Author Pov
Pagi ini Angel masih tertidur dengan damainya dikasur Zayn sementara ada Zayn yang tidur di kamar Niall,dengan langkah pelan Zayn masuk ke kamarnya dan mendekati Angel lalu memegang dahinya. "Kalau seperti inikan lebih baik" Zayn tersenyum.
"Aku bingung bagaimana caranya agar aku masih tetap bisa bersamamu, aku takut ketika kau sudah berhasil mendapatkan Caroline kau akan meninggalkanku" Ucap Zayn pelan sepelan mungkin seraya mengusap-usap rambutnya.
"I never know my feel but to be honest,I love you Ngel." Zayn tersenyum.
Perlahan mata Angel terbuka ia mengerjap-ngerjapkan matanya "Morning Princess" Sambut Zayn membuat Angel terkekeh kecil.
"Morning too Prince" Entah mengapa Angel langsung mengucapkan kata-kata tersebut membuat Zayn tersenyum senang.
"Mau mengambil Caroline?", Tanya Zayn dengan senyuma sedikit memaksa.
"Of course terima kasih Zayn"
"Y-yaa Angel"
Tiba-tiba dari arah belakang Catlyn datang dan berhasil masuk ke dalam dekapan Zayn, "Morning Catty" Catlyn mengeong dan berguling-guling di dekapan Zayn. "Wanna to see Caroline?" Catlyn kembali mengeong. Angel tau maksud Catlyn, Ia mau bertemu dengan Caroline.
"Bersiap-siaplah, pagi ini kita berangkat" Ucap Zayn.
Zayn Pov
Aku terlalu bodoh untuk mengakui ini,benar-benar bodoh tapi bagaimana pun juga aku sudah terlanjur mencintai Angel. aku menyukai sikapnya,ia berbeda dari perempuan lain yang hanya mementingkan penampilan,Angel apa adanya dan tidak berusaha untuk terlihat ada apanya.
Aku tersenyum seraya menatap bingkai foto yang terletak dimeja kecilku, disana terdapat perempuan yang kucintai sejak dulu. Ya,dia Perrie. Aku mencintainya namun ia sudah tenang sekarang. Ia mengalami kanker otak beberapa tahun lalu, dan selama itu aku mencoba bangkit tanpa adanya Perrie di sampingku lagi.
Mencoba menerima kenyataan bahwa dia memang tidak ditakdirkan untuk bersamaku tapi ditakdirkan untuk ku kenang selamanya, mencoba memahami bahwa kehidupan memang berubah kadang ada saatnya kita tertawa bersama orang yang kita sayangi dan ada saatnya kita harus rela melepaskan kepergian orang tersebut.
Bertahun-tahun aku mencari pengganti Perrie,namun tidak ada. Bukan tidak ada tapi hanya saja tidak ada yang bisa mengerti perasaanku,mereka hanya ingin apa yang kupunya setelah itu mereka pasti pergi meninggalkanku. Yah,itu sangat tragis.
Tapi tampaknya aku menemukan penggantimu,Perr. Angel, yah dia Angel. Bolehkah aku mencintainya?Bolehkah aku memperlakukannya seperti aku memperlakukanmu dulu?. Aku berjanji untuk menjaganya,Perr. Kumohon agar kau tidak marah denganku.
"Zayn?"
Aku menoleh dan mendapati Angel berdiri dibelakangku,aku tersenyum dan mengajaknya duduk di sampingku. "Kemarilah".
"Lihat dia" Aku menunjuk foto Perrie yang mencium pipiku.
"Dia cantik" Angel tersenyum manis
"Dia memang cantik, aku mencintainya"
"Dia sudah tenang sekarang, percayalah padaku"
"Dia memberi tahumu?"
Angel tersenyum lalu menatapku lembut "Aku merasa seperti itu" Ucap Angel lalu mengelus pelan wajah Perrie. "Maukah kau menemaniku untuk bertemu dengannya?"
Entah mengapa aku langsung membawanya ke dalam dekapanku aku mengangguk "Aku mau" Ucapku lalu mencium pelan puncak kepalanya.
Angel Pov
Aku menyadarinya, sekarang Zayn mencintaiku, entah mengapa aku merasa senang ketika ia berkata bahwa ia mencintaiku. Jujur,aku mempunyai perasaan yang sama dengannnya, namun sulit untuk mengakuinya.
Ya, aku mendengar semuanya ketika aku berada di belakang Zayn, kebetulan aku habis mandi dan mendapati Zayn duduk disudut kasur sambil memegang bingkai foto yang dulu sempat membuatku penasaran akan foto perempuan yang ada di dalam bingkai tersebut. Oke lupakan.
"Sudah siap?" Aku mengangguk saat ini aku sudah berada di dalam mobil Zayn,aku akan mengunjungi makam Perrie. "Setelah itu kita pergi ke rumah Zulfah". Aku tersenyum.
***
"Hai, maaf mengunjungimu lagi dan lagi kali ini aku membawa seseorang yang pasti kau sudah mengenalnya kan?Haha aku terlalu berlebihan" Zayn mengusap pusara Perrie. Aku berjongkok di sebelahnya. "Ini bunga kesukaanmu, semoga kau baik-baik saja" Zayn menaruh bunga mawari didekat pusara Perrie. Ya, kami memang sempat membeli sebuket bunga tadi.
"Uhm, h-hai Per. Aku Angel, senang bertemu denganmu" Aku tersenyum "Zayn baik ya? Sangat baik padaku, kau beruntung memilikinya, dan Zayn beruntung memiliki wanita secantik kau".
Angin menghembus pelan melewati tengkukku,membuat rambut Zayn sedikit berantakan namun ia malah tersenyum. "Kau dengar dia,Per? Aku beruntung memilikimu" Sesaat Zayn menunduk.
Aku menghela nafasku lalu mengusap-usap bahu Zayn. "Aku mencintaimu Ngel" Jantungku berdegup begitu kencangnya,perlahan Zayn mendongak dan menatapku. "Aku tidak memaksamu untuk mencintaiku,setidaknya kau sudah tau isi hatiku"
Zayn mengalihkan pandanganku lalu matanya tertuju pada pusara Perrie sesaat ia tersenyum.
"A-aku juga mencintaimu Zayn"
Zayn terkejut dan menatapku tidak percaya aku lalu mengangguk. "Apa kita bisa bersama?" tanyaku.
Zayn lalu memelukku, "Bisa". Aku tersenyum da mengangguk pelan, "Kau mau menjadi kekasihku,Ngel?"
Aku menghela nafasku sejenak "Aku mau Zayn"
"Terima kasih Ngel" Zayn melepaskan pelukannya "Terima kasih Perr" Sesaat angin kembali berhembus.
***
"Apa the boys dan kedua orang tuamu ataupun siapapun itu menerimaku menjadi kekasihmu,Zayn" Saat ini kami tengah berada di restoran yang letaknya tak jauh dari pemakaman Perrie.
Zayn menggenggam erat tanganku "Tidak ada yang bisa melarang kita bersama,mereka pasti menerimamu" Aku mengangguk lalu tersenyum. Uh Caroline,aku sangat senang. Andai kau bisa mendengarku.
"Zayn apa kita jadi mengambil Caroline?" Tanyaku.
"Of course,Princess"
"Thank you Prince"
Kami berdua saling terkekeh.
Niall Pov
Zulfah masih berada dalam dekapanku,semalaman ia menangis aku tidak tau mengapa Zulfah tidak memberi tau. Ketika aku datang aku melihat ia duduk di teras rumahnya dengan wajah murung, aku mendekatinya lalu membawanya masuk ke dalam rumahnya dan yah..sampai sekarang ia tidak mau berbicara apapun padaku.
"Ceritakan apa yang terjadi padamu,Zul" Aku mengelus pelan rambutnya, terdengar isakan kecil Zulfah. "Aku bersedia mendengarnya karena aku menyangimu"
Zulfah melepaskan pelukanku dengan lembutnya "Kau menyangiku?" Tanyanya dan spontan aku mengangguk.
"Kemarilah" Aku kembali membawanya ke dalam pelukanku. "Mana Marcy Zul?" Tanyaku.
Zulfah kembali terisak, "Hey hey ada apa denganmu?" Aku menangkup pipinya dengan kedua tanganku.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu,aku beranjak dari dudukku dan membukakan pintu betapa terkejutnya aku Zayn dan Angel kemari.
"Niall? Sedang apa kau di sini?" Tanya Zayn yang menggandeng erat tangan Angel.
"aku bingung apa yang terjadi pada Zulfah,Zayn" Sesaat Angel menautkan kedua alisnya Zayn pun begitu.
Zayn langsung menghambur masuk dan mendekati Zulfah yang masih terduduk disofa dengan matanya yang sembab.
"Ada apa denganmu,Zul?" Tanya Zayn yang langsung duduk di sampingnya.
HAII UPDATE LAGI YOOOOO, BTW ADA YANG TAU ZU NYA KENAPA?AYO YANG TAU LANGSUNG COMMENT YA SIAPA TAU AJA ADA YANG BENER HAHAHA.
KEEP READ AND KEEP VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
because of you ❄ z.m
Fanfic{Book 3} Angel Fedrelia, gadis yang sehari-harinya hanya berdiam diri di dalam rumahnya yang besar dan mewah cenderung tidak terurus. Hanya ada satu kucing yang menemaninya sedari dulu, tidak ada yang tahu apa yang Angel pendam selama ini yang membu...