Bayangan Yudha terus menghantui pikiranku selama menuju perjalanan pulang.
Aku semakin penasaran dengan cowok itu.
" Non Zifa kita sudah sampai." Suara pak Darlan berhasil menggugah lamunanku.
"E..eh iya pak." Jawabku gugup sembari turun dari mobil dan mendapati pintu rumah.
"Assalamualaikum Bunda."
"Wa'alaikumsalam cantik. Gimana hari pertama sekolahnya."
"Lumayan menyenangkan Bun." Jawabku singkat.
"Gimana teman barunya?" Suara itu bersumber dari seseorang yang sedang menuruni anak tangga.
Ya, suara itu adalah suara kak Ilham. Dia adalah kakakku satu-satunya.
"Belum banyak yang kenal kak." Jawabku lesu.
"Gimana mau kenal, orang kamunya gak mau ngajak kenalan duluan." Ejek kak Ilham kepadaku.
"Apaan sih kak, emang harus ya aku yang ngajak mereka kenalan duluan" Jawabku cemberut.
"Udah gak usah ribut. Zifa ganti baju dulu nanti jangan lupa makan ya. Bunda mau ke rumah tante Sinta, temen bunda yang kemarin baru pindah dari Surabaya. Ilham jangan keluar rumah dulu ya, nanti Zifa gak ada yang nemenin dirumah." Ucap bunda panjang lebar kepadaku dan kak Ilham.
"Iya Bun, hati-hati dijalan ya." Balasku pada bunda.
"Iya bun. Biarin aja Zifa dirumah sama bi Surti sama pak Darlan. Hehe" Jawab kak Ilham yang kembali mengejekku.
"Apaan sih kak. Zifa juga udah gede, jadi gak perlu ditemenin kak Ilham lagi kalo Bunda sama Ayah keluar rumah. wlek" Jawabku kesal.
"Ciee udah gede ya, yakin udah gede?sama gelap aja masih takut." Lagi-lagi kak Ilham mengejekku.
"Kalian berantem terus. Yaudah Bunda mau berangkat dulu. Assalamualaikum" Pamit bunda sembari meninggalkan aku dan kak Ilham.
"Wa'alaikumsalam" Jawabku kompak dengan kak Ilham.
"Ganti baju dulu sana." Ucap kak Ilham sambil merusak jilbab yang sedang aku kenakan.
"Kak Ilhaammmm... Rese banget sih." Teriaku kesal dan mengejar kak Ilham yang berlari menuju kamarnya.Kamarku dan kamar kak Ilham berdampingan.
Saat dirumah, kami hampir tidak pernah akur.
Selisih umur kami tiga tahun.
Kini kak Ilham melanjutkan Kuliah setelah lulus SMAnya.
Dia dulu pun juga sekolah di SMA yang sama denganku.
Dia terbilang pandai dikelasnya, bahkan dia pernah menjadi juara umum se-angkatannya dan pernah menjadi kapten basket disana.**
Didalam kamar yang berbeda, terlihat Yudha sedang berbaring diranjangnya.
"Kenapa gue jadi kepikiran terus sama tu cewek" Ucap Yudha yang tak menyadari ternyata Bundanya telah memasuki kamarnya.
"Hayo mikirin siapa." Ucapan Bundanya yang berhasil membuatnya gelagapan.
"Gak ngelamunin siapa-siapa kok Bun. Bunda ngagetin Yudha deh, tadi masuk gak pake salam dulu." Jawabnya mengelak.
"Iya maafin Bunda. Kamu udah makan belum Yud?" Tanya Bunda.
"Udah kok Bun." Jawab Yudha tersenyum untuk meyakinkan Bundanya.
"Yaudah kamu istirahat aja. Bunda mau nyiapin makanan dulu soalnya temen bunda ada yang mau kesini" Ucap Bunda lalu menutup pintu kamar Yudha.
"Iya Bun." Jawab Yudha yang masih terdengar ditelinga Bundanya."Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, eh Ratna kamu sudah sampai. Silahkan duduk."
"Iya Sinta, terimakasih."
Bunda Ratna yang merupakan ibu dari Zifa adalah sahabat kecil Bunda Sinta. Mereka bersahabat sejak SD dan terpisah saat SMA karena Bunda Sinta harus pindah ke Surabaya. Dan kini Bunda Sinta kembali lagi ke Jakarta karena Suaminya ditugaskan disini.
Maka dari itu, Yudha pun juga harus pindah sekolah dari Surabaya ke Jakarta.
Namun diantara Zifa dan Yudha tidak ada yang tau jika Ibu mereka bersahabat."Yudha sini dulu nak, Bunda mau kenalin kamu sama sahabat bunda" Bunda Sinta menyuruh Yudha ke ruang tamu ketika Yudha hendak mengabil cemilan didapur.
"Yudha kenalin ini tante Ratna,
Ratna kenalin ini anakku Pradipta Yudha Anggara, panggil aja Yudha." Bunda Sinta mengenalkan Yudha pada tante Ratna.
"Namanya bagus, Orangnya juga ganteng." Puji tante Ratna pada Yudha
"Tante bisa aja" Yudha tersipu malu dengan pujian tante Ratna barusan.
"Yudha kamu kelas berapa?sekolahnya dimana?" Tanya tante Ratna pada Yudha.
"Saya kelas X tante, sekolah di SMAN 5 JAKARTA" Jelas Yudha pada tante Ratna.
"Oh ya? anak tante juga sekolah disana, dia juga baru kelas X." Jawab tante ratna yang berhasil membuat Yudha berpikir.
Dalam benaknya dia bertanya siapa yang dimaksud tante Ratna.
"Ranta ini minumannya. Yudha udah sore kamu mandi dulu sana." Perintah bunda Sinta pada anaknya.
"Iyaa Bun, permisi dulu tante." Jawab Yudha sembari menuju kamarnya.**
"Akhirnya bunda pulang, Zifa males dirumah sama kak Ilham." Keluh Zifa pada bundanya yang baru saja masuk rumah.
"Kenapa cantik? Emang Ayah belum pulang?" Tanya Ratna pada putrinya.
"Belum bun, Ayah tadi telfon katanya pulang telat soalnya masih ada meeting." Jelas Zifa pada bundanya.
"Yaudah Bunda mau istirahat dulu. Kamu tidurnya jangan malem-malem ya, besok malah bangun kesiangan lagi kek tadi pagi." Ucap Ratna pada Zifa sembari menuju kamarnya.
"Oke bun." Jawab Zifa menuruti perintah bundanya.**
(Kira-kira anaknya bunda Ratna siapa ya?kelas X!Anak SMAN 5 JAKARTA juga) Yudha masih bertanya dalam benaknya.
"Tau ah, mending gue tidur" Ucap Yudha sambil menarik silimutnya dan bergegas untuk tidur.Hi aku balik lagi...! hehe
Maaf ya kalo ceritannya garing,
maklum masih amatiran. Hehe
Salam Kenal buat kalian :)
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...