(05) Drama Korea

63 3 0
                                    


Bagian 5

"Drama Korea"

***

"Apa sih Bill!" Teriakku pada Billy. Aku masih terus berusaha untuk melepaskan genggaman tangannya. Tapi susah. Akhirnya aku menyerah, mungkin gilanya lagi kumat.


"Temenin gue."

"Kemana?"

"Ikut gue," ucapnya, melepaskan genggaman tangannya. Sekarang dia berjalan mendahului ku.


Aku tidak tahu apa maksud dari tingkah Billy yang tiba-tiba menarikku. Rasa maluku terhadap Kak David semakin besar dan itu karena Billy. Kemarin aku meninggalkan Kak David gara-gara mood ku rusak saat lihat Billy, sekarang dengan lantangnya Billy menarik ku di depan Kak David. Billy sinting.

Billy berbelok arah menuju belakang sekolah. Aku pun mengikuti langkahnya. Suasana disini sangat sepi.

Aku mulai siap-siap untuk sesuatu buruk yang akan terjadi. Karena, Billy memang tak dapat dipercaya dari segi apapun.

Tapi semua kekesalanku terhadap Billy menghilang setelah melihat bunga-bunga yang berada di sana. Sudah sangat lama aku tidak melihat kumpulan bunga yang secantik ini. Mungkin tempat ini bisa dibilang taman atau mungkin surga yang terpencil.

Hampir seluruh bagian yang ada di belakang sekolah ini tertutupi oleh tanaman bunga. Entah itu bunga apa yang jelas semuanya berbeda-beda.

Di tengah luasnya taman ini terdapat satu jalan yang membuat taman ini terbagi menjadi dua.

Di tengah luasnya taman ini terdapat satu jalan yang membuat taman ini terbagi menjadi dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ujung jalan tersebut terdapat suatu bangunan berbentuk kotak yang transparan. Dari kejauhan aku bisa melihat di dalamnya terdapat bibit-bibit bunga, sebuah alat lebih tepatnya seperti mesin, dan ada beberapa karung putih yang tertumpuk.

Aku berhenti sejenak, melihat Billy yang berjalan ke arah ruangan berbentuk kotak itu. Aku pun mengejarnya untuk menyamai langkah. Namun, ketika Billy sudah sampai di depan ruangan tersebut ia menghentikan langkahnya. Aku pun mengikutinya dengan berdiri di samping kirinya.

"Ada apa?" Tanyaku melihat Billy yang terlihat

Billy tak menjawab pertanyaanku. Ia berjalan memasuki ruangan tersebut.

"Kok lu bisa tahu tempat ini?" Tanyaku lagi.

"Makanya jangan tebar pesona mulu sama kakak kelas yang tadi," jawabnya dengan wajah yang mengesalkannya itu.

"Ih apa urusannya sama lu?"

"Lu tau nggak kalau kakak kelas yang tadi itu bukan sembarang orang. Gak baik buat kesehatan."

Sebelas DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang