Kisi kedua : Cemburu

9 0 0
                                    


"Ayo Rehan! Semangat!" teriak seorang cewek cantik di pinggir lapangan basket. Dia paling heboh menyemangati tim bola basket SMA Negeri 8 Malang. Lomba ini adalah final dari pertandingan basket antar SMA di Malang, dan kali ini antara SMA Negeri 8 Malang dengan SMA Negeri 3 Malang.

'Siapa sih tuh cewek?Kayaknya bukan anak sini deh! Tapi siapa ya? Dan dari tadi dia heboh banget memberi semangat kepada Rehan.' Ceracauku dalam hati.

"Waduh... Arjuna-nya berjuang di lapangan, kok Dewi Shintanya nggak ikutan kasih semangat?" goda Meta cewek centil yang selalu menganggap aku ini pacarnya Rehan. Padahal sudah aku jelaskan berkali-kali kepadanya kalau aku ini bukan apa-apanya Rehan. Tapi entah kenapa dia hobbi banget ngledekin aku. Aku sih seneng-seneng aja.

Setelah permainan babak pertama selesai, Rehan langsung berkumpul dengan teman-temannya di pinggir lapangan untuk mendapatkan arahan dari pelatih. Aku melihat cewek cantik itu berlari ikut mendekat ke arah Rehan. Setelah istirahat selesai permainan dilanjutkan kembali.

Aku penasaran, siapa cewek ini? Aku nyadar. Mungkin dialah pacar Rehan. Ah... seandainya cewek itu tak ada... aku bisa dengan leluasa mendampingi Rehan selama istirahat sambil memberinya air minum. Ihh... berhayal terus... siapa sih yang taak ingin jadi ceweknya Rehan? Tinggi, jago main basket, bertampang cover boy, pintar, pokoknya semua kriteria cowok idaman ada padanya.

Tak berselang lama setelah istirahat, kembali Rehan dan teman-temannya bermain di lapangan. Begitu juga dengan cewek cantik tadi yang tetap memberi semangat kepada tim Rehan.

Dan... tim Rehan menang! Aku melonjak gembira ketika mendengar wasit meniup peluit tanda permainan berakhir dengan skor 50-34 yang dimenangkan oleh tim dari SMA Negeri 8.

"Rehan memang hebat!" kataku lirih sambil perlahan mendekati timnya.

Tapi... aku segera menghentikan langkahku karena kulihat cewek cantik itu berlari ke arah Rehan dan memeluknya lama sekali. Dan yang lebih membuatku kaget Rehanpun membalasnya.

"Selamat ya Rehan, kamu memang hebat," kata cewek itu kemudian dilanjutkan dengan cipika-cipiki mendarat di pipi Rehan.

Aku hanya bisa berdiri terpaku dari jauh melihat adegan itu. Aku berjalan lunglai menjauh. Rasanya kini ada yang rontok dari relung hatiku.

"Rin... ada apa? Kok lemes banget?" tanya Zaky tiba-tiba mengagetkanku karena aku tak tahu dia datang darimana. Aku, Rehan dan Zaky bersahabat sejak dari kelas satu. Meskipun sekarang kita berbeda kelas, tapi aku masih tetap bersahabat dengannya.

"Nggak ada apa-apa kok Ky? Cuman lagi capek aja." Jawabku berbohong.

"Tim-nya Rehan menang lho. Kamu nggak kasih selama?"

"Nanti ajalah!" jawabku sambil mengibaskan tangan.

"Aku tahu sekarang... kamu cemburu sama cewek cantik yang sedari tadi menyemangati Rehan kan?" tanya Zaky lagi.

"Idiihh... ngapain cemburu!"

"Nggak usah bohong. Aku tahu kamu cemburu. Wajarlah, atlit yang cakep seperti Rehan memang biasa dipuja kalau lagi menang." Zaky berusaha membujuk.

"Sudahlah... cewek itu pasti pacar Rehan. Lha wong cara ngucapin selamatnya aja istimewa gitu."

Pacarnya? Mungkin iya. Rehan keren, nggak mungkin kalau dia nggak punya pacar. Tapi selama aku dekat dengannya, tak pernah dia membicarakan tentang ceweknya. Atau bisa saja pacarnya tidak dari Malang. Dan sekarang sengaja datang kesini hanya untuk sekedar memberi semangat kepada Rehan. Bisa saja kan?

Jangan Tunggu Hari EsokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang