Queen Marcy.

982 103 3
                                    

Angel's Pov

Sedari tadi aku mondar mandir dikamarku, biasanya jam segini Caroline sudah pulang, tapi sampai saat ini dia tidak kunjung datang, kemana dia?

Pikiran yang tidak-tidak kini sudah membanjiri otakku, sedang apa dan di mana sekarang Caroline? Takut saja jika sesuatu yang buruk menimpanya. Bukan karena apa, dia hanya seorang kucing.

Aku ingin keluar. Tapi itu mustahil, mungkin saja aku akan ditangkap orang sekitar apalagi mereka melihatku memakai gaun hitam ini? Jelaslah mereka mengira aku akan membunuh mereka lebih tepatnya psikopat. Oh ayolah pikirkan jalan keluar yang tepat tapi..  Agrh otakkku benar-benar buntu,apa yang harus kulakukan sekarang? Oh Tuhan.

Apa aku pergi saja ya keluar? Menyamar mungkin? Tapi aku takut mereka akan menangkapku dan membunuhku,Caroline kau ada di mana sekarang? Aku harap kau baik-baik saja.

Sepertinya perut ku sudah tidak bisa kutahan lagi, aku sangat lapar. Aduh..

Tiba-tiba muncul ide dibenakku, sepertinya aku harus keluar. yeah, persetan dengan janji ku akan keluar jika ada yang menjemputku, aku tidak akan tinggal diam sebelum Caroline aku dapatkan.

Aku mulai mengambil topi ku yang berwarna hitam serta merta payungku yang tentu saja berwarna hitam, kalian tahu aku melakukan semua ini karena baju-bajuku sudah robek dan hilang, entah kemana.

*

Buru-buru aku melewati pagarku tanpa menutupnya, aku tahu ini bahaya tapi apa peduli ku? Aku berjalan menyusuri jalanan setapak ini, memang banyak 6ang yang melihatku namun aku tidak menggubrisnya.

"Hei, apa kau gila?" Aku tersentak ke belakang kala seorang gadis kecil yang memanggilku, dia sangat lucu matanya berwarna hijau lalu rambutnya terurai bebas serta pipi bulatnya menambah kesan imut untuk anak seumurannya. Lantas aku mendekatinya, lalu berjongkok tepat dihadapannya, aku juga membuka topiku.

"Kenapa kau bilang aku gila?" Tanyaku sambil tersenyum lalu memegang pundaknya.

"Aku lihat pakaianmu sangat aneh, kenapa semuanya warna hitam?" Lanjut gadis itu, dia sangat polos. Andaikan saja aku mempunyai adik sepertinya. Andaikan.

"Oh, aku tidak punya baju." Balasku.

"Maukah kau ikut denganku? kakakku punya banyak baju apalagi makanan!" Pekiknya semangat seakan kami sudah kenal lama. Namun seketika itu juga aku berfikir, siapa tau Caroline ada di rumah gadis ini, tapi aku juga khawatir apakah dia akan membunuh ku?

"Aku takut kakakmu marah padaku." Ucapku sambil tersenyum lagi.

"Tidak, kami hanya tinggal bertiga bersama ayahku dan kalau kau mau ayolah ikut denganku." Ajaknya

Ayah? kenapa gadis ini harus mengingatkanku pada sosok Ayah? Mungkin kehidupan gadis ini sangat lengkap tidak sepertiku. Tuhan.

Ia lalu menarik pergelangan tangan ku hingga aku berdiri.

"Tu.. tunggu!"

"Kenapa?"

"Nama mu siapa?"

"Namaku Queen Marcy, ayo!"

Nama yang sangat indah. Aku lalu mengangguk dan memakai topiku juga payungku, ia sangat gembira kurasa, kamipun melewati terik matahari bersama di bawah payung hitamku.

Jujur, jantungku berdegup dengan kencangnya karena ada dua kemungkinan yang akan terjadi gadis ini akan membunuhku atau mungkin menyekapku. Uh! Buang pikiran aneh ini.

"Apa rumahmu masih jauh?" Aku bertanya pada Marcy, panas matahari yang menyengat membuat pipi Marcy yang bulat menjadi warna merah, ia mengingatkanku pada Sydney, adikku yang hilang akibat kecelakaan mobil bersama ayahku. Mengingatnya membuatku ingin menangis.

because of you ❄ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang