SEBELAS

74 3 1
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi satu menit yang lalu.

"Ren, kantin ayo apa" Monica mengajak Rena ke kantin.

"Ayo Ren, gue udah laper ini" Ujar Claritsa sambil memegang perutnya yang keroncongan.

"Iya iya ayo" Jawab Rena sambil beranjak dari tempat duduknya.

Sekarang suasana kantin seperti biasa, ramai dan berisik.

"Eh gue duduk disana ya!" seru Rena, ia menunjuk meja di pojok sana.  Sial batinnya ia mengurungkan niatnya untuk duduk disitu karna Rey dengan segerombolannya sudah lebih dulu duduk disitu.

"Eh gak jadi deh, gue duduk di sini aja ya!" ucap Rena kepada teman-temannya yang sedang memesan makanan di kantin.

"Oke" sahut ketiga temannya.

Rena menopang dagunya dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya sibuk memainkan handphonenya.Seperti biasa.Ia mendengarkan lantunan sebuah lagu di handphonenya.

"Makanan dateng!" seru Diana. "Yah kan Rena gak makan disini ya?" tanya Diana.

"Iya gue bawa bekal" ucapnya sambil terus memainkan handphonenya.

Sedangkan dari arah sana, suara gaduh terdengar dari arah sana. Siapa lagi kalau bukan mereka? yang selalu jadi pusat perhatian penghuni sekolah.

"Gue sedih Dev" ucap Rendi dengan tatapan wajah yang serius.

Yang di sebut namanya pun menoleh "Kenapa?"

"Masa pas bapak gue ngelamar emak gue, gue gak di undang anjir"

"Gila lo ya" sahut Zaki dengan wajah yang menjijikan.

"Eh iya kaco! gue juga gak di undang pas bapak gue ngelamar emak gue! parah banget kan ya. Padahal gue anaknya" balas Deva.

"Pada gila emang ini mah udah fix" Zaki tertawa terbahak-bahak.

"Diem aja lo Re"

Rey menoleh dengan tatapan 'kenapa?'.

"Biasanya ikutan ngomong. Ini tumben diem aja"

"Gak apa-apa" balas Rey sambil kembali memainkan games di handphonenya.

"Woy, di sana ada monica tuh" Rendi menunjuk dengan dagunya.

"Eh iya. Ada Rena juga loh" Deva melirik pada Rey yang tidak merespon apapun.

Rey melihat ke arah di depannya. Ternyata benar, ada Rena di sana.

Merasa di perhatikan, Rena menoleh ke arah meja tempat Rey dan teman-temannya berkumpul. Rey lalu menunduk, menatap layar handphonenya. Merasa bosan, Rey mematikan handphonenya, kemudian ia beranjak.

"Rey lo mau ke kelas?" tanya Deva. Yang di tanya tidak menjawab.

"Woy Rey!" panggil Zaki ketika Rey menjauh.

Mendengus pelan, akhirnya Rey berhenti berjalan. Ia memutar badannya. Ia merasakan benturan di lengannya, bersamaan dengan terdengarnya pekikan tertahan. Rey sontak kaget. Ia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitnya.

"RE AWAS!" Monica memekik ngeri.

"YAH MATI DAH GUE..."

Di hadapan Rey, Rena panik karna minumannya jus buah naga yang baru ia beli itu jatuh. Dan terkena baju sekolah Rey dan Celana abu-abu Rey.

Mampus!

"Re--Rey, maap, gue gak sengaja" Rena berucap gugup pada Rey.

Kok gue gugup gini sih! batin Rena.

I Hate You but I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang