Part 13- Disquiet of Roshni

913 79 13
                                    

Maaf baru lanjut, habisnya part sebelumnya gak mencapai target. Jadinya lama next nya. hihi..
Ok lanjut aja nih.. Respon sedikit jdinya suka males2 share. Haha.. Tp utk my lovely readers, jd aku next deh.
___________________________________________

Part 13

"Tanganmu berdarah lagi, Faisal!" Roshni berlari menghampiri Faisal lalu memegang tangan Faisal yang di perban namun penuh darah. Roshni panik melihatnya.

"Sudahlah ini tidak apa-apa." Kata Faisal sambil melepaskan tangannya dari tangan Roshni. Faisal terlihat sedang berpikir.

"Kenapa preman itu tahu namaku? Siapa yang menyuruh mereka melakukan ini?" Faisal bertanya pada dirinya sendiri sambil mengerutkan dahinya.

Roshni mendengarnya,
"Lebih baik kita segera pulang. Aku akan mengobati lagi lukamu." Roshni berbicara lirih. Merekapun kembali masuk ke mobil untuk kembali menuju villa.

***

Di apartemen Vishal...

Vishal sedang menelpon seseorang..
"Bagaimana kerja kalian? Berhasilkah?" Vishal bertanya lewat telepon.

"Maafkan kami Bos, ternyata dia sangat pandai berkelahi. Dia berhasil mengalahkan kami meskipun tangannya sedang terluka." Terdengar suara pria di seberang telepon.

"Kalian memang bodoh!!! Bagaimana bisa kalian dikalahkan oleh satu orang yang bahkan sedang terluka?" Vishal terdengar marah, wajahnya terlihat sangar.

"Kami minta maaf Bos. Dia benar-benar hebat. Tapi Bos jangan khawatir, aku sudah berhasil mengancam gadis itu agar menjauhi FAISAL jika dia tidak ingin melihatnya mati. Dan aku yakin gadis itu akan terpengaruh dengan ancamanku, Bos." Pria itu berkata dengan bangganya.

Vishal sejenak terdiam,
"Roshni..!" Gumam Vishal dengan tatapan cinta butanya..

Pria yang sedang di telepon Vishal ternyata adalah preman yang menyerang Faisal tadi. Preman itu adalah suruhan Vishal. Vishal menyuruh para preman itu untuk menghabisi Faisal, dan jika mereka gagal menghabisinya, Vishal mempunyai langkah cadangan yaitu dengan menyuruh preman itu mengancam Roshni untuk menjauhi Faisal jika dia tidak ingin melihat Faisal mati. Hal itu jelas menguntungkan Vishal, karena dengan begitu Roshni akan menjauhi Faisal dan dia tidak akan tinggal atau bekerja lagi dengan Faisal.

Sehingga dengan begitu, obsesinya untuk memiliki Roshni akan semakin mudah tanpa dibayangi oleh Faisal, orang yang sangat ia benci.

Vishal menutup teleponnya, ia kemudian membuka laptopnya dan hendak melakukan video call dengan seseorang.

Video call telah tersambung...
"Bagaimana pekerjaanmu? Apakah kau sudah berhasil melenyapkannya?" Tanya seseorang di layar laptop Vishal.

"Bersabarlah.. Aku sedang berusaha menghabisinya. Pekerjaan ini tidak mudah seperti yang kau bayangkan, Faisal bukan orang sembarangan yang dengan mudahnya dapat aku habisi." Vishal menjawabnya dengan raut licik disertai wajah sangarnya.

Ia geram membayangkan kenyataan bahwa Faisal bukanlah orang sembarangan.

"Baiklah aku akan menunggu. Tapi ingat!!! Kau harus fokus pada Faisal! Kesampingkan dulu masalah Roshnimu itu. Aku tidak mau jika sampai rencanaku gagal lagi. Bertahun-tahun aku menunggu kesempatan ini..!" Seorang wanita dalam video call itu terdengar memperingatkan Vishal dengan serius.

Vishal menjadi terdiam.. Ia berbicara dalam hatinya,
"Aku juga memiliki tujuan pribadiku. Seorang Vishal tidak akan tunduk pada siapapun." Batin Vishal berkata dengan liciknya. Maksud Vishal, dia tidak akan menuruti siapapun karena dia tidak pernah tunduk pada siapapun.

Because Of Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang