Empat

4.4K 235 19
                                    

-Dia terlalu berharga untuk dipecahkan, kamu terlalu sempurna untuk dimusnahkan, Dan aku terlalu naif untuk melakukan pengharapan-

♤♤♤

Ardian tak henti-hentinya tersenyum mengingat kejadian tadi. Lalu ia segera menghubungi Vani untuk menagih janji yang tadi di ucapkan.

ArdianAzkaMP
Van

Ardian masih setia menatap benda pipih yang ada ditangannya.

5 menit

10 menit

Masih belum ada jawaban, akhirnya Ardian melempar asal  benda pipih tersebut di tempat tidurnya.

Drrrttttt drrrttttt

Benda pipih tersebut bergetar dengan secepat kilat, Ardian mengambil hp nya. Senyumnya langsung mengembang saat tau siapa pengirimnya.

VaniaVeronika
Apa?

Tangan Ardian bergerak lincah mengetikkan balasan untuk Vani.

ArdianAzkaMP
Id nya Nia mana?

VaniaVeronika
Vanniadipa

ArdianAzkaMP
Makasih Van, lo emang temen paling baik:)

♤♤♤

Vani hanya menatap nanar pada hp nya. Balasan terakhir Ardian begitu menohok hatinya, karena Ardian hanya menganggapnya sebagai teman.

Yah, cuman TEMAN.

Vani memilih untuk tidak membalasnya, karena ia bingung akan menjawab apa. Lalu Vani hanya menatap kosong pada foto yang terletak di meja belajarnya, disana ada fotonya bersama dengan orang yang membuatnya jatuh cinta sekaligus cintanya jatuh. Siapa lagi jika bukan,

Ardian.

Didalam foto tersebut, Ardian merangkul pundak Vani dengan senyumnya yang lebar. Lalu senyum tipis terpancar dari wajah Vani ketika mengingat kejadian dalam foto tersebut.

Vani tersadar dari lamunannya saat ada notifikasi dari hp nya.

Windi is calling...

Vani mengernyit bingung, karena Windi memang jarang menghubunginya lewat telfon. Karena Windi lebih sering menghubunginya lewat chat. Akhirnya Vani menekan tombol hijau dan mendekatkan benda pipih tersebut di telinganya.

"Halo..."

"Van, lo dimana?"

"Di rumah, ada apa?

"Hangout yuk," suara Windi terdengar antusias

"Boleh,"

"Oke, gue tunggu jam 4 sore di cafe biasa."

"Hmm," telfon langsung terputus. Vani beranjak dari tempat tidurnya untuk ke kamar mandi membersihkan dirinya.

♤♤♤

Vani tengah menikmati secangkir teh hangat sambil melihat pemandangan luar lewat jendela, lalu melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Vani berdecak sebal, karena sahabatnya ini selalu saja terlambat disaat situasi apapun.

Lalu pintu masuk terbuka menunjukkan orang yang ditunggunya,

"Ck, lo kebiasaan banget deh win telat mulu." Sembur Vani ketika Windi duduk di kursi yang ada dihadapannya.

Berlalu atau Bertahan (Pindah ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang