Bel apartemen berbunyi untuk kedua kali pada hari ini, Hinata bergegas membuka pintu dan saat pintu telah dibuka, dengan setelan kantornya Sasuke berdiri disana. "Minggir!" Pria itu mendorong Hinata agar menjauh dari daun pintu, setelah merasa tidak ada penghalang, baru lah dirinya memasuki apartemen yang jarang ia kunjungi. Kalau diingat-ingat, terakhir kali ia berada disini yaitu sekitar tiga minggu yang lalu, ahh.. Rupanya sudah lama dia pergi. Hinata yang didorong paksa, hanya mematung disamping pintu. Rasa sakit, Sasuke menyakitinya lagi.
"Aku akan meneruskan pekerjaan kantor disini, jadi bawakan kopi ke ruanganku," seru Sasuke disela langkah kakinya yang menjauhi pintu masuk.
Mendengar permintaan suaminya, Hinata lekas tersadar dari kediamannya. "Baik, aku akan membawanya," jawabnya sembari tersenyum manis. Suaminya sudah pulang bukan, untuk itu dirinya tak perlu bersedih. Lupakan saja apa yang barusan terjadi.
Setelah menutup pitu, Hinata berjalan menuju dapur dengan perasaan bahagia. Membuat kopi untuk sang suami merupakan bagian dari tugas istri, Hinata bahagia karena hal itu. Hinata pikir, ia takan pernah merasakan bagaimana menjadi istri yang benar, jadi mulai dari beberapa hal kecil saja, sedikit demi sedikit pasti dirinya akan menjadi seorang istri seutuhnya.
"Hinata-sama apa Uchiha-san sudah kembali?" tanya Ayame yang sedang berada di dapur. "Lalu apa yang Hinata-sama lakukan disini? Apa anda perlu dibuatkan sesuatu?"
Hinata menggeleng, dia tidak butuh bantuan dari para maid. "Sasuke-kun meminta ku untuk membuatkan secangkir kopi, jadi aku akan membuatkan apa yang dia minta," ujarnya sembil mengambil cangkir kopi.
***
Sudah sekian kali dia merasa tersakiti, walau yang dinanti akhirnya datang, namun hal itu tidaklah membuat harinya semakin membaik. Rindu dan rasa khawatir memanglah sudah sedikit terobati akan tapi kekecewaan telah menderu hati. Sasuke sering bermain kasar memarahinya bahkan tidak senggan menamparnya untuk kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja. Seperti saat ini yang tengah dia alami, Hinata hanya bisa menunduk dengan mata yang berkaca ketika mendapat tamparan dan kata-kata kasar dari suaminya.
"Aku tidak pernah menyukai semua hal yang manis!" kesalahannya memanglah kesalahan kecil, namun entah mengapa Sasuke membuat kesalahan itu terlihat seperti kesalahan besar yang tidak termaafkan.
"Gomen.. " Hanya permintaan maaf dan penyesalan yang dapat Hinata ucapkan dalam ketakutannya. Hinata benar-benar merasa takut, ia takut terhadap amarah seorang Uchiha Sasuke. Ini lebih buruk dari amarah sang ayah, ayahnya kalau marah pun tak akan main tangan dan ayahnya tidak mengucapkan kata kasar.
"Cih, dasar tidak berguna!" Perkataan itu telah menusuk ulu hati terdalam, gadis itu tidak terbiasa dengan ucapaan suaminya yang memang terdengar kasar dan menyakitkan. "Lain kali kau harus mengingatnya!" Nada suara Sasuke menurun, membuat Hinata sedikit bisa menghirup udara ketenangan. Sasuke selalu memarahinya, akan tetapi pria itu tidak akan lama untuk terus menyalurkan emosi yang dapat membuat siapa saja bergidik ngeri bila berada di samping pria itu.
"A..akan aku i..ingat" jawab Hinata mulai mengambil serpihan kaca yang tersebar di lantai berlapis marmel.
"Biarkan! saja biar para mehid yang membirsihkannya!"
"Tapi... "
"Aku bilang biarkan saja dan cepat keluar dari ruang kerjaku!" Sasuke memotong perkataan Hinata dengan nada membentak, dia kembali termakan amarah.
"Go...gomen" Hinata berlari keluar dan meninggalkan Sasuke di dalam ruangan yang penuh dengan tumpukan dokumen dan beberapa surat penting lainnya.
Prangg...
Suara kaca menghantam lantai terasa memenuhi udara pendengaran, Sasuke menyingkirkan bingkai foto pernikahannya dengan Hinata dari meja tugasnya, entah siapa yang menaruh di sana, Sasuke baru menyadarinya dan saat itu juga dia menyingkirkan bingkai itu. "Untuk apa Hinata?" nanarnya menatap gadis indigo dengan gaun pengantin lewat secarik foto yang telah berhasil mengabadikan moment penting itu. "Aku bahkan tak pernah mau melirikmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Crying for You [perbaikan].
FanfictionKita punya kisah kita sendiri begitupun dengan kisah pernikahan kita yang tak semudah yang kita kira. Cinta kita akan selalu ada dan selamanya akan mewarnai hari kita.