Part 7

101 3 2
                                    

Seorang gadis terbaring terlentang diatas kasur empuknya dengan kedua kaki ditekuk keatas.

Sebuah kamar yang sama sekali tidak ada perubahan,tetap itu-itu aja.maksudnya kamarnya tidak pernah tertata rapi,barang-barang dikamar itu tetap pada keadaan biasanya.

Siapa lagi kalau bukan aurel yang memiliki kamar itu.ia malah terbaring santai dengan earphone menyangkut dikedua telingannya dan novel berada dipangkuannya.

Beberapa novel yang berbeda judul pun tergeletak berserakan disampingnya sampai dibawah kasurnya.

dengan kepalanya bergerak-gerak dan menghentakkan sebelah kakinya karna mengikuti irama musik berputar lagu diinphonenya sambil kedua bola matanya bergerak-gerak lalu tangannya membuka lembar-perlembar novel itu.

Masih belum juga bangkit dan menghentikan aktivitas itu,jika saja abangnya masuk dan memanggilnya.

"Eh dek!!"

Walaupun suara abangnya hanya samar-samar terdengar karna volume dari earphonnya hampir mendekati full,matanya tak sengaja melirik abangnya masuk begitu saja kedalam kamarnya.

terpaksa aurel Melepaskan earphonenya"apa lagi sih bang,orang lagi santai-santai juga"

"Uhm pantasan lo nggak nyahut gue ketuk-ketuk pintu sambil manggil nama lo beberapa kali,oh ternyata lagi santaiii???!!"sindiran meremehkannya dengan kepala manggut-manggut dan kedua tangan mendekap didepan dada.

Aurel memutar bola mata malas"hehhh iya,kenapa?"

"Noh teman lo yang kemarin tuh manggil lo"ujarnya masih kesal.

"Siapa?"jawabnya kembali menatap dan membuka lembaran halaman novelnya.

"Itu siapa sih namanya,udah lupa gue namanya.yang bule-bule itu"ucapnya lagi.

Sontak aurel menghentikan bacaan novelnya lalu berpaling keabangnya yang masih betah berdiri dihadapannya.

Dengan mata terbelalak masih menatap abangnya tapi masih belum membuka suara sedikit pun.

"Napa lu,mata pake lebar kayak begitu.ngeri tau,kayak kuntilanak aja.jangan bikin gue takut deh"ucapnya bercanda,tapi kalau mengenai namanya hantu baru dia tidak bercanda.karna bima langsung takut yang namanya hantu.

Rizal!otaknya menyebut nama itu.cepat-cepat bangun dari keterbaringannya dan menyingkir novel dipangkuannya.

"Rizal bang?"

"Ha iya,itu dia"seru bima baru kepikiran.

"Ya ampun"tiba-tiba aurel menepuk dahinya lalu menengok kekanan dan kekiri kemudian menatap abangnya"kenapa nggak bilang dari tadi sih bang?"

"Lo aja kali yang nggak dengar,gue panggil-panggil nggak dengar.rasain"sahutnya acuh tak acuh.

"Aduh gimana nih?"lagi-lagi aurel melirik kesana kemari lalu meraba wajah,rambut dan menatap bajunya yang dipakainya sekarang.

"Kenapa sih lo dek?"tanya bima heran melihat gelagat adiknya panik yang masih ditempat.

Aurel bangun dari kasurnya,menghampiri meja riasnya dan menatap wajahnya dicermin.mencepol rambutnya lalu melangkah dan berhenti,melirik kamarnya bingung.

"Woy teman lo dibawah sana tuh,cari apaan sih?"seru bima lagi membuat aurel terjungkal kaget.

"Muka gue nggak papakan bang?nggak ada iler atau noda-noda gitu?"tanya aurel sambil menoleh-noleh wajahnya dan meraba-raba.

Bima yang menatapnya kemudian terkekeh lalu tertawa pelan.

Wajah panik aurel berubah menjadi bingung"kenapa ketawa sih,aurel nggak suruh abang ketawa kok.muka gue nih nggak ada kotoran kan?"

Murid BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang