Chapter 3 : Killer

2.8K 369 26
                                    

"Aku adalah kekasih (Y/N) jadi aku berhak untuk melarangnya!"
"Kau tak pantas melarangnya seperti itu! Dia punya kebebasan"

"Kalian tampak asik sekali" Taeyong dan Jaehyun langsung memutuskan tatapan mereka dan menoleh ke arah (Y/N) berjalan pelan mendekati mereka berdua sambil memegang sekantong plastik yang berisi susu

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya (Y/N)
"Anni bukan apa-apa" jawab Jaehyun
"Ayo kita pulang (Y/N)" ajak Taeyong
"Eoh? Baiklah, aku pulang dulu oppa, sampai jumpa" (Y/N) melambaikan tangannya ke arah Jaehyun lalu memasukki mobil

Taeyong menatap Jaehyun dari dalam mobil

Mobil itu melesat dengan cepat meninggalkan Jaehyun disana

~~~~~

Taeyong dan (Y/N) masuk kerumah bersamaan dengan (Y/N) di belakangnya gadis itu merasa bersalah pasti Taeyong marah padanya pikirnya

"Ehmm oppa apa kau marah padaku?" pertanyaan (Y/N) membuat Taeyong langsung berbalik menatapnya

"Tentu saja tidak lagipula kau kan sudah meninggalkan catatan di kamar" jawabnya dengan datar (Y/N) tidak mudah percaya karena dia tau walaupun memang pria datar itu benar-benar tidak marah pasti paling tidak dia kesal padanya

"Kau serius?" tanya (Y/N) untuk memastikan namun Taeyong hanya menatapnya dengan datar

"Kenapa hanya diam saja?" ucap (Y/N) setengah berteriak karena Taeyong hanya diam tanpa membalas perkataannya, dia langsung menyilangkan kedua tangamnya di depan dada lalu mengempoutkan bibirnya

"Aku hanya sedang lelah karena pekerjaan yang menumpuk di atas meja kerjaku sayang" Taeyong mengelus rambut (Y/N) lembut sekilas
"Ehmm sebagai gantinya bagaimana jika aku memijitmu sebelum tidur?" ucap (Y/N) dengam dihiasi sedikit imut agar Taeyong tidak kesal lagi

"Bagaimana jika memijat yang lain?" Taeyong memajukan wajahnya sehingga hanya ada jarak sekitar 15 cm
"Pi.pi..pijat yang lain?" gumam (Y/N)

'Apa maksudnya?' tanya (Y/N) dalam hati maksudnya apa? (Y/N) menatap wajah Taeyong dihadapannya pria itu seperti mengartikan sesuatu

Wajah (Y/N) memerah seketika saat mulai sadar apa maksud dari perkataan Taeyong, ini pertama kalinya pria itu menyinggung tentang hal ini karena tentu saja mereka belum melakukan apapun termasuk berciuman sekalipun

"Apa-apaan sih" bentak (Y/N) dia langsung mendorong tubuh Taeyong dan menunduk menyembunyilan wajahnya yang memerah karena malu

"Kenapa wajahmu tiba-tiba merah?" tanya Taeyong sambil memperhatikan wajah (Y/N) yang masih menunduk dan tertutup oleh rambut panjangnya

"Wae? Kau tidak mau?"
"Yak Lee Taeyong!"

(Y/N) menggembungkan pipinya lalu mematap ke arah lain dia benar-benar gugup sekarang
"Maksudku pijat kepala" gumam Taeyong dengan santai, (Y/N) menolehkan kepalanya menatap wajah Taeyong

"Kenapa sepertinya wajahmu kecewa apa yang kaupikirkan? pasti sesuatu yang- aw" Taeyong menjerit kesakitan sebelum menyelesaikan kata-katanya karena cubitan (Y/N) sudah sampai di perutnya sebelah kiri
"Dasar Lee Taeyong!" (Y/N) menghadap ke arah lain sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya seperti orang kepanasan sedangkan Taeyong mengulum senyuman

The Last ▶ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang