Chapter 4

12K 323 5
                                    

Teeeettttttt . . . . Teeeetttt . . .
Bel pulang sekolah sudah terdengar ke segala penjuru kelas di SMAN 5 JAKARTA.
Siswa siswi sudah terlihat memadati halaman parkir.
Sedangkan di sudut lain, Zifa dan Zidny terlihat masih berjalan santai di koridor menuju halaman depan sekolah untuk menunggu jemputan mereka.
Lagi-lagi Zidny yang dijemput lebih awal daripada Zifa.
" fa mau pulang bareng gak?" Ajak Zidny pada Zifa
" Enggak Zee kamu duluan aja. Hati-hati dijalan ya." Tolak Zifa lembut pada sahabatnya.
" Oke, aku duluan ya. Byee fa!! " Zidny pamit dan melambaikan tangan ke arah Zifa.
Zifa hanya tersenyum dan membalas lambaian tangan Zidny.
Selang waktu lima menit Zidny meninggalkannya, benda persegi panjang yang ada disakunya bergetar menunjukan ada pesan masuk.

From : M. Ilham Al Farizi
Dek pulangnya bareng kakak aja, pak Darlan gak bisa jemput. Kebetulan kakak juga udah selesai ngampus. tunggu 15 menit lagi ya, kakak lagi otw.

Melihat pesan tersebut Zifa pun langsung membalasnya.

To: M. Ilham Al Farizi
Iyaa, jangan lama-lama. Zifa udah ngoyot nih -_-

Sent.

"Belum pulang?" Suara itu berhasil membuat Zifa kaget.
" Eh kak Raka, belum kak. Lagi nunggu jemputan."
" Mau kakak anterin pulang?" Raka menawarkan dirinya pada Zifa.
" Gak usah kak, lagian kakak aku udah otw. Paling bentar lagi nyampe." Tolak Zifa lembut.
Dan benar saja tak lama kemudian kak Ilham sampai didepan pintu gerbang sekolah.
" Aku duluan dulu ya kak, kakak aku udah jemput. Assalamualaikum." Pamit Zifa pada Raka dan bergegas menuju motor Ilham yang berada di depan pintu gerbang sekolah.
" Katanya 15 menit lagi, kok udah nyampe aja?" Tanya Zifa pada Ilham.
" Kaya gak tau kakak kalo lagi ngebut aja." Ilham terkekeh menjawab pertanyaan adiknya.
" Iya deh iya."
" Yaudah cepetan naik, jadi mau pulang gak sih." Ilham menginterupsi Zifa untuk segera naik ke atas motornya.
Ilham melajukan motornya dengan santai tak seperti saat ia hendak menjemput Zifa.
" Cowok yang sama kamu tadi siapa? Kamu pacaran sama dia?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Ilham yang berhasil membuat Zifa kaget.
" Namanya kak Raka. Kita cuma sebatas temen kok." Jawab Zifa berusaha untuk meyakinkan kakaknya.
" Temen apa demen? masih kecil gak usah pacaran dulu, sebatas suka aja gapapa." Ejek Ilham pada adik semata wayangnya.
" Iyaa kak. Zifa gak pacaran kok." Jawab Zifa dengan nada kesal karena ejekan Ilham.

**
" Yudha tolong anterin bunda ke rumahnya tante Ratna ya." Sinta meminta tolong pada Yudha yang sedang asik baca buku dikamarnya.
" Iyaa bun." Jawab Yudha dan bergegas untuk mengambil mobilnya yang masih terpakir digarasi.

"Rumahnya yang mana bun?" Tanya Yudha yang terus fokus melajukan mobilnya.
" Itu yang cat rumahnya warna biru muda." Jawab Sinta dengan menunjuk rumah yang dimaksud.

" Assalamaualaikum." Ucap Sinta sambil mengetuk pintu rumah Ratna.
" Wa'alaikumsalam."
Seseorang membuka pintu itu.
Zifa terkejut ketika melihat siapa yang ada diambang pintu rumahnya saat ini. Ia justru bingung dengan kedatangan orang itu.
" Yudha."
" Zifa."
Mereka berdua saling menatap kebingungan.
" Loh jadi kalian sudah saling kenal." Tiba-tiba Ratna datang dari dalam rumahnya.
" Dia teman sekelas aku bun." Jawab Zifa pada bundanya.
" Ya syukurlah kalau kalian teman satu kelas, kan Yudha bisa jagaain kamu." Ucap Ratna sambil tertawa kecil kepada putrinya.
" Apaan sih bun. Yaudah Zifa siapin minum dulu." Zifa mengerucutkan bibirnya dan bergegas menuju dapur.
" Silakan masuk Sinta dan nak Yudha." Ratna mempersilakan keduanya untuk masuk kedalam rumahnya.

" PLS nya dimulai minggu depan kan nak Yudha?" Tanya Ratna pada Yudha.
" Inshallah iya tante." Yudha menjawab dengan ramah.
" Tolong jagain Zifa ya, soalnya dia orangnya lemah. Tante takut kalau dia pingsan pas kegiatan." Keluh kesah Ratna pada Yudha.
" Iya tante. Yudha bakal jagain Zifa." Yudha mengangguk pasti untuk meyakinkan Ratna.

**
Satu minggu berlalu dengan kegiatan sekolah yang belum efektif.
Dan di minggu kedua SMAN 5 JAKARTA baru melangsungkan kegiatan PLS yang dilaksanakan selama satu minggu ini.
Dan hari ini adalah hari terakhir kegiatan PLS luar ruangan.
Kegiatan dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Kegiatan ini diisi dengan kegiatan Outbond. Murid kelas X terlihat begitu senang mengikuti kegiatan ini bersama kakak-kakak OSISnya.
Dan disana Zifa juga telihat baik-baik saja, tidak seperti biasanya yang jika kelelahan dia akan jatuh pingsan.

" Zifa, Zee aku pulang dulu ya." Pamit Zaya pada kedua sahabatnya.
" Iya Zaya. Hati-hati dijalan." Jawab Zifa dan Zidny kompak.
Zaya sudah terlihat meninggalkan keduanya dan berjalan menuju gerbang sekolah. Dan disana didapatinya seorang laki-laki yang memakirkan motornya yang terlihat sedang menunggu kepulangan Zaya.
" Zee bukannya itu kak Raka ya?" Tanya Zifa sambil menunjuk ke arah gerbang sekolah.
" Iya itu kak Raka. Zifa aku pulang dulu ya, jemputan aku udah dateng. Kamu mau bareng nggak?" Ajak Zidny pada Zifa.
" Enggak Zee, kamu duluan aja. Hati-hati dijalan." Tolak Zifa pada ajakan Zidny.
( Ada hubungan apa Zaya dan kak Raka? ) Tanya Zifa dalam hati.
" Ah sudahlah, kenapa aku jadi mikirin Zaya dan Kak Raka." Ucap Zifa dan berusaha untuk menghilangkan pikirannya yang tidak penting itu.

Sekolah sudah terlihat cukup sepi.
Hanya tinggal beberapa kakak OSIS yang masih disana untuk merapikan barang-barang yang digunakan Outbond tadi.
( Pak Darlan mana sih, udah hampir maghrib kok belum dateng) Ucap Zifa dalam hati.
Zifa mulai cemas karena sebentar lagi adzan maghrib sudah berkumandang sedangkan dirinya masih disekolah dan harus menunggu jemputan. Dan langit sore saat itu juga terlihat mendung yang akhirnya menurunkan hujan.
" Kok belum pulang?"
Seseorang mengagetkan lamunan Zifa yang sedang menikmati air hujan.
" Iya nih, jemputan aku belum juga dateng." Jawab Zifa lesu.
" Yaudah ayo pulang bareng aku aja, daripada kamu nunggu disini sendirian." Ajak orang itu yang tak lain adalah Yudha.
" Gak usah Yud aku jadi gak enak sama kamu. Kamu pulang duluan aja." Lagi-lagi Zifa menolak ajakan temannya.
" Yaudah kalo kamu gak mau pulang bareng aku. Aku temenin kamu disini ya. Gak baik anak gadis maghrib-maghrib duduk sendirian. Kali ini kamu jangan nolak." Ucap Yudha panjang lebar pada Zifa.
Sedangkan yang diajak bicara hanya mengangguk ria.

Susana saat itu terasa lebih dingin dari biasanya. Jelas saja lebih dingin, karena memang cuaca saat itu sedang turun hujan. Sedangkan disalah satu sudut sekolah masih tersisa dua insan yang saling terdiam menikmati air hujan.
" Dingin ya? nih pake aja jaket aku daripada nanti kamu masuk angin." Yudha memasangkan jaketnya pada punggung gadis disampingnya yang sedang kedinginan.
Sebenarnya Zifa enggan untuk mengenakan jaket dari Yudha, tapi karena cuaca memang terasa sangat dingin, kali ini Zifa tidak menolak permintaan Yudha.
" Makasih, yaudah aku pulang duluan ya. Assalamualaikum" Pamit Zifa pada Yudha yang ternyata didepan gerbang sekolah Pak Darlan sopir Zifa sudah datang.
" Wa'alaikumsalam. Hati-hati cantik." Jawab Yudha lirih melihat Zifa sudah berlari kecil menuju mobilnya.

**
( Ya Allah kenapa aku nyaman saat bersama Yudha? Kenapa aku merasa aman saat didekatnya. Tapi kenapa hatiku juga merasa cemburu saat melihat Kak Raka bersama wanita lain. Apa yang terjadi dengan hatiku ) Tanya Zifa pada dirinya sendiri.
Ia bingung apa yang sebenarnya ia rasakan.

Zifa dilema kakak, Hueee T-T
Oke ini gaje. hehe
Maafkan tulisan hayati yang masih amburadul kakak.
See you next Chapter !! Byee

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang