" Maaf kak." Zifa hanya menunduk ketika Agata menatap dirinya.
" Niat latihan gak sih Lo? Lo pikir kegiatan kita cuma nunggu Lo doank." Agata meluapkan emosinya pada Zifa.
Sedangkan Zifa terus menunduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun,
" Udahlah ta, lagian Zifa juga udah dateng. Yuk kita mulai latiannya." Liana mencoba mencairkan suasana.Cuaca saat itu sangat terik,
namun hal itu tak mematahkan semangat Team Basket Putri SMAN 5 JAKARTA yang sedang latihan dilapangan.
Mereka terlihat serius saat memainkan bola basket yang ada digenggaman mereka,
Agata atau yang sering dipanggil Ata tak menyangka jika Zifa mampu bermain dengan baik, bahkan bisa dikatakan lebih baik daripada permainannya.
" Wahh kakak gak salah pilih kamu sebagai pengganti Citra yang lagi cidera fa. Permainan kamu bagus banget." Puji Liana pada Zifa saat mereka beristirahat dipinggir lapangan.
" Hehe kak Lia jauh lebih bagus kok." Jawab Zifa malu atas pujian Liana barusan.
" Gitu doank dibilang bagus. Gue juga bisa lebih dari itu." Ucap Ata yang tak mau kalah dari Zifa.
" Lo kenapa sih ta? kok sensi banget. Lagi pms Lo?" Tanya Liana pada Ata.
" Bukan urusan Lo. Gue cabut duluan." Begitulah Jawaban Ata pada Liana dan ia bergegas pulang meninggalkan teman-temannya lebih dulu.
" Kayanya kak Ata gak suka sama kehadiranku deh kak." Zifa memasang wajah serius pada Liana dan menuntut penjelasan darinya.
" Suka gak suka itu urusan dia, lagian permainan kamu memang lebih bagus dari Ata kok. Udah gak usah mikirin sikap Ata ke kamu. Kita fokus ke latian kita, tahun ini sekolah kita jangan sampe kalah. Kita harus mempertahankan prestasi kita dari tahun kemarin."
Jelas Liana panjang lebar pada Zifa.
" Oke Kak." Ucap Zifa dengan semangat.
" Yaudah latian kita cukupkan sampai disini aja. Kita lanjut besok."
" Okee." Jawab mereka (pemain Team Basket Putri) dengan kompak.Suasana sekolah sudah mulai sepi,
Zifa berjalan sendirian disepanjang koridor,
Ia sibuk dengan Handphonenya sampai tak sadar jika ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.
Tiba-tiba ada tangan yang membekap mulutnya dari belakang yang membuatnya terkejut,
Ia dibawa orang itu ke kelas X 3 yang ruangannya tak jauh dari posisi ia berjalan tadi.
Saat orang itu membuka bekapannya dari mulut Zifa,
tanpa perintah, Zifa membalikan badannya untuk mengetahui siapa yang membekapnya barusan.
Zifa terkejut ternyata orang itu adalah Agata.
" Lo gak usah cari muka dihadapan temen-temen basket yang lain. Gue gak suka sama sikap Lo yang sok manis dihadapan mereka." Suara Ata menggelegar diseluruh ruangan X 3.
" Aku gak cari muka kak." Jawab Zifa atas pernyataan Ata barusan.
" Pokoknya gue gak suka sama Lo. Bagaimanapun caranya Lo harus keluar dari Team Basket Putri SMAN 5 JAKARTA ini."
" Aku gak bisa lakuin hal itu kak. Kak Liana udah mempercayai aku buat ikut pertandingan besok." Zifa mencoba menolak permintaan Ata.
Emosi Ata saat itu mulai memuncak, ia mulai berlaku kasar pada Zifa.
Ia menarik Jilbab yang digunakan Zifa saat itu.
" Kak Ata tolong lepasin tangan kakak."
" Gue gak akan lepasin tangan gue sampai Lo mau nurutin kemauan Gue."
Suasana saat itu mulai menegang,
Zifa tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan pikirannya mulai campur aduk.
" Ata hentikan!!" Suara seseorang berhasil menghentikan aksi yang dilakukan Ata pada Zifa.
Dan ternyata suara itu bersumber dari Ariana yang merupakan saudara kembarnya.
" Gak usah ikut campur urusan Gue."
" Sikap Lo udah kelewat batas. Ayo pulang." Ana (Ariana) menggenggam tangan Ata dan mengajaknya pulang.
Saat itu Ata mencoba menolak namun pada akhirnya ia menuruti ajakan saudara kembarnya.
Ariana dan Agata pulang, dan tinggalah Zifa sendirian diruangan itu.
Diruangan itu Zifa menangis mengingat kejadian yang menimpanya barusan,
ia dihantui rasa takut atas perlakuan Agata terhadapnya.
" Kamu kenapa? Kok nangis?"
Pertanyaan itu terlontar dari seseorang muncul dari balik pintu kelas X 3 . Dia adalah Yudha.
" hiks . . hiks . . gapapa kok " Jawab Zifa singkat sambil mengusap air mata yang sejak tadi membasahi pipinya.
" Gak usah bohong, kalo ada masalah cerita aja sama aku."
Mendengar pernyataan Yudha barusan, tiba-tiba Zifa memeluk Yudha yang ada dihadapannya.
Ia menangis dipelukan Yudha.
Yudha semakin bingung apa yang terjadi pada Zifa sampai membuatnya menangis seperti saat ini.
" A . . aku takut, hiks..hiks" Ucap Zifa lirih namun masih dapat didengar oleh Yudha.
" Gak usah takut, kan ada aku disini. Masa seorang Zifa cengeng sih, senyum donk." Yudha mencoba menenangkan Zifa.
Dan hal itu berhasil membuat Zifa tersenyum dan melepas pelukannya dari Yudha.
" Makasih ya Yud."
" Makasih buat apa?"
" Udah selalu ada buat aku."
Yudha tersenyum ketika Zifa melontarkan kalimat terakhirnya.
" Gak perlu bilang makasih. Lain kali kalo ada masalah cerita aja sama aku. Aku gak mau lihat kamu nangis lagi."
" Iyaa Yudha." Jawab Zifa sambil melukiskan senyum dibibirnya.
" Yaudah ayo aku anterin pulang."
" Bentar deh, Btw kok kamu belum pulang?"
" Aku tadi ada rapat sama anak-anak futsal buat lomba ultah sekolah besok."
" Oh pantes aja belum pulang."
" Iyaa, yaudah ayo pulang, keburu malem loh. Kamu pasti dicariin sama bunda kamu."
" Iya bawel." Jawab Zifa sambil tertawa kecil melihat sikap Yudha yang sangat perhatian terhadap dirinya**
" Assalamualaikum " Ucap Zifa dengan nada agak keras ketika ia mulai membuka pintu rumahnya.
" Kok Lo baru pulang sih? main dulu ya?" Selidik Ilham pada Zifa.
" Yee siapa juga yang main, aku tadi ada latihan basket dulu sepulang sekolah. Kalo gak percaya tanya aja sama Yudha." Jelas Zifa.
" Iya kak bener apa kata Zifa. Yaudah kak, Yudha balik dulu ya."
" Gak mau ngopi dulu nih? buru-buru banget."
" Enggak kak. Keburu malem, lain kali aja. Assalamualaikum."
" Wa'alaikumsalam." Jawab Ilham dan Zifa kompak.
" Mandi sana, bau tau gak sih." Ucap Ilham dengan nada mengejek.
" masa sih?" Tanya Zifa sambil menciumi seragam yang dikenakannya.
" Enggak ah, masih wangi kok."
" Wangi dari jonggol. Udah mandi sana gih."
" Iya kak Ilham. berisik amat sih, padahal amat aja gak berisik."
" Eh dasar bocah dibilangin malah ngecengin Gue."
Zifa hanya tertawa kecil setelah beradu mulut dengan Ilham barusan.
Dia merasakan kasih sayang kakaknya walaupun mereka sering bertengkar.
Walaupun Ilham sering mengejek dan memarahinya tapi Zifa yakin jika hal itu Ilham lakukan sebagai tanda kepedulian dan kasih sayangnya terhadap Zifa.Selesai mandi Zifa merebahkan badanya diatas kasur kesayangannya.
Pikirannya mulai disibukan dengan satu orang, siapa lagi kau bukan Pradipta Yudha Anggara.
Zifa merasakan kenyamanan saat ia berada didekat Yudha.
Dan saat ini hatinya mulai merasakan hal yang tidak biasa saat ia bersama dengan Yudha.Ciee Zifa jatuh cintrong,
Asikk Gue balik lagi setelah cukup lama disibukan dengan berbagai ujian sekolah dan ujian hidup ( ehh jadi ngelantur ) Oke ini gak penting. Hehe
Semoga Kalian gak bosen ya baca cerita ini.
Gue terima kritik dan saran dari kalian.
Jangan lupa votenya ya :v
See you next Chapter !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...