Author's pov
Suasana kelas seperti biasa, gaduh. Dapat dilihat dari ujung sampai ujung, mereka terlihat asyik berbicara. Billa menuju tempat duduk.
"Al, lo kenapa? Pagi- pagi udah nekuk tu muka?" Tanya Billa.
"Kagak Bil" jawab lesu Alana.
"Lu lagi galau? Gara-gara cowok? Emang ada ya Al yang mau sama lo?" Terocos Billa.
Alana menjepit mulut Billa dengan tangannya.
"Lo kalau ngomong bisa pakai spasi kagak?" Tanya Alana.
"Habisnya lu diam aja" ngambek Billa.
"Baru gue mau buka mulut lu udah nerocos duluan BILA SAYANG" jengkel Alana.
"Iyaudah iya" Billa seketika diam.
Bel istirahat berbunyi.
"Al, kantin yuk?" Ajak Billa.
"Nggak ah, males" jutek Alana.
"Ayoklah Al kekantin gue lapar ini" rengek Billa dengan menarik lenngan Alana.
Mencubit pipi Billa, "Semakin kesini makin kelihatan ya sikap lu" gemas Alana. "Yaudah ayok" lanjut Alana.
"Ayok" Semangat Billa.
Setibanya di kantin, terlihat ketiga teman mereka.
"Kenapa sih muka kalian ,di tekuk semua? Tadi pagi Alana sekarang kalian bertiga" kesal Billa.
"Kelas gue tadi evaluasi matematika dadakan dan lu tau gue kaga belajar sama sekali gimana nasib nilai gue" frustasi Agnes.
"Salah lu kaga belajar Nes" canda Billa
"Boro- boro mau belajar nyentuh buku aja jijik tuh orang" cerosos Ara.
"Luuuu..." Kesal Agnes
"Mulai lagi ayo mulai" tandas Cici
"Damai kok ini damai" tawa paksa Agnes dan Ara
Billa's pov
Beberapa hari sekolah disini tak seburuk yang gua bayangin. Agnes Ara ibaratnya mereka tu Tom and Jerry ribut terus. Tapi gua nggak kesel sih liat mereka berantem. Cuma kalau mood gua hancur pengen banget gua usir mereka.
"Woy Al, lu ngapain sih bengong mulu dari tadi dikelas?" Tanya gua ke Alana
"Nggak kok Bil, efek ngantuk doang" jawab Alana
"Kepikiran si berandal itu kalik" jawab Ara dengan wajah tak ada dosa
"Berandal? Siapa berandal?" Bingung gua
"Lha Alana nggak cerita ke lu?" Tanya Agnes
"Nggak. Emang siapa sih Al?"
"Padahal satu kelas sama lu Bil" sambung Cici
"Kok gua nggak tau?"
"Dia kena skors 2 Minggu. Besok Senin lu juga ketemu sama dia Bil" jelas Alana
"Berandal itu pacar lu? Kok lu sampe kepikiran gitu?"
Suara ketawa Ara terdengar keras. Disusul Cici dan Agnes.
"Lu tadi ngomong apa? Pacar? Haduh perut gua sakit" cekikikan Agnes
"Yang ada juga si Alana yang berharap tapi nggak pernah ada respon" lanjut Ara
"Mulut lu berdua! Belum pernah gua sumpel sambel?!" Marah Alana
"Canda kalik" jawab Agnes dan Ara.
"Jadi? Nggak ada yang mau jelasin ke gua gitu?" Tanya Billa dengan kebingungan.
Billa's pov
Berandal? Satu kelas? Siapa sih dia lalu kenapa Alana kepikiran banget sama itu orang? Alana suka itu cowok?
"Jadi? Nggak ada yang mau jelasin ke gua gitu?"
"Nanti gua cerita ke lu di kelas aja Bil, gua laper kalau sekarang" tandas Alana
Gua cuma bisa menganggukkan kepala. Gua merasa ada yang ngawasi. Mata gua berpetualang mencari sesuatu yang ganjal. Tepat detik ke lima mata gua terkunci mata seorang cowok.
Kak Gavin?
Gua heran ngapain Kak Gavin lihatin gua mulu. Apa mungkin dia suka gua? Nggak mungkinlah gua cuma cewek seadanya nggak cantik juga. Detik 10 gua usir jauh- jauh pikiran konyol itu dan memutuskan kontak mata kami.
"Guys, gua duluan ke kelas ya?"
"Tumben cepet, nggak nunggu Alana dulu? Kasian tinggal setengah tu makanan" tanya Cici
"Al, gua duluan gapapakan? Sekalian gua mau mampir ke toilet? Lu juga hafal jalan ke kelaskan?" Canda gua
"Santai aja kalik, nggak bakal gua kesesat"
"See yak guys"
"Yoi Bil"
Bukannya gua nggak mau nunggu Alana dan yang lain, cuma gua takut ke geeran sama Kak Gavin. Yang ada gua baper ujung- ujungnya. Akibat gua jalan sambil bengong, tubuh gua nabrak orang.
"Aduh!! Kalau jalan pakai mata dong" kesal gua. Pantat gua lumayan sakit terbentur lantai.
"Gua pakai mata, lu nya aja yang bengong" suara pria mengalihkan pandangan gua.
Gua kaget melihat apa yang gua lihat. Mata gua membulat sempurna. Dunia ini sempit.
.
.
.
.
.
.
.
TBC..
Sambil baca sempetin buat vote yak:) 1 vote buat gua semangat ngelanjutin ini cerita
Saran kritik kalian gua butuhin banget..
Thanks yang udah setia baca sampai part ini😁 luv deh pokoknya
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen FictionKenapa jadi kayak gini? Kenapa harus gue? Gue nggak pernah ada maksud jadi perusak hubungan orang, tapi perasaan ini nggak bisa bohong. Gue yang mundur? Iya gue harus mundur. Gue sadar diri kalau gue cuma orang asing yang hadir diantara kalian:) . ...