Azifah's POV
" ini dia, penampilan dari perwakilan kelas X.1 " Begitulah teriakan MC dalam acara pensi yang merupakan penutup dari perayaan Ulang Tahun SMAN 5 JAKARTA.
" Udah gak usah nervous." Ucap Yudha seolah menetralkan kegugupanku. Aku hanya mendengus pelan.
" Gak nervous gimana, beratus pasang mata memperhatikan kita." Ucapku dalam hati. Aku hanya pasrah dengan keadaan yang aku alami saat ini. Aku adalah tipe orang pemalu, sedangkan saat ini aku dihadapkan dengan situasi yang sangat ramai seperti ini, bahkan dapat dikatakan akulah yang akan menjadi pusat perhatian. Eh gak deng, bukan cuma aku tapi juga Yudha. Aku berjalan mengekor dibelakang Yudha untuk naik ke atas panggung. Dan kali ini penyakit demam panggungku mulai kambuh. Ya Tuhan bagaimana ini, baru acara seperti ini saja aku sudah gugup berlebihan, apalagi jika harus ikutan pilgub DKI kemarin. Haissh, ngomong apa aku barusan.Aku dan Yudha duduk bersandingan diatas kursi yang sudah disediakan oleh panitia. Yudha mulai memetik senar gitar yang menandakan kolaberasi kita akan segera dimulai. Alunan gitar yang berdentang sesuai kuncinyapun seolah dapat membuatku hanyut dalam penampilan kali ini. Aku dan Yudha membawakan lagu 'Thinking Out loud' versi akustik.
. . . . . .
. . . . . .
But baby now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are, ohSo baby now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Oh darling, place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are
Oh maybe we found love right where we are
And we found love right where we aresuara riuh tepuk tangan pun terdengar oleh indera pendengaranku. Puas rasanya dapat membuat audience menikmati lagu apa yang aku dan Yudha bawakan. Aku dan Yudha hanya tersenyum menanggapi pujian mereka dan kembali ke balik panggung. Acara pensi ini berjalan selama kurang lebih tiga jam. Berbagai macam penampilanpun disuguhkan oleh beberapa siswa siswi SMANLITA sebagai pastisipasi untuk meramaikan acara, dimulai dari drama, band, dan tarian kreasi. Hari pun mulai gelap, karena saat ini waktu sudah menunjukan pukul 19.00 WIB. mengapa bisa sampai malam? Ya karena siang hari tadi masih diisi dengan lanjutan pertandingan olahraga yang sudah dua hari lalu kita selenggarakan. Dan alhamdulilahnya lagi, Team Basket SMANLITA dapat bertahan diposisi pertama seperti tahun kemarin. Yeay, sombong dikit gapapa lah, wkwkwk.
To : M. Ilham Al Farizi
Jemput aku sekarang ya kak. Cepet gak pake lama.
Sent.
lima menit
sepuluh menit
lima belas menit kemudian.
" Kak Ilham mana sih, lama banget. mana udah sepi lagi." Gumamku lirih. Awas saja kalau lima menit lagi dia belum datang,Huft. Dan entah angin darimana, disaat seperti ini, tubuhku justru tidak bersahabat. Panggilan alam alias rasa ingin kencing pun tiba-tiba melanda. Padahal kamar mandi sekolah berada diujung. Aku merutuki diriku sendiri. Mau tidak mau aku pun berjalan menuju kamar mandi sekolah daripada aku harus ngompol ditempat. Suasana sekolahpun sudah mulai sepi, tinggal beberapa siswa yang masih di berkeliaran untuk membereskan alat-alat yang digunakan untuk pensi tadi.
" Ini kamar mandi serem banget sih, udah kek difilm-film horor aja deh." Ucapku lirih sambil membuka knop pintu kamar mandi tersebut. Tak lama dengan aktivitasku didalam kamar mandi, aku pun segera keluar dan berharap Kak Ilham sudah menungguku didepan gerbang. Belum juga aku benar-benar keluar dari kamar mandi, tiba-tiba lampu kamar mandi berkedap-kedip tidak jelas. Perasaanku mulai aneh, aku mulai gusar. Aku berharap tak ada hal aneh yang akan terjadi. Mengingat diriku yang anti dengan hal-hal mistis, aku pun segera mempercepat langkahku. Tapi naas, baru juga sampai di depan jalan masuk kamar mandi perempuan, lampu yang menggantung di atas tempatku berdiri sekarang ini justru mati dadakan. Oke, hal ini layaknya tahu bulat yang selalu digoreng dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Ficção AdolescenteMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...