"Rin... ada acara nggak malam ini?" tanya ibu.
"Nggak... nggak ada acara kok! Cuman kebetulan ada teman Arini yang mau main kesini...!" jawabku
"Ehem... siapa nih!" ibu penasaran
"Ah... ibu... ini cuman teman biasa aja kok! Bukan siapa siapa!"
"Kalau cuman terman biasa kenapa datangnya pas malam minggu?"
Wajar kalau ibu menanyakan tentang hal itu. Aku, kalau setiap malam minggu selalu ada di rumah sendirian hanya ditemani oleh bik Minah nonton acara televisi kesukaanku.
"Kalau kamu nggak ada acara, ibu mau ajak kamu ke acara kawinan anak temannya ibu. Soalnya ayah nggak bisa ikut karena kecapek'an pulang kantor tadi. Sementara kak Robbi sudah keluar sama pacarnya. Dek Fiyan nggak bisa naik sepeda motor. Dengan siapa lagi ibu harus pergi?" jelas ibu panjang lebar.
Aha! Aku ada ide.
"Kalau begitu nanti biar ibu diantar sama temanku aja!"
"Kamu ini gimana sih? Temanmu itu kan datang kesini pengen ketemu kamu, kenapa musti antar ibu? Kalau gitu biar ibu naik taksi aja."
"Jangan... jangan... pliss... ibu tungguin dulu temanku ini. Oke!"
"Terserah kamu lah... tapi kalau temanmu datangnya kemalaman, ibu nggak mau. Pokoknya sebelum jam tujuh ibu sudah harus berangkat."
"Oke deh!"
*****
Tepat pukul tujuh kurang satu menit, bell rumah berbunyi.
'Itu pasti Dion', pikirku. Aku segera berlari ke arah pintu dan membukakannya. Setelah pintu terbuka dan ternyata memang Dion yang datang. Dia ganteng sekali malam itu. Dengan menggunakan hem kotak-kotak berlengan panjang yang ditekuk sampai siku dan bercelana jeans.
'Waa.... Kalau dari dulu aku tidak bertemu dengan Rehan, sekarang ini aku bisa jatuh hati padanya. Tapi tidak... aku tetap mencintai dan menyayangi Rehan.' batinku berkecamuk sendiri.
"Permisi... Boleh aku masuk?" tanya Dion
"Silahkan... silahkan... Silahkan duduk, anggap saja rumah sendiri." kataku.
Dion langsung duduk dan matanya memandang seluruh sudut ruang tamu. Aku geli sekali melihatnya. Aku yakin dia datang kesini pasti ada maunya, tidak sekedar hanya ingin main saja. Dibalik itu pasti ada maksud tertentu.
"Tunggu sebentar ya..." kataku sambil berlari ke dalam
"Nggak usah repot-repot Rin." Sahut Dion
"Nggak... aku nggak repot kok."
'Siapa yang repot? Aku hanya melihat apakah ibu sudah siap pergi ke acara kondangan? Dan kulihat ternyata Dion datang dengan membawa mobil Honda City nya. Klop!' pikirku
Aku melangkah ke dalam kamar mencari ibu dan ternyata ibu sudah siap.
"Ibu sudah selesai dandannya?" tanyaku
"Sudah." Jawab ibu
"Angkutan gratis sudah datang bu... Itu ada taksi mewah yang akan dengan setia mengantar ibu ke kondangan sampai pulang lagi... hi hi hi."
"Emang teman kamu mau antar ibu?"
"Dijamin! Dia pasti mau."
Setelah selesai berdandan, ibu aku antar keluar menemui Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Tunggu Hari Esok
RomanceSebuah persahabatan yang indah antara Arini dan Rehan sejak dari kecil sampai dewasa. Ketika pada akhirnya persahabatan terputus karena kesibukan masing masing dan status mereka yang berubah, persahabatan mereka tetap manis sampai akhir hayat D...