Kim Jiwon, pemuda berumur 17 tahun, kelas 12A di Senior High School. Ia anak broken home, kedua orang tuanya beecerai ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Kakak perempuannya, Kim Minzy pergi dari rumah saat itu dan tak pernah kembali hingga sekarang.
Kakak laki-lakinya, Kim Yunhyeong tahun lalu mengalami kecelakaan dan sampai saat ini terbaring kaku di ranjang pesakitan, ia koma.
Ibunya, setelah bercerai ia pergi entah kemana, meninggalkan dirinya bersama sang ayah yang merupakan seorang pemabuk dan maniak judi, tidak pernah menafkahi keluarganya lagi. Dan pada akhirnya, ia lah tulang punggung keluarga sekarang. Sendiri.
Kim Jiwon, siswa sekolah yang dalam sehari bekerja di tiga tempat yang berbeda. Kadang, ia lebih memilih bekerja dan mendapatkan uang dari pada sekolah dan memperhatikan penjelasan guru yang sudah berada di luar nalarnya.
Baginya, sekolah hanya formalitas. Yang ia butuhkan adalah ijazah lulus agar ia dapat bekerja di tempat yang derajatnya lebih tinggi, bukan caci maki seorang yang biasa disebut 'teman' padanya.
Yang ia butuhkan adalah kenyamanan, bukan pembullyan yang selalu dilakukan 'teman' padanya setiap hari. Bukan pula lemparan batu dan telur yang ia butuhkan.
Ia hanya butuh kasih sayang. Rasa peduli, yang tidak pernah ia dapatkan lagi semenjak keluarganya berantakan.
Keluarganya hancur. Ia anak broken home. Wajar saja kan, jika ia membenci hidupnya?
Hidupnya tak lagi glamour semenjak kehancuran itu. Ayahnya sering mabuk, perusahaannya bangkrut. Ayahnya kini seorang maniak judi.
Kakaknya, Yunhyeong. Pecinta balapan liar dengan iming-iming hadiah uang bernilai besar, mengalami kecelakaan. Ia tidak memenangkan hadiah itu, hadiah yang ia inginkan untuk membiayai keluarganya. Ia koma. Adiknya lah yang membiayai biaya rumah sakitnya.
Kim Jiwon, pemuda yang lihai dalam segala bidang. Ia mendapatkan beasiswa, itulah alasan yang membuat ia tidak disukai, dibenci habis-habisan di sekolah elit yang di dalamnya adalah kebanyakan siswa yang mimiliki kekayaan diatas rata-rata.
Berbeda dengan di sekolah, ia pemuda pekerja keras ketika sedang bekerja, dan tak terkalahkan ketika ia melajukan motor sportnya di area balap.
Kim Jiwon, 'teman' balapannya biasa memanggilnya dengan sebutan Bobby. Pemuda 17 tahun selalu menang disetiap track, uang yang ia dapat sudah lebih dari cukup untuk membiayai keluarganya sehingga ia keluar dari 3 tempat ia bekerja dan hanya sekolah ketika pagi dan pergi balapan saat malam.
Ia selalu menang. Bisa dikatakan ia adalah 'raja' dan teman balapannya adalah 'pengikut'. Di sinilah tempat dimana tahtanya paling tinggi.
Tapi, sepertinya akan ada yang berubah ketika seorang pemuda datang dan menantangnya untuk duel di arena balap.
"Siapa?" Tanya Bobby, ketika temannya di arena balap, Chanwoo, menyampaikan pesan dari seseorang yang menantangnya balapan.
"Namanya B.I."
"Terima tantangannya. Kita lihat, sejauh mana yang ia bisa."
Malamnya, Bobby datang ke arena balap. Setengah jam kemudian, orang yang bernama B.I itu datang.
"Night, Kim Bobby." Sapa B.I, tapi di telinga Jiwon suara itu terkesan mengejek.
"Apa hadiahnya?" Tanya Jiwon.
"No, no, no." B.I menggoyang-goyangkan jari telunjuknya ke kiri dan ke kanan.
"Bukan hadiah." Ujarnya.
"Lalu?" Jiwon merasa pemuda di hadapannya itu terlalu bertele-tele.
"Kita."
"Huh?" Jiwon mengerenyitkan dahinya bingung.
B.I berdecak. "Bodoh!" Ucapnya meledek. "Bukankah kau jenius?" Tanyanya dengan nada merendahkan.
Jiwon mengepalkan tangannya. "Jangan bertele-tele, Boy! Jelaskan atau ku bat-"
"Sst." B.I menyimpan jari telunjutknya di bibirnya. "Kekanakan sekali."
Jiwon menggeram. "Baik, akan ku-"
"Jika aku kalah, ku berikan segala yang ku punya." Ujar B.I
"Jika aku kalah?" Tanya Jiwon.
"You are mine."
***
Katakan jika Bobby gila. Ia menerima tantangan namja asing bernama B.I itu hanya karena iming-iming harta namja itu yang ternyata banyak. Heol, B.I itu ternyata Kim Han Bin. Putera tunggal dari Kim Hyun Suk, pemilik perusahaan otomotif terbesar di Seoul.
Dengan harta itu, hidupnya pasti berubah drastis. Ia harus memenangkan balapan ini, setelah ia mendapat semua hartanya, ia tendang namja sombong itu ke jalanan. Haha, Ya Tuhan. Sekarang fikirannya pun ikut tak waras.
Balapan itu akan dimulai beberapa menit lagi, ah tidak. Sekarang hanya beberapa detik lagi. Bobby dan B.I siap-siap memanaskan mesin motornya.
Bobby sudah siap untuk menggas, sebelum sebuah suara mengintrupsinya.
"Are you ready, babe?"
Jiwon memberikan Hanbin jari tengahnya. Dan Hanbin mendahului Jiwon karena pemuda yang baru saja memberikan jari tengahnya itu sibuk dengan kekesalannya hingga tak mendengar suara start dimulai.
"Sial!" Umpatnya. Dan dengan segera melajukan motornya.
Di tengah perjalanan, Jiwon berusaha mati-matian untuk menenangkan balapan ini.
Dia hebat juga. Fikirnya. Lelaki bernama B.I itu lihai, sangat lihai. Bahkan Bobby yang adalah 'raja', merasa jauh dari kemampuan namja itu.
"Shit!" Umpatnya lagi. Ketika Hanbin berhasil memblokir jalannya.
Jiwon melihat jalan di samping kirinya kosong, ia siap untuk menyusul motor sport canggih Hanbin sebelum-
"Babe!"
Jiwon menoleh dan ia melihat pemuda itu menyeringai. Jiwon tak henti-hentinya mengumpat. Dan ketika ia melihat ke depan, dan ternyata ia kalah. Pemuda itu lebih dulu sampai di garis finish.
"You are mine." Ujar Hanbin tersenyum puas ketika Jiwon sampai di garis finish.
***
-To be continued-
Adakah yang ingin di lanjut??? Adakah yang penasaran? Adakah yang suka???😄😄😄
HIDUP DOUBLE B SHIPPER!!! 😚😚😚
VOMENT GUYS 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
NIHILISM - DOUBLE B/B.IBOBBY
Novela JuvenilCast : Kim Hanbin, Kim Jiwon, Song Mino, Song Yunhyeong and others. Yaoi~ RINDU INI ADA MESKI JEMARI KITA BELUM SALING BERSENTUHAN.