Pria dengan surai merah marun berdiri menatap keluar jendela dari dalam ruang kerjanya, pria itu menggenggam erat secarik foto tentang masa lalunya bersama dengan orang yang dia cinta. Dia merindukan Hinata, sudah satu tahun gaara tidak bertemu dengan wanita itu 'Bagaimana kabarnya?? Apa dia baik-baik saja?? Apa Hinata bahagia?? Lalu apa dia sudah mempunyai anak??' Sederet pertanyaan berkeliaran memenuhi pikirannya. Gaara tidak benar-benar menyerah akan cintanya, jika saja orang yang di nikahi Hinata tidak memberikan kebahagiaan maka Gaara akan menarik Hinata kembali dalam pelukannya
"Gaara..." mata jede pria itu menatap wanita yang telah memasuki ruang kerja"Aku sudah mengetuk sendari tadi tapi kau tidak kunjung merespon" seorang wanita yang lebih tua dari Gaara mendekat ke arah Gaara dengan membawa beberapa dokumen di tangannya "Kau punya perkerjaan di jepang, aku sudah menyiapkan password untukmu" lanjut wanita itu berucap sambil menaruh dokumen yang di bawanya di atas meja kerja Gaara. Bagi Gaara ini adalah suatu kebetulan, dia dapat kembali ke jepang dengan alasan pekerjaan dan dia juga dapat bertemu Hinata untuk melepas rindu yang membelenggu hatinya
Wanita itu menghela nafas, air muka yang terlihat lelah membuat wajah wanita itu nampak gusar "Kangkurou akan menemanimu" wanita yang berada di hadapan Gaara bernama Temari, dia merupakan kakak perempuan Gaara"Kembalilah secepat mungkin!!"
"Siapa yang akan mengurus perusahaan di sini??"
"Aku dapat melakukannnya bukan?? dan lagi kau hanya satu minggu di sana" jawab Temari melirik matanya melihat benda yang berada dalam genggaman Gaara"Lupakanalah Hinata, banyak gadis lain yang mungkin lebih cantik dari dia" Temari membenci Hinata bukan karena dia tidak menyukainya, melainkan dia membenci Hinata yang telah membawa separuh jiwa adiknya. Hinata, gadis yang telah merubah kepribadiaan Gaara melepaskannya dari sebutan pria dingin dan Hinata juga yang telah membuat Gaara lebih parah dari sebelum pria itu bertemu dengan Hinata
"Aku sedang berusaha melakukannya" jawab Gaara memasukan kembali secarik foto itu kedalam dompetnya
****
Pagi ini Sasuke lewatkan untuk sarapan bersama istrinya, dia tengah mengunyah makanan yang telah di masak oleh Hinata. Dalam diam pria raven itu mencuri pandang ke arah Hinata, dia tidak tau mengapa belakangan hari ini istrinya itu terlihat menggoda sehingga membuatnya ingin dan terus ingin menatapnya, sedangkan Hinata yang di pandang hanya diam menikmati makanannya
"Ke..kenapa Sasuke-kun le..lebih memilih sa..sarapan di rumah??" Sasuke mengeryit mendengar pertanyaan dari Hinata "Ba..bagaimana dengan Sakura-san??" dan Sasuke yakin pasti Hinata bukanlah manusia, istrinya itu memanglah seorang malaikat tanpa sayap yang telah di kirimkan Kami-sama untuk menjadi pendamping hidupnya "Ba..bagaimana bi...bila Sakura-san menunggumu??"seharusnya dia merasa bahagia bisa meluangkan waktu bersama suaminnya, akan tetapi Hinata tidak ingin membuat Sakura terluka. Biarkan saja dia yang merasakannya seorang, namun kebahagiaan juga harus Hinata kecap dalam kehidupannya setelah bersuami
"Kau tidak menyukai keberadaaanku di rumah??"tanya Sasuke setengeh membentak "lagian ini rumahku"
"B..bukan ma.."
"Aku membutuhkan makanan rumahan karena itulah aku di sini" Sasuke memotong perkataan Hinata, pria itu memanglah bosan dengan masakan resto yang sering dia santap bersama Sakura
"Gomen" Hinata bangkit dari duduknya untuk mengambil piring yang sudah tidak di gunakan lagi
Seumur hidupnya baru kali ini dia merasakan hatinya di ketuk oleh dua wanita, Sasuke mencintai Sakura namun disisi lain Hinata mulai memasuki ruang khusus di hati pria itu. Sasuke menjambak rambutnya furtasi, antara Hinata dan Sakura mana yang lebih dia butuhkan?? "Aku harus memilih" gumannya pelan sambil menatap Hinata yang tengah mencuci piring
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Crying for You [perbaikan].
FanfictionKita punya kisah kita sendiri begitupun dengan kisah pernikahan kita yang tak semudah yang kita kira. Cinta kita akan selalu ada dan selamanya akan mewarnai hari kita.