1 tahun kemudian....
Kevin, Benefito, dan Reza sekarang sedang duduk di bangku kantin. Tanpa adanya Anggara, yang sudah berangkat ke Sydney.
Kevin menatap kosong kedepan, menganggurkan siomay yang dipesannya.
Benefito dengan isengnya, menempelkan siomay Kevin pada bibir Kevin secara tiba-tiba."Anjing. Paan sih Pit" Kevin mengusap-ngusap saus yang masih nempel dimulutnya
"Ya elu dari tadi bengong mulu" Diikuti gelak tawa Reza
"Kenape lu" Tanya Reza
"Zaa... To" Kevin berubah menjadi mellow
"Paan ?" Jawab mereka serempak
"Gue serius nih, gue nggak rela ninggalin kalian sama Gladis"
"Lo ngomong apee sih ? Seakan-akan lo mau pergi" Kata Reza
"Gue.. gue.. emang mau pergi"
Benefito dan Reza diam, menatap sahabatnya itu lekat-lekat
"Gue bakalan pindah ke Jerman" Kata Kevin menunduk
"Whaaaaaaaaatt ??? Kok bisa ? Trus Gla- ?" Kata Benefito dengan gamblang berkata keras
"Eh mulut lo jangan keras-keras bego. Gue nggak mau Gladis denger" Kevin segera membekap mulut Fito
"Jadi gini.. "
Flashback On
Dentingan suara sendok dan piring bertautan. Suasana ruang makan yang damai penuh dengan kehangatan. Andrean, Mama Tika dan Kevin melahap hidangan makan malam. Andrean ingin sekali mengatakan sesuatu pada putranya. Tapi...
"Naak" Kata Andrean berubah mellow dan berusaha menatap wajah putranya
"Iya pa ?"
"Papa mau bicara sama kamu"
"Iya ? Bicara aja pa"
"Begini nak, papa akan mengembangkan usaha papa di Jerman. Jadi setelah ini, akan pindah ke Jerman, tidak lama nak mungkin hanya 4-6 tahun" Ucap Andrean menunuduk lagi, mengotak-ngatik makanannya
"Syukur alhamdulillah pah. Kevin nggak ikut kan ?" Kata Kevin
Andrean terdiam, ditatapnya Tika. Tika memberikan isyarat pada suaminya anggukan dan senyuman tulus.
"Nak.. papa sudah menuruti semua permintaan kamu, papa hanya minta satu kali ini saja. Kamu ikut papa ke Jerman"
Kevin diam, meletakkan sendok garpu di piringnya. Tenggorokanya tercekat, seakan waktu berhenti. Persetan dengan semuanya, Kevin segera berlari menuju kamarnya. Berlari dan berlari, tak peduli dengan teriakan Andrean yang memanggilnya.
Andrean segera menyusul putranya, membuka perlahan kenop pintu kamar putranya itu
Ceklek
"Naak" Andrean mendekat ke arah balkon, dimana Kevin duduk
"Pah.. Kevin masih 1 tahun lagi untuk lulus. Dan Kevin juga punya-"
"Punya Gladis ?" Andrean tertawa renyah
"Papa tau nak kamu sangat mencintai Gladis. Tapi jarak bukan alasan untuk menjalin hubungan. Papa janji akan membawa kamu kembali ke Indonesia"
"Tapi pa.. waktu 4 tahun itu nggak sebentar"
"Nak.. Tuhan menciptakan tiap orang dengan alasan, entah itu untuk belajar atau mengajarkan, entah itu untuk sesaat atau selamanya, entah menjadi bagian terpenting atau sekedarnya" Andrean menarik nafas, memegang pundak anaknya dengan ketenangan
KAMU SEDANG MEMBACA
TroubleMaker
Teen FictionGladis Anggia Wiratama gadis manis, cantik, dan pintar bertemu dengan seorang cowok bernama Kevin Pradipta Kaslavo murid brandal yang disegani satu sekolah. Yang notabenya adalah badboy SMA Nusantara. Siswa yang paling disegani satu sekolah. Cerita...