Amel's pov
Tepat tiga hari keluarga gua pindah ke Jakarta. Capek? Siapa yang nggak capek coba pindah- pindah rumah terus. Tapi ada untungnya juga sih kalo gua pikir. Temen gua nambah banyak jadinya.
Hari Senin. Itu artinya gua dan adik gua harus sekolah dan gua berharap orangtua gua kaga nyuruh pindah rumah lagi.
Satu hal yang lucu, adik gua dari dulu memang nggak mau satu sekolah sama gua, dia takut kesaing. Pernah dulu ortu nyoba sekolahin satu sekolahan. Dan benar prestasi kami jauh berbeda, dia hanya unggul dalam satu bidang materi dan dalam bidang olahraga dia payah.Lucunya lagi, adik gua suka pelajaran yang orang lain tidak suka.
Kalo adik gua pernah ngomong orangtua kami sibuk, gua jawab ya benar. Memang orangtua kami sibuk dalam pekerjaan, tapi mereka tidak pernah melupakan kami. Itu hal yang menarik.
Gua kaget denger keputusan Papa semalam, gua sekolah di SMA Garuda sedangkan adik gua sekolah di SMA Angkasa. Padahal gua pengen banget masuk SMA Angkasa. Walaupun keahlian gua bukan di sana, ada sesuatu yang buat gua pengen banget sekolah di sana. Jujur gua iri dengan Billa.
"Amel Billa sarapan udah siap" teriak Mama dari bawah
Gua hendak turun, tepat saat adik gua buka pintu kamarnya. "Pita suara Mama kaga sakit teriak- teriak tiap pagi malam" Tanya gua ke Billa. "Udah ditakdirnya Tuhan ngelahirin Mama punya pita suara kuat" Billa menjawab dengan terkekeh.
"Udah siap di sekolah baru kalian?" Tanya Papa
"Siap Pa" jawab gua dengan lemas
"Setelah selesai sarapan, kalian ke sekolah dianter Papa dulu besok Mama cari supir" perintah Mama
"Amel boleh bawa mobil sendiri nggak Ma?" Tanya gua
"Boleh, tapi Minggu kedua kamu sekolah takutnya kamu nanti nyasar sayang" jelas Mama
"Siap bos" jawab senang gua
"Billa boleh bawa juga?" Tanya Billa
"Kamu nggak boleh" tolak Papa dan Mama bersamaan
"Lhaa?" Kecewa Billa
"Kamu belum punya SIM" jelas Papa
"Okelah" lesu Billa
Billa's pov
Kakak gua banyak banget nyimpen rahasia. Pertama dia senang kita pindah kesini, kedua dia kaget Papa sekolahin gua ke Angkasa besok apa lagi?. Ada apa di sekolah itu?.
"Billa boleh bawa juga?" Tanya gua
Kamu nggak boleh" tolak Papa dan Mama bersamaan
"Lhaa?" Kecewa gua
"Kamu belum punya SIM" jelas Papa
"Okelah" lesu kecewa campur jadi satu
Dengan merapikan baju "Papa tunggu di depan"
Gua dan Kak Amel hanya mengangguk
"Ma, Amel berangkat dulu" pamit Kak Amel mencium tangan Mama
"Billa juga ma"
"Papa nganter Amel dulu, baru nganter Billa, dari kalian berdua sekolah Amel lebih dekat ketimbang kamu Bil" jelas Papa
"Oke bos" jawab gua dan kakak bersamaan
Author's pov
Hari pertama Amel dan Billa sekolah. Mobil warna abu- abu berhenti di depan gapura bertulis SMA Garuda.
"Bisa sendirikan Mel?" Tanya Surya. Acungan jempol menjadi jawaban Amel.
"Semoga hari pertama kamu sukses nak" teriak Surya dari jendela mobil. Amel hanya tersenyum.
"Bye kak, sukses kak" semangat Billa menunjukkan deretan giginya. Senyum kecut Amel yang didapatkan Billa.
"Kakak kenapa?" Tanya hati Billa.
Beberapa menit kemudian Surya dan Billa tiba di SMA Angkasa. Tidak terlihat ada orang berjalan di area sekolah. Billa mengecek jam tangannya, pukul delapan.
Tarikan nafas berat Billa terdengar. "Kamu kenapa Bil?" Tanya Surya. "Tidak Pa, cuma sedikit jedug- jedug" jawab Billa. "Kayak lagi pertama ginian" canda Surya. "Apaan sih Pa, bahasa Papa ambigu" jawab candaan Billa. "Bisa sendirikan?" Tanya Surya lagi. "Papa aku udah berapa kali kayak gini?" Greget Billa. "Iya deh, semoga lancar" senyum Surya. "Pasti dong Pa" semangat Billa.
Langkah demi langkah Billa memasuki sekolah. Dia melihat sekeliling sekolah, nyaman itu yang dia rasakan.
"Permisi, mau tanya ruang kepala sekolah dimana?" Tanya Billa kepada seorang perempuan.
"Lu lurus terus aja ruangannya dekat kantor guru" jawab perempuan itu.
"Makasih kak" pamit Billa.
"Sama- sama lu murid baru?" tanya perempuan tadi.
"Iya kak" jawab Billa dengan senyuman.
Billa berjalan menuju ruang kepala sekolah. Dengan mengetuk pintu, "Permisi pak" salam Billa. "Silahkan masuk" perintah bapak kepala sekolah.
"Shalshabilla Keira Surya?" Tanya pak kepala sekolah.
"Iya pak" jawab Billa.
"Nama bapak Brahmantyo, bapak kepala sekolah disini" jelas Pak Brahmantyo.
Terdengar ketukan pintu lagi "permisi" suara laki-laki dari luar. "Masuk" jawab Pak Brahmantyo.
"Shalsa..." Panggil Pak Brahmantyo langsung di sergah Billa "Billa saja pak" dengan senyum di bibirnya. "Billa ini Pak Agus dia wali kelas kamu" jelas Pak Brahmantyo. Billa membalas dengan senyuman. "Pak Agus akan mengantar kamu ke kelas" jelas Pak Brahmantyo lagi. Billa mengangguk mendengar penjelasan kepala sekolahnya.
"Mari nak bapak antar" tawar Pak Agus.
"Iya pak. Permisi pak" pamit Billa.
Billa berjalan di belakang Pak Agus. Tidak ada suara diantara mereka. Hingga suara mengangetkan Billa. "Billa, ini kelas kamu" seru Pak Agus. Billa hanya mengangguk. Tertulis di atas pintu 2 IPA 2.
Tok..tok..
"Kamu disini sebentar ya nak" perintah Pak Agus.
"Iya pak" jawab Billa.
Billa melihat Pak Agus memasuki kelas. Dia tidak tau apa yang dibicarakan Pak Agus dan guru yang sedang mengajar.
"Nak ayo masuk" ajak Pak Agus.
Billa berjalan mengikuti Pak Agus. Setelah dirasa urusan selesai, Pak Agus meninggalkan Billa di kelas.
"Anak- anak sepertinya kalian dapat teman baru" jelas guru di depan Billa. "Nak perkenalkan nama kamu" perintahnya.
"Selamat pagi... Nama saya Shalshabilla Keira Surya kalian bisa panggil Billa" jelas Billa. "Nak Billa nama ibu Dewi, ibu mengajar matematika" jelas Bu Dewi dengan suara pelan dan hanya Billa yang bisa mendengar. "Billa silahkan duduk" perintah Bu Dewi dengan suara normal.
Billa berjalan menuju tempat duduk. Dia mencari tempat duduk yang kosong. Seseorang mengangangkat tangan seakan mengajak Billa untuk duduk bersamanya. Billa berjalan kearah orang itu.
"Nama gua Alana" dengan mengulurkan tangannya. "Billa"dengan senyum canggung di bibir Billa. "Semoga kita bisa berteman" dengan senyum ikhlas di bibir Alana. Billa yang mendengar ucapan teman barunya tersenyum, "Pasti" jawabnya dengan percaya diri.
.
.
.
.
.
Pertama ya gua yakin kata- kata gua banyak yang typo, dan kalimat gua kaga efektif banyak banget yang melencong dari eyd:""
Walaupun begitu gua harap kalian tetep seneng baca cerita gua:"
Jangan lupa vote yak!! Ntaps
11/03/17
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen FictionKenapa jadi kayak gini? Kenapa harus gue? Gue nggak pernah ada maksud jadi perusak hubungan orang, tapi perasaan ini nggak bisa bohong. Gue yang mundur? Iya gue harus mundur. Gue sadar diri kalau gue cuma orang asing yang hadir diantara kalian:) . ...