KESEMBILAN

76 4 1
                                    

Rena merasa dirinya susah untuk melangkahkan kakinya ke kelas karena dirinya sangat lemas jangankan berjalan, kepalanya masih terasa pusing.

'Coba tadi gue mau di anterin Rey, pasti gue gak kesusahan jalan' barinnya menyesal karna tidak menuruti apa yg di katakan Rey.

Dengan susah payah dan pastinya Rena merasa kecapean karena dirinya berjalan sendirian dalam kondisi dirinya belum sehat , akhirnya Rena sampai di kelas.

"Anjing cape bat gue jalan sendiri" ucap Rena saat memasuki kelasnya dan sambil mengambil botol mineral yang ada di tasnya.

"Emang Rey gak nganterin?"

"Nggak" jawab Rena seraya mengelap keringat yang bercucuran. "Tau gak?" sambungnya sambil duduk di sebelah Diana.

"Apaan?" Monica sambil mendekatkan wajahnya dengan tatapan serius.

"Janji ya jangan bilang-bilang"

"Iya"

"Aslinya tadi si Rey mau nganterin gue ke kelas trus ga--"

"Kenapa ga nganterin si astaga"
perkataan Rena terpotong saat Claritsa ikut-ikutan bicara.
"Diem!!!"

"Oke lanjutkan"

"Trus gak jadi gara-gara gue nya nggak mau" Nada menyesal terlihat saat Rena berbicara.

"Ah bego, muna si ah" ujar Diana.

"Ah mau giimana lagi gue benci sama dia" Rena sambil memasang earphone ke telinganya dan mulai menyetel lagu lalu ia menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Hati-hati benci jadi cinta" goda Diana pada Rena.

Rena berdecih "Iya kali".

"Tuh kan udah ada benih cinta antara kalian"

"Drama queen" cibir Rena pada monica. "Mending pijitin gue, pegel" sambungnya.

"Ogah"

***

Rey baru sampai ke kelas sambil menggenggam sebotol air mineral di tangannya. Ia langsung duduk di tempat ia duduk bersama Deva.

"Rena gimana?udah baikan?" tanya Rendi yang sedang duduk di atas meja.

"Udah, dia mau gue anterin tapi dia nya gamau" jawabnya santai.

"Harusnya lo anterin aja gapapa, trus dia jawabnya gimana?"

"Dia cuma jawab 'Gue gak apa-apa kok' gitu doang" sambil meneguk air mineralnya.

"Lo gak peka si bego"

"Gak peka kenapa?" tanyanya dengan wajah polos.

"Kalo cewek bilang dia gak apa-apa itu bohong besar, di balik itu semua ada apa-apa" ujar Deva.

"Aduh trus gue harus gimana?"

"Ya perasaan lo ke dia gimana?"

"Gak tau gue bingung, awalnya gue sama dia kaya musuh gitu saling benci" jelas Rey.
"Tapi lama kelamaan ada yang beda aja gitu" sambungnya dengan pandangan yang lurus.

"Percaya sama gue pasti lo suka sama dia" Kata Zaki seraya memakan roti yang ia beli di kantin.

"Gatau ah gue bingung" ucapnya seraya mengacak rambutnya sendiri layaknya orang frustasi.

I Hate You but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang