**
" Kak ilham bisa cepetan dikit gak, ini udah jam berapa? bisa telat lagi nih Zifa ke sekolahnya." Zifa menginterupsi Ilham yang sejak tadi tak kunjung keluar dari kamarnya.
" Iyaa bawel, bentaran dikit napa." Jawab Ilham yang mulai menuruni anak tangga.
" Anak cowok aja lama banget sih dandannya. Nyebelin deh." gerutu Zifa.
" Yaiyalah, secara kakak kan makhluk Tuhan yang paling ganteng, jadi emang harus tampil perfect." Ilham mencoba membela diri.
" Lebayy deh, ganteng darimana coba?."
" Kok kalian malah ribut sih, nanti telat loh ke sekolahnya." Ratna mencoba melerai keributan diantara kedua anaknya.
" Si bawel nih yang mulai duluan." Ilham menyalahkan Zifa sambil memakan roti yang ada dimeja makan.
" Ih apaan sih, salahnya kak Ilham sendiri bangunnya siang, kan Zifa jadi ikut kesiangan berangkat ke sekolah." Zifa tak mau kalah dengan Ilham.
" Iya deh, Kak Ilham ngalah. Yaudah ayo berangkat."
Akhirnya Ilham memutuskan untuk mengalah dari Zifa adik semata wayangnya.
Walaupun mereka sering ribut,
tapi sebenarnya mereka saling menyayangi.**
" Awasss woyy!!" Ilham berteriak dari kejauhan untuk menginterupsi seseorang yang ada didepan gerbang SMAN 5 JAKARTA.
" Eh hati-hati donk kalo pake motor. Bisa pake motor gak sih?." Orang itu justru memarahi Ilham dan Zifa yang tadi hampir menabraknya.
" Salah Lo sendiri ngapain matung didepan gerbang sekolah. Lo mau bunuh diri?." Ilham tak mau kalah dengan sosok wanita yang ada didepannya saat ini.
" Eh maaf ya kak. Kakak saya orangnya emang kek gitu, kalo naik motor gak kira-kira. Nasib baik kakak tadi gak ketabrak. Hehe" Zifa angkat bicara untuk mendamaikan suasana.
" Iya gapapa. Untung ada kamu, kalo enggak, udah kakak maki-maki tu orang." Jawab wanita itu sambil menatap ke arah Ilham.
" Ada apaan nih?" Tiba-tiba Pandu berjalan menuju ke arah mereka bertiga.
" Nih kak fotocopyannya." Lanjut pandu sambil memberikan kertas fotocopyan kepada wanita tersebut.
" Jadi kakak adalah kakaknya pandu?" Zifa bertanya pada wanita tersebut.
" Iya. Kenalin nama kakak Naila Najwa Khoirunisa. Panggil aja kak Naila." Jawab wanita tersebut dan mencoba berjabat tangan dengan Zifa.
" Nama aku Zifa kak, dan ini Kak Ilham." Jawab Zifa sambil melirik ke arah Ilham.Teeeeetttt . . . Teeeettttt . . .
" Udah bel tuh, ke kelas yuk fa." Pandu mengajak Zifa untuk segera bergegas ke kelas setelah bel masuk berbunyi dan meninggalkan kakak mereka masing-masing.
" Bye Kak Naila. Nice too meet you." Teriak Zifa yang mulai berlari memasuki halaman sekolahnya.
" Nice too meet you too." Jawab Naila lirih, namun masih terdengar ditelinga Ilham.
" Liatinnya biasa aja kali, kalo naksir bisa ribet urusannya." Ucap Naila yang berhasil menyadarkan lamunan Ilham.
" PD banget jadi orang." Jawab Ilham singkat dan mulai meninggalkan wanita itu untuk menuju Kampusnya.**
" Kok baru dateng sih fa, Kak Ilham kesiangan lagi ya? terus kenapa Lo bisa bareng sama tu monyet." Tanya Zidny ketika melihat Zifa mulai memasuki kelas yang bersamaan dengan Pandu.
" Iya, tadi aku harus nunggu Kak Ilham dulu. Terus tadi di gerbang sekolah aku ketemu sama Pandu, makanya kita bisa bareng." Jawab Zifa panjang kali lebar pada Zidny.
" Lo gapapa kan? Lo gak di godain sama tu orang kan?" Tanya Zidny lagi.
" Eh Lo pikir gue apaan? Dasar nenek lampir." Pandu yang mendengar perkataan Zidny barusan tak mau ambil diam.
" Udah . . Udah, aku gak dia apa-apain sama pandu kok Zee." Jawab Zifa untuk melerai Zidny dan Pandu agar tidak terjadi keributan.
" Selamat Pagi Anak-anak." Tiba-tiba seorang guru memasuki kelas X.I menandakan jam pelajaran pertama akan segera dimulai.~ M. Ilham Al Farizi
" Sorry Guys gue datangnya agak telat." Ilham menyapa temannya yang sudah menunggunya sejak tadi untuk mengerjakan tugas kuliah.
" Iya gapapa, lagian kita juga lagi nunggu MABA yang akan join bareng kita." Jawab Aira yang merupakan salah satu teman Ilham.
" MABA? kok gue baru tau. Siapa emang?." Ilham lanjut bertanya.
" Gak usah kepo, bentar lagi paling dia juga dateng." Ucap Dito
" Assalamualaikum, Maaf ya aku datangnya telat. Jakarta macet banget." Ucap seseorang yang baru datang dan berhasil membuat Ilham membalikan badan karena ia membelakangi orang tersebut.
" Lo." Ilham dan wanita itu saling menunjuk satu sama lain.
" Jadi Lo berdua udah saling kenal." Ucap Dito penasaran melihat aksi kedua temannya tersebut.
" Lebih tepatnya 20 menit yang lalu gue baru kenal." Jawab Ilham singkat.
" Aku Naila Najwa Khoirunisa, panggil aja Naila." Naila memperkenalkan diri dihadapan teman-teman barunya.
" Oke Naila, jadi nanti habis kelas pertama kita lanjut kumpul lagi." Lanjut Aira setelah Naila memperkenalkan diri.
" Loh, jadi ngerjainnya nanti. Gue kira pagi ini. Awas Lo Ai." Ilham menatap Aira dengan sinis.
Sedangkan Aira hanya cekikikan melihat ekspresi Ilham saat ini.**
~ SMAN 5 JAKARTA
" fa kita mau latihan kapan untuk pensi besok." Tanya Yudha pada Zifa yang sedang melewati koridor sekolah setelah bel pulang berbunyi 5 menit yang lalu.
" Gimana kalau nanti sore latihannya dirumahku. Kamu udah tau rumahku kan?." Jawab Zifa pada pertanyaan Yudha barusan.
" Okee. nanti jam 4 aku kerumah kamu ya." Yudha menyetujui ide Zifa.**
" Mau kemana sayang? rapi banget anak bunda." Sinta bertanya pada Yudha yang sedang berdiri didepan cermin.
" Mau ke rumah Zifa bun. Yaudah Yudha pamit dulu. Assalamualaikum."
" Wa'alaikumsalam. Hati-hati dijalan ya nak."
"Siap bun."
Yudha mengendarai motornya dan siap menuju rumah Azifah.~ Azifah's Home
" Assalamualaikum."
" Wa'alaikumsalam, eh nak Yudha. Silahkan masuk."
" Iya makasih. Zifanya ada tante?"
" Zifa ada di taman belakang rumah. kamu langsung nyusul aja kesana."
" Oke tante."
Yudha mulai memasuki rumah Zifa dan berjalan menuju taman belakang rumah tersebut.
Yudha menemukan sosok wanita berjilbab yang sedang bermain basket, yang tak lain wanita itu adalah Zifa.
" Jago juga main basketnya." Ucap Yudha yang berhasil menyadarkan Zifa yang sejak tadi fokus memasukan bola basket ke Ring.
" Eh Yudha . . Gak juga kok. Aku bisa juga karna diajarin sama Kak Ilham. Yaudah yuk kita mulai latihan." Jawab Zifa dan mengajak Yudha untuk duduk dikursi yang ada disudut taman.Satu jam mereka latihan bernyanyi,
Langit sore saat itu mulai mendung dan menandakan akan turun hujan.
Tiba-tiba terdengar bunyi petir yang mengagetkan Zifa dan Yudha.
Karena refleks, Zifa tidak sengaja memeluk Yudha yang ada disampingnya.
" Astaghfirullahalazim." Ucap Zifa pada dekapan Yudha.
" Astaghfirullah, maaf Yud aku gak sengaja. Soalnya aku takut kalo ada bunyi petir kaya barusan." Zifa segera melepas tangannya yang tadi memeluk Yudha, dan kembali duduk ke posisi awal.
" Iya gapapa kok." Jawab Yudha lembut pada Zifa yang saat itu ia menyadari Zifa yang terdiam karena malu.
" Santai aja kali, maklum tadi petirnya dateng juga gak ngomong-ngomong dulu. Hehe" Yudha mencoba mencairkan suasana.
Dan hal itu berhasil membuat Zifa tersenyum.
" Kamu ada-ada aja Yud." Ucap Zifa.
" Hehe Yaudah aku pulang dulu ya fa, takut keburu hujan." Yudha berpamitan pada Zifa dan bergegas menuju halaman depan.
" Iya, Hati-hati dijalan Yud." Teriak Zifa dari taman saat Yudha mulai berjalan meninggalkannya.
Sedangkan yang diajak bicara hanya mengangguk ria.Hai Guys,
Hayati balik lagi,
Maaf ngepostnya lama,
Soalnya aku lagi sibuk Tryout, maklum pejuang UNBK. hehe
Oke ini gak penting.
Semoga kalian gak bosen.
Thanks. See You next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...