"You give me all these memories, Now you're just a memory"
_____Alvina yang berada di pelukan Berlin, hanya mampu menangis histeris
Pemakaman Aldo hanya dihadiri keluarga nya dan juga teman-teman terdekat nya
Cuaca mulai menjelang sore ini agak sedikit mendung, sama seperti suasana hatinya Alvina
Avina tetap tidak bergeming dari tempat yang ia duduki, ia hanya menatap makam baru itu dengan tatapan kosong
Ia seperti tidak punya tujuan hidup lagi, laki-laki yang sangat ia cintai terlebih dahulu menghadap sang pencipta
Ia menangis dalam diam, semua orang yang menghadiri pemakaman Aldo kini telah berhamburan pulang
Termasuk Berlin-ibundanya Aldo, Orang tua Alvina juga ikut pulang karena ada urusan kantor yang harus dikerjakan. Disini ia ditemani sahabatnya- Lisna
"Vin, ayo pulang ini udah mau hujan. Besok kita kesini lagi ayo" Lisna pun menarik dengan lembut bahu Alvina agar ia bisa berdiri
Alvina hanya menurut saja, kali ini ia harus kuat. Saat pulang kerumah, sosok Alvina mulai berubah yang tadinya periang sekarang ia menjadi gadis yang jarang tersenyum. Ia tak selembut sebelumnya, ia juga berubah menjadi perempuan dingin jika dekat dengan laki-laki. Hanya yang dekat dengan nya saja yang dapat membuat nya tersenyum
Flashback off
Alvina menghapus air matanya dengan kasar, ia harus kuat. Ia pasti akan menjalani pesan terkahir Aldo untuknya, yang pesannya agar ia menjadi wanita yang kuat
Sebuah usapan lembut pada punggung Alvina, membuat nya tersadar "Astaga, gua kalo kesini pasti bawaan nya nangis mulu"
"Udah biarin aja, pulang yuk Vin. Ini udah siang" Ujar Lisna dengan pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Forever Love
Teen Fiction[Slow update] Cinta, Alvina tidak mengerti akan cinta. Masa lalu nya lah yang membuat Alvina tidak ingin mengenal cinta. Karena cinta, dirinya berubah menjadi sosok yang dingin kepada lelaki manapun Tetapi, ia merasakan hadirnya cinta kembali ketika...