Berantem Lagi

5.1K 226 4
                                    

Pagi ini Kevin, Benefito, dan Reza datang ke sekolah dengan wajah yang sok cool. Kevin memasukkan tangannya dengan kepala yang ditegakkan. Membuat siswi yang tak sengaja bertemu dengan mata Kevin, berteriak histeris.

"Cewek kalo liat lo baperan Pin" Akhir-akhir ini Benefito sering memanggil Kevin dengan sebutan 'Pin'

"Iya. Nggak nyadar apa disebelahnya ada cowok yang lebih ganteng" Reza terkekeh narsis

Sementara Kevin hanya menanggapinya dengan cuek. Dia hanya menginginkan gadisnya. Gladis Anggia Wiratama.

Sampai dikelas 10 IPS-5, mereka langsung duduk dibangku paling belakang. Posisi tersebut memang paling memungkinkan untuk tidur. Baru saja Kevin memejamkan mata beberapa menit, Bu Dian sudah memasuki kelas dengan tumpukan soal-soal.

"Keluarkan alat tulis kalian ! Hari ini kita ulangan"
Bu Dian yang notabenya guru matematika membagikan soal kepada semua siswa. Langkah Bu Dian terhenti ketika melihat Kevin yang tertidur pulas.

"Keluarkan alat tulismu Kevin" Suara Bu Dian semakin dinaikan. Kevin mengangkat kepalanya dan mengerjapkan matanya.

"Aduuh. Ibu guru yang cantik bisa nggak sih, sehari aja nggak usah teriak-teriak sama saya?" Kevin menegakan posisi duduknya

"Saya nggak ikut ulangan deh bu. Lagi mules" Lanjut Kevin

"Nggak. Semuanya harus ikut, sekalipun itu siswa terbodoh" Tegas Bu Dian

"Ibu nggak bisa gitu dong. Itu namanya melanggar hak asasi" Protes Kevin tak kalah sengit

"Tau apa kamu tentang hak asasi ? Bukannya di otak kamu hanya tau buat onar?" Kata Bu Dian dengan sinis

"Ibu tau apa tentang saya ?" Ucapan Kevin tak kalah sinis

"Semua orang juga tau kalau kamu itu biang onar dan tak tau sopan santun" Suara Bu Dian meninggi "Saya heran. Apa mama kamu tidak pernah mengajarkan sopan santun?" Kata Bu Dian ketus

"Tau apa Bu Dian tentang mama saya ? Apa Ibu Tuhan ? Yang bisa merendahkan orang lain ?" Kevin berdiri menggebrak meja. Bu Dian diam tak bergeming.

"Saya nggak suka Ibu merendahkan orang nomor satu di hidup saya" Tangan Kevin terkepal. Hampir saja ia ingin memukul Bu Dian, tapi ia urungkan bahwa Bu Dian juga wanita dan harus dihargai.

Kemarahan tampak terlihat jelas di wajah Kevin. Bu Dian merasa serba salah. Mata tajam Kevin seolah menyudutkan Bu Dian dilorong yang penuh dengan rasa bersalah

"Kamu mau kemana Kevin?" Tanya Bu Dian dengan suara gemetar

"Saya nggak sudi mengikuti mata pelajaran Ibu" Mata hitam milik Kevin sekarang berubah menjadi tajam, mentap Bu Dian dengan amarah

"Dan satu lagi Bu. Jangan sekali-kali memandang rendah mama saya. Salahkan 'tua bangka' itu. Dan saya minta maaf karna sudah membentak ibu" Selepas mengatakan itu. Kevin segera meninggalkan kelas.

Bu Dian hanya terpaku menatap punggung Kevin yang kian jauh dan menghilang. Teman-temannya yang lain kaget melihat kemarahan Kevin. Lain dengan Reza yang sudah hafal dengan sikap Kevin, bahkan Benefito pun tidak mengerti.

***

Kring.. Kring.. Kring..

Bel istirahat berbunyi. Gladis menutup buku pelajaran Biologi. Pak Borneo baru saja keluar meninggalkan kelas IPA-1. Tangan Gladis merogoh isi tasnya dan mengambil novel fiksi yang bertuliskan Dear Nathan karya Erisca Ferbiani.

Mata Gladis berbinar ketika ia mengetahui bahwa novel itu akan difilmkan. Gladis mulai membuka halaman per halaman dan membacanya.

Baru saja Gladis membuka halaman selanjutnya, gadis kembar yang menjadi sahabatnya sekarang datang menghampiri Gladis.

TroubleMakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang