Billa's pov
Hari ini keluarga gue sepakat pindah rumah lagi. Tetangga baru, teman baru, suasana baru, bukan hal asing lagi bagi gue. Gue pindah rumah kalo Papa dapat job lama.
Sumpah bosen nunggu mereka. Hal yang gue lakuin cuma usap- usap layar ponsel gue. Di depan gue ada Kak Amel, dia ngehalagin pemandangan banget, mondar- mandir cari barang dia. Dan Mama marah-marah nggak jelas.
Papa lupa mau ngasih tau" terdengar suara Papa. "Jadi gini, Dava harus ngelanjutin kuliahnya di Jogja, dia nggak mau pindah kuliah di Jakarta pengennya kuliah di kota pelajar mau gimana lagi papa nggak bisa nolak". Gua kaget denger penjelasan Papa.
"Terus kalo Kak Dav tetep tinggal di sini siapa yang jagaain Billa, pa?"
"Kan masih ada Papa, Mama sama Kak Amel sayang"
"Apa kata Papa? Ada Papa, Mama, sama Kak Amel? Hal yang gua tau dari keluarga ini, mereka sibuk dengan urusan masing- masing" dalam hati gua.
Gua cuma jawab dengan senyuman kecil di bibir. Entah bagaimana hidup gua tanpa Kak Dava. Walaupun Kak Dava sibuk dengan kuliahnya, dia menyempatkan tanya kabar gua. Keluarga gua sebenarnya baik- baik saja, cuma Papa Mama sibuk dengan pekerjaan.
"Kakak beneran ngga ikut kami?" Tanya gua berkaca-kaca kaca
"Nggak Bil, kakak mau nyelesain kuliah di sini"
"Terus kakak tidur dimana? Kebutuhan hidup kakak gimana?"
"Tidur di sini. Kebutuhan hidup, kakak udah ada sampingan kerja" senyum Kak Dava
Mata berkaca- kaca kini telah pecah menjadi air. Segera gua hapus sebelum ada orang yang sadar.
"Udah ayo Bil cepetan Mama ngomel mulu di mobil" perintah Kak Amel
"Iya kak bentar" jawab gua
"Kak Dav, ngga mau nganter ke bandara?"
"Maaf Bil, kakak ada jadwal kuliah pagi. Besok kalau libur kakak kesana kita liburan ke Ancol. Gimana?" Rayu Kak Dava
Jari kelingking gua tepat berada di depan Kak Dava "janji?"
"Iya sayang"
Gua segera bergegas menuju mobil diikuti Kak Dava.
"Maaf ya Pa, Dava ada jadwal pagi jadi ngga bisa nganter ke bandara" terdengar Kak Dava minta maaf ke Papa.
"Iya Dav gapapa, fokus kuliah Papa selalu dukung kamu" denger itu mata gua panas
Mobil melaju meninggalkan rumah. "Bye kakak, jangan lupa kirim kabar" teriak gua dari jendela. Acungan jempol yang ku dapatkan.
Dava's pov
"Bye kakak, jangan lupa kirim kabar" teriakan Billa terdengar di telinga gua.
"Pasti Bil" dalam hati gua dengan acungan jempol
Oke hidup sebenarnya dimulai. Gua naik ke kamar. Gua rebahkan tubuh gua dengan tangan jadi bantalnya. Gua tatap langit kamar, "Gua yakin, ngga lebih dari satu bulan kalian pindah lagi".
Author's pov
"Gua yakin, ngga lebih dari satu bulan kalian pindah lagi" senyum kecut muncul di bibir Dava. "Gua harap kalian nggak ngikut mereka mulu" hening melanda. "Hasyah gua ngomong sama siapa?" Frustasi Dava. Dia mengambil ponsel di dekatnya. Dicari- cari kontak yang dia tuju. Dia mengirimkan pesan dengan senyuman jail.
Billa merasakan getar di tasnya, dia segera mencari sumber getar tersebut. Tertulis ada satu pesan Line.
Kak Dav : Tante telolet Tante
Slsbillaks : Najes Om, masih ya jaman telolet:v
Kak Dav : Masih nih faktanya
Slsbillaks : Kak Dav mah-_____- ngapain kak nge- Line gua? Mana panggil tante-___-
Kak Dav : Lu kan besok juga jadi Tante buat anak gua😂
Slsbillaks : Pikirannya Kak Dav-___- Mama di samping gua nih kak😏
Kak Dav : Weh jangan macem2 Bil-_- lu tau gua hidup mandiri sekarang, kalo lu ember ke Mama jadi apa hal diriku ini:'(
Slsbillaks : Please deh kak, kondisikan emottttttt-___- macem anak cucok aja wekek *ketawajahat*
Kak Dav : Berani lu sama kakaknya sendiri? Gua ganti nama lu jadi Tante Billa atau Tante Keira atau Tante Salsha?
Slsbillaks : Kak jahat banget sama adek sendiri-___- fiks kalo gitu nama kakak gua ganti juga Om Dava:v kakakakakakaka gua pilih jadi Tante Keira:3
Kak Dav : Bales dendam ceritanya? Impas sekarang
Billa segera mengganti nama kakaknya di kontak Line. Begitu sebaliknya Dava juga mengganti nama adiknya.
Tante Keira : Selesai kak😂
Om Dav : Gua juga udah selesai
Billa asyik dengan benda di tangannya, tanpa dia sadar Sarah melihatnya, "Yang jauh jadi deket yang deket jadi jauh, emang bener ya pepatah itu". Mendengar sedikit nada sindiran dari Sarah, Billa membalas dengan cengiran, "Mama, Billa cuma chat sama Kak Dav. Tau ngga ma, Kak Dav suka ganti- ganti nama orang" curhat Billa. "Kakak kamu emang begitu. Udah hpnya disimpan dulu bentar lagi kita sampai di Bandara" perintah Sarah. "Satu kali balasan Ma" tawar Billa.
Berbeda dengan Dava dia menunggu balasan dari adiknya. Beberapa menit tidak ada balasan dia mengirim pesan lagi.
Om Dav : Bil, udah nyampe bandara?
Tidak ada balasan lagi, dia lebih memilih menunggu.
Tante Keira : Maaf kak, tadi Mama ngajak ngobrol bentar jadi lama yang bales. Bentar lagi nyampe kak. Udah dulu ya kak, Mama udah ngomel suruh nyimpen hpnya
Om Dav : Kakak kira kalian kenapa2. Iya deh
Tidak ada lagi balasan dari Billa. Billa dan keluarganya telah sampai di Bandara. Masih ada 30 menit sebelum keberangkatannya.
"Mama, pengen buang air kecil" rengek Billa. "Hish kamu kayak anak kecil, buruan cari kamar mandi terus balik kesini" titah Sarah. Billa hanya mengangguk.
"Maaf permisi, maaf" dengan berlari Billa menrobos kerumunan orang. "Haduh kamar mandi dimana sih nggak tau bendungan mau bocor" cerocos Billa.
Brukk!! Suara benda jatuh terdengar. "Sial" dengan nada lirih Billa mengucapkan. "Maaf pak" sambungnya dengan menundukkan kepala. "Pak? Muka gua keliatan tua?" Suara bariton mengalihkan pandangan Billa. Billa malu mendengar ucapan pria tersebut. Pria itu mengambil barang- barang yang tergeletak di lantai dibantu Billa. "Maaf banget, gua keburu-buru" dengan menyerahkan barang ke pria itu Billa langsung berlari, tapi pria itu menahan lengan Billa. "Jangan lari, tanggung jawab dulu" tahan pria itu. "Tapi gua ada urusan penting" jelas Billa. Pria itu hanya memandang Billa. "Maaf sekali lagi" dengan melepaskan lengannya Billa mengambil langkah seribu. Pria itu memandang kepergiaan Billa dengan kebingungan.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..
Gimana? Ada peningkatan belum? Masih banyak kata- kata dan kalimat yang salah, gua harap kalian tetep nikmati cerita ini ya walaupun abstrak:D
Jangan lupa vote yak;))
16/02/17
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen FictionKenapa jadi kayak gini? Kenapa harus gue? Gue nggak pernah ada maksud jadi perusak hubungan orang, tapi perasaan ini nggak bisa bohong. Gue yang mundur? Iya gue harus mundur. Gue sadar diri kalau gue cuma orang asing yang hadir diantara kalian:) . ...