Si Jones

145 31 71
                                    

Tidak terasa, sudah hampir satu minggu Fatur dan Shafira tinggal di rumah Pak Yusuf.

Udara sejuk menelusup masuk ke dalam kamar Fatur. Semburat merah jingga menghiasi langit yang biru. Cantik, subhanallah. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Qs. Ar-rahman).

Beberapa buku pelajaran sudah Fatur tata dengan rapi di dalam tasnya. Yah, hari ini Fatur akan berangkat ke kampus setelah seminggu dia membolos.

"Bismillahirahmanirrahim," ucap Fatur sembari berlalu keluar kamar.

"Abang mau berangkat kuliah?" tanya Fira.

"Iya lah Ra, Abang sudah seminggu membolos. Kalau terlalu lama bolos, bisa-bisa beasiswa Abang dicabut."

"Ya sudah, Abang hati-hati ya di jalan," ucap Shafira sambil mencium punggung tangan abangnya.

"Siap! adikku sayang," ucap Fatur sambil mengacak-acak jilbab Sharifa.

"Ish Abang, jail," kesal Shafira sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kan disayang hehehe...."

"Nak Fatur sudah mau berangkat?" tanya Pak Yusuf.

"Eh Pak, Bu. Iya, Fatur mau berangkat kuliah dulu ya. Titip Shafira ya," jawab Fatur.

"Ya sudah, hati-hati nak. Kami akan jaga Shafira kok. Tenang saja," balas Bu Zulaika.

"Trimakasih Pak, Bu. Fatur pamit, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab mereka kompak.

Sesampainya di kampus

Fatur menyusuri jalan setapak yang ada di taman kampusnya. Tempat inilah yang menjadi tempat kesukaan Fatur melepas lelah.

Rimbunnya pepohonan, warna bunga-bunga yang indah dan udara yang sejuk, membuat Fatur betah berlama-lama di taman.

Pandangannya diedarkan ke segala penjuru taman. Dan matanya berhenti pada satu titik di pojok taman. "Astagfirullah hal'adzim," ucapnya saat matanya menangkap sepasang kekasih yang sedang bercumbu. Secepatnya Fatur mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sungguh tidak punya malu! bercumbu di tempat umum seperti ini.

Dan, "hei bro! yaelah ... Si Jones jangan lihat begituan. Nanti jadi pengin lho, haha." ledek Fakhri, teman akrab dari Fatur.

"Ish, kagak yee ... enak saja. Jomblo mulia nih haha,"  balas Fatur.

"Lu kapan punya cewek, Fatur? lu tuh cakep, soleh, paket komplit dah. Tapi kenapa lu sok jual mahal banget sama cewek."

"Jodoh itu urusan Allah. Gue nggak mau pacaran sebelum menikah, dosa bro! lagian gue masih punya adik gue yang cantik, dia tanggungjawab gue," jelas Fatur.

"Gue suka gaya lu," ucap Fakhri sambil memamerkan dua jempolnya di depan Fatur. "Eh, bagaimana kalau adik lu itu sama gue saja?" ucap Fakhri sambil mengedipkan mata genit.

"Kagak bakal gue restuin! enak saja," jawab Fatur sambil tertawa dan meninggalkan sahabatnya yang konyol itu.

Sedangkan Fakhri, dia hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Kemudian beranjak mengikuti Fatur.

Mereka berdua bersahabat sudah sejak SMA.  Sampai masuk kuliah pun mereka memilih di kampus yang sama.
Bahkan mereka sudah paham betul bagaimana sifat masing-masing.

Langkah mereka terhenti tepat di depan masjid kampus. Perlahan mereka membuka pembungkus kaki yang mereka pakai. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju tempat wudhu.

Rasa segar menjalar ke seluruh tubuh saat air wudhu menyentuh permukaan kulitnya.

"Lu yang jadi imam bro," ucap Fakhri pada Fatur.

Fatur hanya bergumam, kemudian maju dua langkah ke depan. Hening, kemudian ... "Allahuakbar...."

Empat rakaat telah terlaksana. Selepas sholat dzuhur, mereka berjalan menuju kantin setelah cacing-cacing di dalam perut berdemo meminta makan.
"Bu, bakso dua," ucap Fakhri.

"Iya, Mas," jawab ibu kantin.

"Kali ini gue traktir lu, karena hari ini gue lagi banyak duit haha," ucap Fakhri.

"Alhamdulillah dapat rezeki, trimakasih Fakhri yang baik hati," ucap Fatur sambil menahan tawa.

"Kalau sudah dibaikin juga baru dipuji," jawab Fakhri sambil mencurutkan bibirnya.

"Ini Mas, silakan baksonya," ucap ibu kantin sambil menyodorkan dua buah mangkuk bakso dan dua gelas es teh.

Dan mereka pun menikmati makan siang dengan khidmat.

Ditengah kenikmatan memakan bakso, tiba-tiba ... " Asslamualaikum Kak Fakhri, Kak Fatur, " ucap seorang gadis cantik berkerudung merah marun.

Karena penasaran dengan suara gadis tersebut, merekapun menghentikan aktivitas memakan baksonya dan mendongkakkan wajahnya.

"Zahra, ada apa?" tanya Fatur.  Sedangkan Fakhri menatap intens perempuan yang dipanggil Zahra itu. "Cantik," batin Fakhri.

"Waalaikumsalam," jawab Fatur dan Fakhri bersamaan.

"Maaf mengganggu, Zahra cuma ingin menyampaikan ini sama Kak Fatur," ucap Zahra sambil menyodorkan map berwarna merah.

"Grup Mapala kampus ingin mengadakan pendakian ke Gunung Rinjani, Kak.  Silahkan dibaca-baca dulu isinya. Setelah itu ditanda tangani dan besok kembalikan lagi sama Zahra ya, Kak?" jelas Zahra.

"Ohh ... oke oke, biar nanti kakak lihat dulu ya," balas Fatur.

"Ya sudah, kalau begitu Zahra pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Fatur.

Sedangkan Fakhri masih saja menatap Zahra tanpa berkedip. Fatur yang mengetahui perbuatan sahabatnya itu hanya menggelengkan kepala.

Semoga suka sama lanjutan ceritanya.. 

jangan lupa vote dan komen...  😂😁😅

mungkin ini sosok Fatur versiku,, :D

mungkin ini sosok Fatur versiku,, :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pintu SenaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang