" Teman-teman tercinta 3 hari lagi acara ulang tahun SMAN 5 JAKARTA akan segera diselenggarakan. Oleh karena itu saya himbau teman-teman untuk mempersiapkan semua keperluan yang dibutuhkan dari sekarang, terutama pada cabang lomba olahraga basket dan futsal. Tidak lupa juga untuk mempersiapkan kegiatan pensi diakhir acara nanti. Paham semuanya?" Suara Imam sang ketua OSIS menggelegar di seluruh aula dimana murid kelas X sampai kelas XII dikumpulkan.
" Pahammmm!!" Semua Murid mengucapkannya secara kompak.
" Baiklah, Terimakasih untuk perhatian teman-teman. Maaf sudah mengganggu waktu istirahat kalian. Wassalamualaikum." Imam mengakhiri pengumumannya dan semua murid dibubarkan untuk melanjutkan kegiatannya di jam istirahat.
" fa Lo udah latihan buat acara pensi?" Tanya Zidny pada Zifa saat mereka berjalan menuju kantin.
" Udah kok." Jawab Zifa singkat.Saat Zifa dan Zidny hampir sampai dikantin, tiba-tiba ada seorang siswi yang berteriak memanggil Zifa dan teriakan itu berhasil membuat mereka berdua menghentikan langkahnya dan membalikan badan untuk mencari sumber suara.
" Kakak barusan manggil aku?" Zifa bertanya pada orang yang saat ini ada dihadapannya.
" Iya, kenalin gue Liana. Gue kapten Team Basket Putri di SMAN 5 JAKARTA ini. Gue denger lo juga pandai main basket?"
" Kakak denger dari siapa?"
" Dari Yudha, dia tetangga gue."
" Gak terlalu pandai juga kok kak."
" Gini fa, 3 hari lagi kan lomba basket antar sekolah buat acara ultah sekolah kita akan disegera diselengarakan, nah kebetulan salah satu siswi dari Team Basket Putri ada yang gak bisa ikut karena kakinya lagi cidera. Lo mau gak gabung ke Team Basket Putri sekolah kita?" Liana menjelaskan panjang lebar pada Zifa.
" Gimana ya kak? Soalnya aku juga gak terlalu mahir main basket."
" Gapapa, kita kan masih ada waktu 3 hari buat latihan. Plis gue harap lo mau gabung." Liana memasang wajah puppy facenya pada Zifa.
" Udah fa lo gabung aja, lagian Lo masih ada waktu buat latihan sama kak Ilham." Zidny ikut angkat bicara untuk membujuk Zifa agar ia mau menerima permintaan Liana.
" Oh jadi kamu adeknya kak Ilham, pantes aja kamu bisa main basket, secara kak Ilham dulu kan juga kapten basket di sekolah ini."
" Hehe iya kak, yaudah deh Zifa coba untuk gabung." Akhirnya Zifa memutuskan untuk menyetujui permintaan Liana.
" Oke, nanti sepulang sekolah kita langsung latihan."
" Oke kak."
" Yaudah gue balik dulu. Sorry udah ganggu waktu kalian."
" Iya kak gapapa."
Liana pergi meninggalkan mereka berdua.
Zifa dan Zidny lanjut berjalan menuju kantin, dan ketika mereka hendak memesan makanan, bel masuk sudah lebih dulu berbunyi. Zifa dan Zidny menghembuskan napas kesal karena mereka belum sempat mengisi perutnya dijam istirahat pertama ini.
" Yaelah, belum juga makan udah masuk aja. Njirr" Zidny mendengus kesal.
" Yaudahlah Zee, nanti jam istirahat kedua kita balik lagi." Zifa mencoba meredakan emosi Zidny.
" Iya deh. Yaudah yuk kita balik ke kelas. Tambah laper gue lama-lama di kantin." Zidny menerima ajakan Zifa.
Sedangkan Zifa hanya tertawa kecil melihat sahabatnya ngedumel sendiri sepanjang koridor saat menuju kelas.**
" Ai lo mau cari buku apa sih? perasaan dari tadi cuma muter-muter aja." Ilham bertanya pada Aira yang masih sibuk mengobrak abrik buku yang belum juga ia dapat.
" Berisik deh, mending Lo bantuin gue cari bukunya."
" Gimana gue mau bantuin Lo Ai, gue aja gak tau Lo lagi cari buku apa?"
" Ih mamad, gue lagi cari buku yang dimaksud pak Akbar dikelas kita tadi."
" Nama gue Muhammad bukan mamad, kebiasaan deh." Ilham mendengus kesal.
" Iya deh Muhammad Ilham Al Farizi, habisnya Lo nyebelin sih. Udah cepetan bantuin gue cari bukunya biar kita juga cepet pulangnya."
" Iya bawell."
Sekita 30 menit mereka muter-muter disepanjang rak buku di Toko Buku tersebut, akhirnya mereka menemukan buku yang dimaksud.
Dan mereka bergegas menuju Kasir untuk melakukan pembayaran.
Namun saat hendak menuju kasir tiba-tiba Ilham dikagetkan dengan seseorang yang tidak sengaja menabraknya.
" Eh Sorry aku gak sengaja." Ucap wanita tersebut pada Ilham.
" Eh lo yang namanya jawa jawa itu kan?"
" Najwa bukan Jawa."
" Yaelah, gak beda jauh kok." Iham terkekeh melihat ekspresi kesal wanita itu yang tak lain adalah Naila Najwa Khoirunisa.
" Tau ah, males aku ngomong sama kamu. Oh iya, Aira kamu cari apa disini?" Naila mengalihkan pembicaraanya pada Aira.
" Kalo di toko buku ya jelas cari bukulah. Oneng Lu." Ketika Aira hendak menjawab, Ilham justru lebih dulu menjawab pertanyaan Naila barusan.
" Gue cari buku ini. Udah Lo gak usah dengerin omongannya Ilham. Yaudah gue ke kasir dulu. Bye Nai." Ucap Aira pada Naila dan bergegas menuju kasir diikuti Ilham dibelakangnya.
" Byee Ai."
( Dunia ini sempit banget ya, kenapa harus ketemu sama cowok itu lagi sih. Nyebelin banget deh tu orang ) Naila berucap dalam hati ketika Ilham dan Aira sudah meninggalkannya.**
" Zifa, Zaya gue pulang duluan ya. Byee !" Zidny berpamitan kepada kedua sahabatnya dan berlarian menuju gerbang sekolah karena ayahnya sudah datang menjemputnya pulang.
Setelah kepulangan Zidny,
Kini tiba saatnya Zaya menyusul pulang karena Raka sudah bersiap di atas sepeda motornya.
" fa aku pulang dulu ya, Kak Raka udah nunggu."
Saat Zaya hendak pergi meninggalkan Zifa, tiba-tiba Zifa menghentikan langkah Zaya dengan sebuah pertanyaan.
" Kamu pacarnya kak Raka?"
Sontak saja Zaya kaget dan ia membalikan badanya untuk menghadap Zifa kembali.
Sebelum Zaya menjawab pertanyaan Zifa, ia justru tertawa kecil pada Zifa dan hal ini membuat Zifa semakin penasaran.
" Kak Raka itu kakak aku fa, maaf aku gak pernah cerita sama kamu. Yaudah aku pulang dulu ya. Bye fa!"
" Bye ya, hati-hati dijalan."
( Oh ternyata kak Raka itu kakaknya Zaya, Jadi selama ini perkiraanku aku salah donk. Ya ampun fa makanya jangan nethink dulu kalo belum tau. Huft ) Zifa berucap dalam hatinya.
Saat Zifa tak sadar dalam lamunannya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.
" Astahfirullahaladzim. Yudha kamu ngagetin deh."
" Hehe maaf fa, habisnya aku perhatiin kamu tadi ngelamun sih. Oh iya, kok belum pulang?"
" Masih ada latihan basket. Oh iya, kamu ya yang bilang sama kak Liana kalo aku bisa basket?"
" Iya fa, kemarin kak Liana bingung mau cari pengganti temannya yang lagi cidera, yaudah aku ngusulin kamu aja yang jadi penggantinya." Jelas Yudha pada Zifa.
Saat Zifa hendak menanggapi penjelasan Yudha barusan, tiba-tiba ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk.From : +6285601××××××
fa Lo dimana? gue tunggu dilapangan.
- Liana -
" Eh udah dulu ya Yud, aku harus kelapangan dulu. Udah ditunggu kak Liana. Bye!"
" Iya fa. Semangat ya latihannya."
Zifa tersenyum ketika Yudha mengucapkan kalimat terakhirnya.
Dan dia segera berlari menuju lapangan basket untuk menemui Liana dan teman-teman basket lain yang sudah menunggu dirinya.
" Oh jadi kita dari tadi tuh nunggu cewek yang satu ini. Baru hari pertama ikut latihan aja udah telat." Ucap seseorang ketika Zifa sampai dilapangan.
Dia adalah Agata Syafakila Narendra.
Zifa terkejut ketika menyadari jika Agata juga salah satu siswi yang ikut di Team Basket Putri sekolahnya.
" Maaf kak." Zifa hanya menunduk ketika Agata menatap dirinya.Duhhh Zifaa, kasian banget sih.
Pake acara telat segala, jadi kena marah kan -_-
Hallo semua, Gue balik lagi setelah satu minggu lebih mengilang.
Hehe maafkan daku gusy.
Semoga kalian gak bosen ya baca chapter 8 ini ;)
Jangan Lupa Vote yaa :v Hehe Thanks
See you next chapter !
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...