SEPULUH

50 2 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Dan Rena,Monica,Claritsa,Diana masih berada di kelas untuk melaksanakan piket kelas.

"Piket yang bersih ya ayang-ayangku" goda Diana yg duduk di atas meja karna ia tidak piket hari ini.

"Monyed lo Di" ucap Rena sewot. "Udah ,piket mah gausah bersih-bersih yang penting nyapu" sambung Rena sambil meletakkan sapu dan menggendong tas nya.

"Bener juga ya"

"Iyalah"

"RENA! TOLONGIN GUE" teriak Monica sambil berlari.

"Kenapa?"

"Gue kan lagi buang sampah, trus ada segerombolannya Rey lagi nongkrong di pinggir lapangan kan gue buang sampahnya di tong sampah pinggir lapangan. Dan si Zaki malah dorong gue ke tong sampah trus gue jatoh" jelasnya panjang lebar.

"Lah emang belum pada pulang apa" Rena menaikan sebelah alisnya.

"Au tuh, dia lagi pulang jam segini"

"Udah-udah gak usah takut"

"Gue bukan takut tapi kesel"

Rena terkekeh mendengar perkataan temannya "Yaudah ayo pulang".

"Ayo"


Baru saja Rena dan teman-temannya akan berjalan keluar kelas, Rey dan teman-temannya menghampirinya di depan kelas.

Dan tubuh Rey yang menjulang tinggi  menghalangi jalan Rena untuk berjalan keluar kelas sekarang terhalangi.

"Awas!" ucap Rena ketus.

"Mau ngapain?" tanya Rey yang masih menghalangi jalan Rena untuk berjalan keluar.

"Balik lah"

"Gak usah" sergah Rey.

"Dih,gila ya lo. Awas gue mau balik"

Rey menyingkir, memberi jalan agar Rena bisa berjalan.

"Yaudah"

"Yaudah" sahut Rey mengikuti perkataan Rena.

"Gajelas" cibir Rena.

Rena berjalan keluar dari kelas setelah perdebatan kecilnya dengan Rey.

"Lo jelek"

"BODO AMAT" teriak Rena di koridor selepas Rey berbicara seperti itu.

"Eh nongkrong dulu yuk" ajak Deva pada ketiga temannya.

"Ayo"

"Ayo terus gue mah"

"Gue gak ikut ya. Males" sahut Rey sambil membenarkan posisi tas abu-abu nya.

"Yaudah gapapa"

"Serius?" Rey menaikan sebelah alisnya.

"Iya selow"

"Sip. Gue balik duluan ya!" pamit Rey sambil merangkul bahu teman-temannya.

"Oke"

Rey sampai di parkiran. Ia memakai helm full face nya dan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Motor sport nya berjalan membelah jalan raya ibu kota.

I Hate You but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang