalinya kami menjalani hukuman bersama setelah hubungan kami berakhir. Kecanggungan kami masih sama. Bedanya, kali ini ada Jungkook dan juga dua orang—sekali lagi; entah siapa—itu bersama kami.

Aku dan salah satu anak yang tak kutahu namanya itu bertugas menyapu ruangan berukuran 10×15 meter ini dan yang lainnya membersihkan properti. Tak jauh dari tempatku, kulihat Jungkook sedang menyusun bola-bola kedalam lemari. Aku masih mengayunkan sapu yang kupegang sampai aku tiba di hadapannya.

Aku bercicit didepannya, "Maaf, ya. Karenaku, kau jadi terlambat juga."

Jungkook menoleh, "Tak apa, aku cukup senang, kok. Paling tidak, setelah ini aku punya pengalaman dihukum oleh Pak Hong."

Jungkook tersenyum hangat. Aku merasa lega karena dia tak menyesali keputusannya untuk menjemputku.

Well, sebenarnya aku tak memintanya untuk menjemputku. Tapi, dia bersikukuh ingin berangkat bersamaku. Dan akhirnya, aku membuatnya dihukum untuk pertama kali.

"Aku bereskan sebelah sana dulu, ya." katanya lagi. Aku tersenyum dan mengangguk pelan untuk menjawabnya. Lalu, dia meninggalkanku; melanjutkan pekerjaannya.

Begitupun aku yang kembali mengayunkan sapu. Pandanganku hanya fokus pada lantai sebelum sepasang kaki yang tak asing itu menyitanya. Aku berdebar hanya karena melihat kaki yang dibalut Yeezy black-grey di sudut ruangan itu.

Kim Taehyung sedang merapikan gulungan tali yang tak kutahu apa fungsinya.

Aku memelankan langkahku. Berharap dia segera berpindah tempat dari sana.
Tapi nyatanya tidak.

Dia bertahan di situ.

Jarak kami semakin dekat dan aku tak tahu harus bersikap bagaimana. Aku bahkan belum mempersiapkan apa saja yang harus kulakukan jika berhadapan dengannya. Ini terlalu tiba-tiba.

Sejujurnya, perasaan itu masih ada. Aku mengenal desiran aneh ini. Aku tak mendapatkan fokusku kembali.

Dan aku menyadari bahwa aku telah menyapu kakinya sedari tadi.

Mulut dan mataku melebar. Aku mendongak. Taehyung menatapku dengan datar dan kami berjarak kurang dari satu meter.

"M-maaf. A-aku tak sengaja."

Aku menyumpah mulutku yang tiba-tiba menjadi gagap. Suaraku pun jadi sumbang. Aku tak bisa mengontrol perasaanku.

Aku rindu Taehyung.

"Yujin!"

Belum sempat aku mendapat reaksi Taehyung, kudengar Jungkook memanggilku. Aku mencari sosoknya. Rupanya ia berada di depan pintu dengan membawa sebuah tangga lipat. Dia tersenyum bodoh. "Bantu aku, dong. Ini berat sekali, ugh."

[ Chaptered ] It Should be YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang