Kringgggg!!!!
Bel sekolah berdering panjang memekakkan telinga,tak urung mendengarnya langsung menghela nafas lega disegala penjuru gedung sekolah.
Tak terkecuali kelas xI Ipa 1,penghuninya yang dari tadi berleha-leha malas dibangku mendengarkan penjelasan materi yang diterangkan guru wanita didepan kelas terputus saat bel sekolah berbunyi.
Para pendengar materinya hanya bisa menahan ngantuk agar tidak dipergoki oleh gurunya ini yang langsung akan mudah menandai nama siapa yang tidak memperhatikan jamnya.
Helaan nafas panjang terdengar karna dapat menghentikan penjelasaan guru yang seakan seperti dongeng pengantar tidur di siang hari.
Guru wanita yang menaruhkan kacamatanya dipangkal hidung melirik muridnya yang mulai berkemas saat dirinya berbalik sebelumnya menghadap papan dengan tongkat kayunya yang menjadi alat tunjukan dipapan dibiarkan tetap menunjuk yang menjadi terakhir setelah saat bel berbunyi.
Ia hanya mengelas nafas panjang untuk materinya tidak dapat diteruskan.
"Baiklah untuk yang belum saya lanjutkan selanjutnya dijadikan pr minggu depan buat kalian"tuturnya saat muridnya sibuk mengemas buku dimeja.
"Maksudnya lanjutkan yang mana bu"seorang murid bertanya saat yang lainnya tidak terlalu memperhatikan.
"Yang saya tunjuk ini"sang guru mengarahkan matanya kembali ke papan,dengan tongkat kayunya masih menunjukan tulisannya penuh dipapan tulis diakhir penjelasannya"kalian jelaskan sendiri sesuai pemahaman kalian"
"Haaaa?"semua murid yang tadinya tidak memperhatikan mulut langsung menganga tidak percaya saat mendengarnya.
"Maksudnya jelasin kayak gimana bu?"murid lain lagi bertanya.masih belum mengerti.
Posisi guru belum pindah,masih membiarkan tongkatnya mengarah kepapan tepatnya diakhir kalimat menjadi penjelasaannya dari 2 jam terakhir.
"Kalian lanjutin jelasinnya dari nomor 1 sampai terakhir.jelasin sesuai pemahaman kalian dari materi yang saya berikan ini dan kalian paparkan dibuku,dikumpulkan minggu depan"jelas guru itu tegas"kalau ada yang membiarkan tidak mengerjakan,kalian tau saya akan kalian hukum dengan mengurangi nilai.alias kalian mudah bakal temukan saya ulang di satu semester ini lagi"
"Yahhh......"seru semua murid tidak terima.
"Sudah....sudah...kalian boleh pulang.selamat siang.sampai ketemu minggu depan"sang guru menghampiri mejanya dan menyambar tasnya kemudian melenggang keluar kelas.
Sedetik kemudian murid-muridnya bergerutu seraya bangkit dari bangku setelah mendengar suruhan mengejarkan tugas mengenai pr yang tak biasa untuk minggu depan,mau tak mau mereka harus menerimanya.kalau tidak nilai menjadi taruhan dan bertemu kembali gurunya itu disemester ini lagi.
Beberapa mulai keluar kelas secara berurutan,tidak seperti biasa yang sering berebutan.mungkin sebelum pulang mendengar prnya,mereka langsung malas walau hanya sekedar melangkah pulang kerumah yang menjadi waktu bebasnya untuk tidak memikirkan tugas.cukup setengah hari mereka harus menghadapi pelajaran setiap jamnya berurutan,ditambah waktu jam pulangnya harus ada juga beban yang harus dibawa pulang yang menjadi tempat istrahat pikiran ringan.
Gadis rambut sepunggung juga tidak kalah jauh seperti keadaan teman-temannya setelah mendengar tugas prnya,bedanya ia hanya bergerutu dihati tidak dikeluarkan dimulut.karna percuma juga mengajak bergerutu dengan siapa,teman disampingnya yang biasa selalu melakukan apa saja kini beberapa hari ini makin mendiamkannya.entah sampai kapan dia seperti itu.
Sekedar tegur maupun berbicara berbasa basi ia tak respon,si gadis rambut sepunggu tau untuk menghentikannya ia harus memintaf maaf terlebih dahulu walau seingat bukan dia yang salah.hanya salah paham bahwa teman baru kelas secara tidak langsung menolak halus cara dia mencoba seolah menglihkan perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murid Baru
Teen FictionTak disangka bagi aurel,cowok dipinggir jalan yang baru saja dibantunya disebabkan mobilnya mogok adalah murid baru di sekolahnya lebih tepatnya di kelasnya. Ya,rizal yang menjadi fans dan idola terbaru dari kalangan cewek sekolahnya dan dikelasnya...