Ilham's POV
" Yee main kabur aja tu cewek." Ucap Ilham ketika Naila mulai beranjak pergi. Melihat Naila yang sudah meninggalkan perpustakaan, akhirnya Ilham pun juga berniat untuk pergi. Namun ada satu hal yang membuat langkahnya berhenti.
" Cewek tadi kayanya butuh buku itu deh, mending gue pinjemin aja." Ucap Ilham sambil memutar badannya mengarah pada rak buku yang ada disampingnya dan mengambil buku yang dia maksud.Azifah's POV
Hari kedua acara ulang tahun SMANLITA dilaksanakan sampai pukul 16.00 WIB. Kegiatan hari ini cukup membuatku lelah. Aku sudah terkapar dikasur kesayanganku dan melihat jam dinding baru menunjuk pukul 20:30 WIB. Entah mengapa rasanya aku sudah sangat mengantuk. Padahal biasanya, sampai jam dinding menunjuk pukul 22:00 WIB pun aku belum mengantuk. Pikirku, mungkin ini akibat rasa lelahku.
Ddrrrttt . . . Ddrrrttt . . .
Tiba-tiba benda kecil berbentuk persegi yang ada disamping tempat tidurku bergetar menandakan ada pesan masuk.
From : +6285601xxxxxx
Gimana buat pensi besok?
Kedua alisku bertautan setelah membaca pesan masuk barusan. Aku bingung keheranan siapa yang mengirim pesan barusan. Disana hanya terteran deretan angka saja, yang entah siapa pemiliknya. Dan isi pesannyapun tak kalah membuatku terkejut, bahwasannya aku baru ingat jika esok diakhir segala perlombaan akan diadakan pensi. Huh, aku merutuki diriku sendiri. Kenapa aku bisa lupa dengan acara yang penting ini. Seolah otakku mampu menjawab pertanyaan yang ada dipikiranku tadi, tiba-tiba Hpku bergetar lagi menandakan ada pesan berikutnya.
From : +6285601xxxxxx
Aku Yudha.
Ya, sejurus dengan apa yang ada didalam otakku tadi. Yang mengirim pesan barusan adalah Yudha. Siapa lagi yang akan menanyakanku soal pensi kalau bukan dia. Tapi btw, dia dapat nomor Hpku dari siapa?. Ah tidak penting aku memikirnya. Aku buru-buru menepis pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam otakku.
To : +6285601xxxxxx
Sesuai seperti saat kita latihan tempo hari lalu.
Sent.
Jawabku sekenanya. Gengsiku terlalu tinggi jika harus bertanya panjang lebar dengannya. Dan akhirnya akupun mengurungkan niatku untuk membanjirinya pertanyaan.
From : +6285601xxxxxx
Okee !
Oh ya, jangan lupa di save ya ;)
Have a nice dream Azifah :)Lagi-lagi dia membalas pesanku. Aku hanya tersenyum kecil melihat kalimat terakhir dari pesannya. Rasanya perasaan malasku pada Yudha kemarin sudah hilang. Orang ini benar-benar pandai membuat moodku membaik.
****
Naila's POV
Aku berjalan sendiri disepanjang koridor kampus. Sebenarnya kelasku masih masuk 30 menit lagi. Tapi aku memilih untuk datang lebih dahulu. Mengingat kota Jakarta yang amat sangat macet, membuatku berpikir dua kali jika akan berangkat ke kampus. Aku tidak mau jika alasan klasik ini membuatku telat masuk kelas. Mengingat waktu yang cukup lama untuk menunggu jika hanya digunakan dengan duduk berdiam diri dikelas, aku memilih untuk pergi ke kantin terlebih dahulu.
" Jawa." Teriak seseorang yang suaranya tak asing lagi telingaku. Bagaimana aku tidak tahu siapa pemilik suara itu jika yang memanggilku demikian hanya dia - Ilham. Aku memilih terus berjalan daripada harus berhadapan dengan makhluk menyebalkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Ficção AdolescenteMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...