"Asik, rambutnya baru nih ya."
"Uhuui, iya nih. Bagus bagus."
"Gimana? Bagus ngga?"
"Gue suka. Disalon mana?"
"Biasaaaa. Salon langganan gue."
Renita merapikan rambut yang baru ia potong sebahu. Dengan warna coklat semu yang bercampur dirambut hitamnya. Sahabat-sahabatnya memperhatikan gaya rambutnya yang baru. Friska, Yohana dan Citra adalah sahabat Renita sejak di bangku kelas 1 SMA. Mereka dikenal geng yang memiliki gaya dan paras berbeda diantara siswi lainnya. Sering sekali mereka terkena teguran dari kesiswaan karena gaya pakaiannya yang tidak semestinya. Rok yang ketat, baju kekecilan, sepatu warna putih. Mereka sangat bebas dan terkenal angkuh pada siswa lainnya.
"Ntar malem kemana?" Tanya Friska.
"Iyaaa, kemana? Hangout, yuk. Gue bosen banget dirumah." Jawab Yohana sambil menggandeng tangan Renita manja.
"Ikut gue aja ketemuan sama Dafa. Gimana?" Renita memberi tawaran pada sahabatnya.
"Boleh juga. Oke ntar malam ya?"
"Sip."
Di sepanjang jalan menuju kelas semua siswa selalu menatap kehadiran 4 siswi tersebut. Namun tidak ada siswa yang berani melirik sinis. Hingga akhirnya Friska menghentikan langkah kakinya dan para sahabatnya itu.
"Stop! Liat deh." Friska menunjuk kearah siswi yang berkacamata dan berambut merah. Dengan rok yang panjangnya diatas lutut.
"Anak baru tuh. Perlu diberi peringatan ngga?" Yohana melirik Renita.
"Jelas, harus diberi peringatan." Renita tersenyum menyeringai.
Mereka menghampiri siswi tersebut yang sedang sibuk dengan hpnya. Dengan segera Citra merebut hp yang ia bawa.
"Apaan lu? Mau hp lo balik?"
"Kembalikan hpku." Pinta siswi baru tersebut.
"Enak aja lu main minta. Elu anak baru ya?" Tanya Friska.
"Kenapa?"
"Masih baru aja sok-sokan. Tuh rambut ganti. Elu pikir ini sekolah model jadi rambut bisa di warna sesuka hati elu." Renita mengibaskan rambut siswi tersebut.
"Ren, roknya, uhh menggoda sekali." Yohana menyenggol kakinya.
"Besok gue ngga mau liat elu pamer paha kek gini lagi. Ganti!" Murid-murid yang lain hanya melihatnya. Mereka tidak berani menolongnya.
"Cit, balikin hpnya. Awas ya elu!""Nih ambil." Citra memberikan hpnya secara tidak sopan.
Pelajaran berlangsung, tepat di akhir jam giliran mata pelajaran kimia. Dan guru kimia dikenal sebagai guru yang killer. Bu Widia namanya.
"Jadi reaksi yang ditimbulkan seperti ini." Guru menunjukan penjelasan di papan. "Kalian harus bisa menghafal proses tersebut karena biasanya pada soal unas selalu keluar meskipun pada konteks yang lain tetapi masih satu bab."
Renita yang duduk sebangku dengan Citra tidak mendengarkan Bu Widia. Karena duduknya dipojok belakang, mereka asik bercanda.
"Ihh, kalo kuku ga dicat gitu kek mak lampir tau, hii... hihihi."
"Persis kek kuku elu waktu kecil masih main tanah, hehehe."
"Renita!" Teriak Bu Widia. Dengan segera Renita diam dan memperhatikan gurunya.
"Sudah berapa kali kamu bercanda sama temanmu di jam pelajaran saya?!""..." Renita cuma diam.
"Kerjakan soal tersebut, dengan prosesnya harus benar, kalau salah silakan kamu keluar ruangan saya sampai jam pelajaran selesai."

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SI GADIS JAKARTA
Storie d'amoreRenita. Gadis Jakarta yang hobinya berbelanja dan nongkrong bersama teman-teman gengnya. Usianya masih 18 tahun tetapi paras dan gayanya bisa memikat siapapun lelaki yang melihatnya. Ia dilahirkan dari Orangtua yang berprofesi sebagai kepala sekolah...