Matahari menyinari pagi itu dengan sinar terangnya,langit biru berdentang luas yang sama sekali tidak ada awan putih yang menemaninya.
Sekolah yang tadinya sepi,seketika dipenuhi oleh ribuan anak sekolah yang berlalu lalang.
Rizal menapaki sepanjang koridor dengan tas punggung hanya menenteng dibahu kanannya.melewati beberapa kelas sambil membalas sapaan murid-murid berlalu lalang dikoridor yang sama sekali tidak mengenalnya terutama kebanyakan kaum cewek.
Sampai-sampai anak kelas sepuluh dipergok oleh rizal bahwa adik kelas itu mengambil gambarnya secara diam-diam,dia tak memperdulikannya.
Ada juga setelah rizal membalas sapaaan murid yang menyapanya,murid itu akan memekik tertahan tak sanggup melihat senyum manis yang diberikan murid baru itu.
Rizal hanya terkekeh sambil menggelengkan kepala melihat kejadian itu,udah biasa kalau melihat cogan reaksinya akan berlebihan seperti itu.
Sampainya dipintu kelas,ia langsung masuk dan melangkah menuju tempat duduknya.sambil melangkah dan melewati meja yang ditepati gadis yang serius membaca novel.memberinya senyuman hangat kepada gadis yang duduk dibangkunya.aurel yang sedang membaca novel hanya membalas senyuman manisnya.
Tak lupa melirik bangku disamping aurel,kosong.penghuninya belum datang.
Rizal duduk dibangkunya kemudian menaruh tasnya dibelakang punggungnya,disampirkan dibangkunya.
rizal hanya menunggu orang itu dengan menatap bangku di depan yang dihalangi 2 meja,hingga orangnya datang dan duduk dibangkunya.
Hingga dua menit pun,orang itu belum juga menampakan batang hidungnya.bangkunya masih kosong.rizal pasti tidak melihatnya datang lalu duduk,kalau benar-benar dia udah datang pasti tasnya ada dibangkunya.tapi disana kosong.
Rizal bangun dan melangkah kedepan tepatnya menuju bangku orang yang ditunggunya dari tadi.benar-benar bangkunya belum ada tanda-tanda ada orangnya.
"Aurel!!"rizal memanggil setelah melirik bangku itu.
"Eh rizal,lo manggil gue dari tadi ya?sorry ya gue nggak dengar,terlalu fokus sama novel ini heheheh"aurel terkesiap setelah mendongak sambil cengiran malu.
"Oh nggak,baru aja kok.teman lo belum datang ya?"
Aurel menoleh kesampingnya.sampai-sampai ia tak menyadari bangku itu masih belum disinggah oleh temannya "ya ampun,gue juga baru nyadar chaca belum datang.udah jam berapa sekarang?"ia melirik jam tangannnya"oh my god,bentar lagi masuk.nggak biasanya cacha datang lewat jam segini"cerocosnya heboh.
"Oh ya?jadi mungkin teman lo nggak datang?"rizal menanyakannya lagi.
"Kalau nggak datang kenapa nggak ada keterangan?sakit apa kek?nggak biasanya dia absen seperti ini"ucapnya pelan dengan wajah menatap kedepan sambil berfikir.
"Telat bangun mungkin atau terlambat kali?"tebak rizal kira-kira.
"Kayaknya,memangnya ada apa?"sahut aurel mendongak kembali wajahnya.
Rizal tersadar dari tujuannya"kan lo nyuruh kemarin gue harus minta maaf sama dia,jadi gue harus nurutin perkataan lo.gue nggak mau sampai ada orang benci sama gue"
"O-oh itu?"aurel tidak seheboh seperti tadi"ya udah tunggu saja,kalau nggak datang hari ini besok juga bisa kok.tapi gue yakin pasti dia lagi diperjalanan sekarang"
"Semoga saja,ya udah gue kebangku gue dulu ya?"pamit rizal dengan senyum kalem.
"Oh oke"aurel mengangguk kaku,kenapa rizal harus berpamitan seperti itu sih?kurang kerjaan banget.lagaknya seperti orang-orang yang formal banget.tapi aurel juga suka kayaknya.kelakuannya jarang dilakukan anak seumuran mereka,kayak mereka udah dewasa gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murid Baru
Teen FictionTak disangka bagi aurel,cowok dipinggir jalan yang baru saja dibantunya disebabkan mobilnya mogok adalah murid baru di sekolahnya lebih tepatnya di kelasnya. Ya,rizal yang menjadi fans dan idola terbaru dari kalangan cewek sekolahnya dan dikelasnya...