Serpih 13 : Saat yang Mendebarkan

5 0 1
                                    


Randy segera berangkat setelah sarapan pagi. Dia meninggalkan pesan untuk 3 anak buahnya, apa saja yang harus mereka kerjakan hari ini. Randy harus segera berangkat ke rumah sakit untuk memeriksakan darah.

"Apa perlu mama temani?" tanya mamanya cemas.

"Tak perlu Ma.... ini sudah biasa. Randy minta tolong, supaya Wina mengawasi anak buahku. Siapa tahu mereka butuh dana untuk pengadaan alat?" pinta Randy sambil bersiap-siap berangkat ke rumah sakit.

Suhu badan Randy meningkat dan terasa tidak enak. Mungkin karena terlalu lelah bekerja dan kurang tidur. Sampai di rumah sakit, petugas laboratoriumnya belum datang, sehingga Randy memutuskan untuk jalan-jalan terlebih dahulu.

Randy teringat Nindy. Dalam hatinya berucap doa semoga Tuhan mengampuni segala dosa-dosanya. Tapi ingatan kepada Nindy hanya sekejab saja. Ganti bayangan Ivana yang kini melakat dalam benak Randy. Diambilnya ponsel dan segera mengirim pesan singkat kepada Ivana.

'Aku sekarang di rumah sakit umum. Bisakah kau temui aku sebentar saja? '

Ternyata balasan dari Ivana belum juga datang.

Randy jadi kecil hati. Mengapa dia terlalu banyak berharap kepada Ivana? Sudah jelas-jelas Ivana wanita baik-baik dan tidak mengidap AIDS? Mana mungkin dia mau menerima laki-laki yang ringkih ini menjadi suaminya.

Tiba-tiba saja ponselnya berbunyi nada sms.

'Iya, bisa. Tapi baru nanti siang aku kesana. Memangnya kamu sakit apa?'

Randy harus menjelaskan sedetil-detilnya. Jangan sampai ketika dia sudah banyak berharap, ternyata keinginannya tak bisa kesampaian.

'Masih ingatkan pembicaraan kita tempo hari?'

'Masih.'

'Sekarang aku kurang enak badan. Harus periksa darah.'

Itu sms terakhir dari Randy dan Ivana belum membalas. Saat seperti ini Randy butuh sekali dukungan. Tapi dia tak ingin menyusahkan mamanya. Dia teringat Antok, kawan seperjuangannya. Segera dikirimnya pesan singkat buat Antok.

'Bisa temani aku sekarang di rumah sakit? Aku terserang flu.'

Pesan singkat segera dikirmkan ke Antok. Memang, sakit flu adalah hal yang biasa untuk orang awam. Tapi bagi mereka yang mengidap AIDS, flu bisa jadi masalah hidup dan mati.

Dari pesan singkat kepada Antok, akhirnya menyebar ke seluruh anggota LSM Cinta Kasih. Tak lama kemudian hampir seluruh anggota mengirimkan pesan singkat kepada Randy yang isinya memberikan banyak dukungan.

Tiba-tiba saja Antok sudah duduk di samping Randy dibawah pohon besar di dekat klinik.

"Apa klinik itu sekarang sudah pindah di bawah pohon besar ini?" Tanya Antok mengagetkan Randy yang ternyata dia sedikit tertidur dibawah pohon itu.

"Disini enak. Anginnya semilir. Membuatku jadi mengantuk." Jawab Randy.

"Kamu sedang ada masalah ya?" Tanya Antok.

Randy malu akan mengungkapkannya. Tapi yang jelas, memang dia sedang memikirkan sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya.

"Kenapa diam saja. Tak usah takut dan malu padaku. Siapa tahu aku bisa bantu."

"Darimana kamu tahu kalau aku sedang memikirkan sesuatu?" Randy balik bertanya

"Kamu adalah yang paling kuat dan tangguh diantara kami sesama anggota LSM Cinta Kasih. Aku sendiri sempat heran ketika pesan mu masuk dan mengatakan kamu sakit. Aku sudah membayangkan, kamu pasti ada masalah yang menyebabkan pikiranmu terganggu kemudian staminamu menurun. Betul kan?"

Ketika cinta tak bertepuk sebelah tanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang