Naruto©Masashi Kishimoto
I'll be Crying for You©Istiq2346
Gambar Simpul©Http://www.Google./ ( Saya lupa dengan nama blognya)
Warning:Typo,ancur, abal, dll
SasuHina??
Gak suka??...Harus tetap baca!!😄.
.
.
.Gadis itu sendari tadi duduk di kusen jendela sambil mendongakan wajahnya menatap langit. Air mata yang mengalir keluar melunturkan sebagian makeupnya. Surai indigo yang di sanggul ke atas pun mulai terlihat sedikit berantakan.
Kreckek...
Manik setendu rembulan melirik kebelakang untuk melihat siapa yang membuka pintu kamarnya. Sosok gadis cantik bercemol dua masuk tanpa meminta izin pada sang pemilik ruangan. "Apa yang kau lakukan? Apa kau mau bunuh diri?" ucapnya sambil mendekati gadis yang sedang memandang langit dari balik jendela.
"Itu terlalu konyol, Tenten-san." suaranya terdengar serak, jejak air mata terliat jelas mengukir kedua pipinya. Wajah cantiknya pun terlihat lesu, bahkan kantung mata menghiasi bagian bawah matanya. Penampilannya saat ini sangatlah menyedihkan.
"Ayolah Hinata hari ini hari pernikahanmu, aku tau kau tidak menginginkannya setidaknya berpura-puralah terlihat bahagia." Tenten menepuk bahu hinata pelan berharap dapat mengurangi beban sahabatnya itu.
"Ta..tapi sampai kapan? Apa untuk selamanya?" tanyanya terdengar putus asa.
"Hinata, aku tahu ini sulit. Tapi percayalah semua akan membaik. Se..semua orang telah menunggu kehadiranmu." Gadis bercemol dua itu mengusap air mata yang turun tanpa di perintah, hatinya tentu saja sakit dia sangat bersedih dengan apa yang akan terjadi pada sahabatnya. Dia disini hanya untuk menenangkan Hinata. lalu apa yang telah di ucapnya barusan? terdengar memaksa. Namun, Tenten tidak bemaksud begitu, dia hanya ingin membuat Hinata menjadi lebih tegar. Tenten sungguh membual soal ucapannya, bagiaman bisa ia memberikan kekuatan jika dia sendiri terlihat lemah begini?
"Ba..hiks bagaimana dengan perasaanku? Hiks...hiks Aku dan dia tidak saling mencintai, aku tidak mau," jawabnya menangis segukan.
"Bukannya kau menyayangi ayahmu? Lalu apa kau mau membuatnya kecewa??" Tenten menggenggam tangan Hinata. Dia berusa tegar agar tidak ikut menangis, walau dirinya lah yang menjadi pemulai. Andai saja air matanya tidak meluruh pasti Hinata tidak akan kembali menangis.
"Yang di katakannya benar Hinata."
Mendengar suara orang lain, Hinata dan Tenten menoleh dan mendapati seorang pria dengan surai merah marun tengah berjalan kearah mereka. " Gaara-kun" guman Hinata menutup mulutnya yang sempat membuka karena terkejut.
"Bila kau menolak pernikahan ini kau hanya akan mengecewakan ayahmu dan kau juga kan menorehkan luka yang dalam." pria yang bernama Gaara menduduki sofa yang ada di kamar Hinata.
"Ba...bagaimana dengan hu...hubungan kita?"
"Apa maksudmu?" tanya Gaara mengernyit kan dahinya. "Kita tidak mempunyai hubungan selain berteman dan aku sudah melupakan hubungan kita." Garaa menghela nafas sejenak, haruskah dia melanjutkan perkatanya? bahkan hatinya saat ini sangatlah hancur. Dia belum pernah merasakan rasa sesak yang menyakitkan seperti ini.
"Aku tidak mencintaimu." hati dan mulutnya berkata lain Garaa sangat lah mencintai gadis indigo yang sekarang tengah mengenakan gaun pengantin yang membuat Hinata nampak terlihat lebih anggun dan cantik.
"Kau berbohong Gaara-kun." Tubuhnya bergetar menandakan bahwa sang empenunya tengah menangis, biarkanlah air matanya mengering yang di inginkannya saat ini hanya rasa pengertian dari orang lain, rasa pengertian bahwa dirinya tidak mau menikah dengan pemuda yang tidak dia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Crying for You [perbaikan].
FanfictionKita punya kisah kita sendiri begitupun dengan kisah pernikahan kita yang tak semudah yang kita kira. Cinta kita akan selalu ada dan selamanya akan mewarnai hari kita.