Serpih 10 : Tiga Bulan yang Lalu.....

6 0 0
                                    


Randy panik. Simpanan barangnya Nindy sudah habis. Nindy mengalami sakkaw. Dia tak tahu harus berbuat apa? Dari tadi dia mondar mandir terus. Randy semakin bingung ketika melihat Nindy dengan keringat dingin mengucur, badannya menggigil.

Dari bibir Nindy muncul segala macam keluhan. Katanya tulang-tulangnya rasanya mau patah, Randy sendiri tak tahu apa yang harus dilakukan. Kalau sudah begini, rasa sesal baru muncul. Kenapa dia masih tetap mengkonsumsi putauw? Padahal sudah jelas-jelas hal itu merugikan.

Tiba-tiba saja pikirannya langsung tertuju pada Dedi. Segera dia menghubungi Dedi. Siapa tahu bandar narkoba ini tahu bagaimana cara mengatasi sakkawnya Nindy.

"Dedi... kamu dimana sekarang?" Randy menghubungi ponsel Dedi.

"Aku sedang menunggu pelanggan, sebentar lagi dia datang. Memangnya ada apa?" tanya Dedi

"Nindy sakkaw... aku butuh barang sekarang. Bisa tidak kau antar ke kost Nindy sekarang?"

"Bayar dulu yang kemarin, baru aku kasih barang lagi. Bisa kan?"

"Apa kau tak percaya padaku? Eh, ingat... dulu siapa yang membayar hutang Nindy yang berjuta-juta padamu? Aku kan? Masa kau tak percaya padaku? Bagiku uang untuk beli berpaket-paket itu gampang cara mendapatkannya...."

"Oke-oke. Aku mengalah.... Kau memang pelanggan setiaku. Tapi terus terang saja, barangku hari ini habis. Aku baru bisa memenuhi pesananmu, dua hari lagi."

"Apa? Dua hari lagi? Aku butuhnya saat ini."

"Kalau sekarang tak punya."

"Ya sudah tak apa-apa. Tapi yang penting, setelah kamu temui pelangganmu, segera kau datang ke tempat kost Nindy. Aku tak tahu bagaimana cara mengatasinya."

"Oke." Dan kemudian telpon terputus.

Sedikit ada rasa lega karena bantuan akan datang, tapi Randy pun juga cemas. Sedari tadi Nindy hanya bisa mengeluh dan mengeluh minta barang. Dia sudah tak bisa menahan rasa sakitnya.

Semua teman Nindy yang lain tak ada yang bisa membantu. Mereka cenderung menyalahkan Nindy. Sudah banyak yang mengingatkan tapi Nindy tetap saja nekat. Apalagi sifatnya putauw adalah ketika seseorang mengalami sakkaw, dia akan meminta porsi lebih dari sebelumnya.

"Apa yang harus aku lakukan Nin? Aku tak tahu harus berbuat apa?" keluh Randy

"Sakit Ran.... Sakit sekali kaki-kaki ku..." Nindy semakin berteriak.

Randy tak kuasa melihat Nindy kesakitan. Dia berusaha untuk tidak menangis didepannya, tapi akhirnya tumpah juga air mata Randy.

'Aku tak boleh menangis di depannya. Aku tak boleh kelihatan lemah. Urusan seperti ini semestinya sudah bukan satu hal baru lagi. Aku tak boleh menyesali apa yang sudah aku lakukan. Memang inilah resiko yang harus dihadapi.' Ceracau Randy

"Tolong selimuti aku Ran... disini dingin sekali... Aku tak kuat.... Seperti es saja...." Nindy terus mengeluh kesakitan.

Segera Randy menyelimuti Nindy dengan selimut tebal. Meskipun Nindy berbuat kesalahan karena menggunakan narkoba tapi Randy sangat mencintai kekasihnya itu. Dia tetap mengusahakan yang terbaik buat Nindy.

Salah satu temannya ada yang perduli dengan Nindy. Tapi, diapun tak tahu harus memperlakukan seperti apa?

"Aku pernah baca buku mas.... Kalau tak salah, orang yang lagi sakkaw begini, diguyur air...." Kata Siska teman satu kost Nindy.

"Jangan.... Kamu belum tahu rasanya... Air itu seperti jarum baginya saat ini. Kamu tahu kan kalau Nindy jarang mandi? Itu karena badannya sakit kalau kena air." Jelas Randy.

Ketika cinta tak bertepuk sebelah tanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang