Chapter 5 : Big Secret

2.3K 327 13
                                    

"Sebenarnya aku memiliki satu hal yang harus kau dengar dan tidak bisa aku sembunyikan terus-menerus"

David menyipitkan matanya sambil menatap punggung kokoh Taeyong dari belakang menanti kata apa yang akan dikatakan oleh pria itu nanti

"Aku..."

"Tidak pernah mengambil kekuatanku"

"Apa?!!" David langsung berdiri dari kursinya, sangat terkejut

"Bagaimana bisa? Tapi aku yakin malam itu kau-"

"Tidak aku tidak mengambilnya"

"Kau tau itu artinya apa bukan? Kau sama seperti manusia walaupun mungkin kau memiliki sedikit kekuatan"
"Aku lebih baik hidup seperti ini daripada harus memiliki kekuatan dan hidup dengan menyedihkan"
"Tapi suatu saat nanti kau akan memerlukan kekuatan itu Taeyong"
"Tidak! aku tidak perduli aku hanya akan tetap hidup seperti ini sampai aku mati, aku tidak mau berakhir seperti ayah dan ibuku"

David membungkam mulutnya dia tidak bisa lagi berkata-kata

"Jika mungkin kau berubah pikiran masih ada satu cara untuk mengambil kekuatan itu" Taeyong berbalik menatap manik David 

"Kau bisa mengambilnya kapanpun tapi hanya pada saat malam bulan purnama dan hanya pada saat yang mendesak"

David berjalan perlahan kepada Taeyong lalu dia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan sebuah kertas yang dilipat lusuh lalu meletakkannya di tangan Taeyong

"Apa ini?"
"Hanya berjaga-jaga jika kau membutuhkan kekuatan itu, ucapkan lah mantra yang ada di dalam kertas itu dan otomatis kekuatan itu akan segera datang"
"Aku tidak membutuhkannya" Taeyong berniat untuk memberikannya kembali pada Taeyong tapi langsung dicegah oleh David

"Tidak Taeyong! Hanya untuk berjaga-jaga" Taeyong akhirnya menghentikan aksinya dan mulai menurut kepada David di dalam hatinya dia merasa sangat percaya pada David

"Aku harus segera pergi, ucapkan salamku pada kekasihmu itu teh buatannya enak"

David membuka lebar jendela yang berada di belakang Taeyong tadi lalu berdiri tepat di ujungnya

"Sampai jumpa lagi" David menjatuhkan dirinya keluar jendela, saat Taeyong mengejarnya untuk melihatnya David sudah menghilang bagaikan angin

Taeyong menatap ke arah kertas yang diberikan oleh David tadi perlahan dia mulai membuka lipatan kertas itu

Tok tok tok

Cklek

Tangan Taeyong terhenti saat berada di lipatan terakhir karena tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, buru-buru dia menyembunyikan kertas itu di laci mejanya

(Y/N) menyembulkan kepalanya di pintu melihat kesekeliling ruangan kerja Taeyong

"Eoh kemana tuan itu tadi oppa?"
"Dia sudah pergi"
"Apa? Huh padahal aku barusan mau bertanya dia mau makan apa untuk makan malam nanti karena aku kira dia akan bermalam disini"
"Tidak dia sudah pergi tadi"
"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak melihat dia turun ya?"
"Ha? Tadi dia keluar saat kau tengah menyusun kimchi di taman belakang"
"Ohh begitu? Pantas saja aku tidak melihatnya oh iya, oppa mau makan apa?"
"Tidak usah kita makan diluar saja"
"Eh tumben sekali oppa tidak biasanya" ucap (Y/N) terheran-heran entah kenapa sikap Taeyong semakin hari semakin manis menurutnya

"Wae? Kau tidak mau?"
"Anni tentu saja aku mau, tapi kenapa tiba-tiba" (Y/N) menggaruk leher belakangnya yang tidak terasa gatal
"Tidak apa-apa aku hanya ingin sekali mengajakmu makan diluar"
"Baiklah kalau begitu sekarang aku harus siap-siap dulu" (Y/N) segera berjalan kearah kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap karena jarang sekali Taeyong mau makan diluar seperti ini, ini kesempatan bagus bukan?

The Last ▶ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang