WHY - 3 (Author's pov)

37 5 0
                                    

"Haduh kemana sih tu anak" risau Sarah memandang waktu di pergelangan tangan. "Mama" panggil Billa dengan suara terengah-engah. "Kamu itu ke kamar mandi atau ke mall lama banget" sungut Sarah. "Saelah ma, cuma 20 menit doang" sergah Billa. Sarah tidak menggubris anaknya.

Dengan muka sebal, Billa duduk disebal Surya dan menyumpal telinganya dengan benda berwarna pink.

"Kalau Mama bukan yang ngelahirin gua, udah gua acak- acak tu muka. Hash ngomong apa sih gua" frustasi dalam hati Billa.

Dia menggeser layar ponselnya mencari lagu yang sesuai. "In my dreams, you're with me we'll be everything I want us to be.." dengan suara lirih Billa mengikuti alunan ditelinganya. Pikirannya kembali kepada pria yang dia tabrak tadi.

"Astaga tu cowok, gua malu banget jangan sampai ketemu dia lagi. Muka gua pasti nggak banget, secara gua nahan kencing, hashhhhhhhh!" Billa berusaha membuang pikiran anehnya dengan memukul kepalanya menggunakan tangan.

"Kamu kenapa Bil?" Tanya Surya dengan nada khawatir. "Ha? Apa pa?" tanya Billa dengan muka polosnya. "Lepas dulu penghalang telinga kamu" perintah Surya. "Hehe" cengir Billa. "Udah pa, gimana?" Lanjut Billa. "Kamu kenapa? Kenapa pukul kepala sendiri? Kasian tu kepala kalau di pukul" Jelas Surya. "Ohh nggak kok pa, Billa cuma pusing aja. Tadi kamar mandinya bau banget jadinya ya gini kepala Billa pusing" alasan Billa dengan senyum paksaan. "Minum obat dulu kalau pusing, takutnya nanti di pesawat teler kamu" canda Surya. "Papa apaan sih" ketawa Billa terdengar. Dia kembali memasang penghalang telinganya.

Sambil menunggu penerbangan, Billa mengambil photo untuk diabadikan di sosmed. Satu persatu photo dia lihat. Setelah menemukan photo yang dikiranya bagus langsung dia upload di akun sosmednya.

"Bil, lu mau ikut apa nggak?" Tanya Amel. Satu panggilan nggak ada respon, Amel kembali mencoba. "Billa, lu mau ikut kaga?" Tanya Amel menambah volume suaranya, dan Billa tetep tidak merespon. "Woyy, bangkai kudanil lu mau tetep di sini atau ikut?!!!" Tanya Amel lagi dengan nada suara tinggi.

Pengunjung di sekitar memandangi Amel dengan Billa. "Apa kak?" Tanya Billa dengan tampang polos dan melepas sebelah headset dari telinganya. "Tuhan, dosa apa gua punya adik pendengaran zonk?" Sesal Amel. "Kakak, ngomong apa sih? Nyebelin tau" cemberut Billa. "Apa lu bilang? Gua nyebelin? Lu itu yang nyebelin bikin darah orang naik! Udah buruan Mama Papa udah nungguin" Kesal Amel menarik lengan Billa.

Billa's pov

Apa banget coba hari ini. Pertama gua nabrak orang dengan muka gua yang sudahlah, kedua gua kena semprot Mama, terakhir kakak gua sendiri ngatain gua budeg. Ingin gua berkata lembut.

Gua ngikuti langkah Kak Amel. Dan ya Papa Mama sudah berdiri dengan tangan menunjuk jam. Gua hanya nyengir menunjukkan jari tengah dan telunjuk membentuk peace. "Udah ayok sayang" ajak Papa. Gua hanya membalas deheman.

Kami siap berangkat ke Jogja. Nggak lupa benda kesayangan telinga gua. Alunan lagu mengalun di telinga gua. Mata gua menjelajah dari sisi satu ke sisi lain.

"What the hell?! Cowok itu lagi." Dalam hati gua. Mata gua tak lepas dari cowok tadi. Gua melihat gerakannya tanpa ada yang terlewat.

"Satu, dua, tiga Tuhan dia mendekat" hati gua mulai risau. Dia duduk di kursi sebelah gua.

Author's pov

"Satu, dua, tiga Tuhan dia mendekat" dalam hati Billa mulai risau. Pria itu duduk di kursi sebelah Billa.

"Semoga dia nggak ingat" lirih Billa

"Ngomong apa lu? Apanya yang nggak ingat?" Tanya Amel

"Apa kak? Ohh nggak kok kak, lu salah denger kalik" alasan Billa

"Bodo Bil, lu emang sakit jiwa" ejek Amel

"Lu lebih bodo dari gua kak" polos Billa

"Argh" jengkel Amel dengan tangan siap memukul

Billa menghiraukan kakaknya. Dia kembali memikirkan pria itu. Tiba- tiba lagu yang dia dengarkan berhenti. Billa lupa tidak mencharger handphonenya.

"Sial" umpat Billa

"Kenapa lagi?" Kesal Amel

"Bawa powerbank kak? Punya gua di tas satunya" tanya Billa

"Samaan dong, tempet gua juga" jawab Amel

Billa kecewa mendengar jawaban kakaknya. Dia kembali melirik sebelahnya. Pria itu tidur dengan earphone di telinganya. Senyum kecil nampak di bibir Billa. Tanpa disangka orang yang dia perhatikan membuka mata, dia merasa diperhatikan seseorang. Pria itu menengok kearah Billa, secepat mungkin Billa memalingkan wajahnya. Dia malu dan menyumpah serapahi dirinya sendiri.

"Mampus gua, apa yang gua lakuin? Sial, mau taruh mana muka ini. Tuhan bunuh gua bunuh" dalam hati Billa dengan perasaan malu. Dia hanya menutup matanya pura- pura tidur. Tanpa Billa sadar, dia tertidur. Ada suara yang membangunkan dari tidur.

"Bil, bangun woy udah sampe" Suara Amel dengan lembut

"Iya kak" jawab Billa dengan suara khas bangun tidur.

"Cowok tadi kemana? Dia ke Jakarta juga? Sama kayak gua?" Risau Billa. "Cowok yang mana?" Tanya Sarah. "Bukan Ma" jawab Billa dengan cengiran. "Udah ayo turun" ajak Sarah. Billa hanya mengangguk.

Panas matahari mengenai kulit Billa. "Panas di sini" rengek Amel. "Iya kak" jawab Billa. "Bil, coba lu liat cowok itu" menepuk pundak Billa dan menunjuk arah yang dia maksud. "Cowok yang mana kak?" Billa tidak tahu yang dimaksud Amel. "Itu yang pake kacamata hitam, kemeja kotak- kotak" detail Amel. Mulut Billa terbuka setelah tau yang Amel maksud.

"Dia lagi?" Tanya hati Billa
.
.
.
.
.
TBC..
Gimana gimana? Tetep garing ya? Atau gimana? Seperti biasa banyak kalimat yang ngga nyambung dan tentunya typo:v
Jangan lupa votmen yak^^
23/02/17

WHY? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang