Tahun pelajaran baru segera dimulai,
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah,
Kini aku menduduki bangku SMA,
Namaku Azifah Latif Haura, teman-teman aku biasa panggil Zifa.
(terserah kalian sih mau panggil aku apa. Hehe)
Ini adalah hari pertama, dan hari tersialku sepanjang masa.
Gak biasanya aku bangun siang,
Aku terkejut menatap jam dinding kamarku yang kini sudah menunjuk angka 6:30 WIB.
Sontak saja aku segera berlari ke kamar mandi.
Setelah siap dengan seragam putih abu-abu, aku berlari kecil menuruni anak tangga untuk bertemu dengan ayah dan bunda yang sejak tadi sudah menungguku untuk sarapan.
"Tumben jam segini baru siap." Perkataan itu terlontar dari mulut bundaku.
" Hehe iya bun, tadi aku bangun kesiangan." jawabku sambil nyengir kuda.
" Makannya kalau malam jangan begadang terus ya sayang. kebiasaan kamu selama libur sekolah harus kamu tinggalin biar gak bangun kesiangan lagi. Oke! " nasehat ayah yang terdengar lembut ditelingaku.
" Iya ayah, maafin Zifa ya? hari ini ayah juga ikut berangkat siang ke kantornya." Jawabku pelan pada ayah.
Dan ayah hanya manggut-manggut saja.
" Yaudah sarapan dulu nanti lanjut berangkat sekolah". ucap bunda.
" Gak usah bun, nanti Zifa sarapan disekolah aja. Soalnya Zifa takut telat sampai sekolah. Ayo yah kita berangkat." ucapku sambil menarik tangan ayah.
" Yaudah, hati-hati ya sayang. Jangan lupa sarapan dikantin." tambah bunda.
" Siap bunda." jawabku sambil mencium punggung tangan miliknya dan segera berlari menuju halaman.30 menit perjalan dari rumah ke sekolah baruku cukup membosankan.
Pagi-pagi saja kota jakarta sudah terasa padat. Hal ini semakin meyakinkan aku jika hari ini aku akan datang terlambat ke sekolah.
Benar saja yang aku pikirkan.
Sesampainya disekolah, ternyata bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu.
Aku tau hal ini dari pak satpam yang ada didepan sekolah tadi.
Aku segera berlari menuju kelas dimana murid baru dikumpulkan.
SMA Negri 5 Jakarta (jujur aku cuma ngarang buat nama sekolahnya. Hehe) ini sangat luas. Murid kelas XI dan XII masih berhamburan di hari pertama masuk sekolah ini, dan hal ini semakin membuat aku merasa malu. Karena langkahku yang agak cepat dan kepalaku yang terus celingukan mencari kelas yang tadi udah aku jelasin diatas. Tiba-tiba tubuh kecilku menghantam badan seseorang yang lebih tinggi dari aku.
" Maaf kak. aku gak sengaja." ucapku lirih sambil menunduk.
" Iya gak papa. anak baru ya?" Jawab orang itu yang membuatku semakin malu.
" Iya kak, maaf tadi aku buru-buru.
Oh iya kak, murid baru kumpul dikelas mana ya kak?" tanyaku sambil mendongak ke atas menatap orang itu yang lebih tinggi dari aku.
" disana, mau kakak anterin? " tawaran orang itu sambil menunjuk kelas yang aku tanyakan.
" Oh disana. Makasih kak untuk tawarannya. Aku pergi dulu ya." Jawabku sambil tersenyum dan beranjak pergi ke kelas yang ditunjuk orang tadi.
" Iyaa." Jawab orang itu yang masih terdengar samar ditelingaku. (Aku nanti bakal jelasin siapa orang itu. bukan sekarang tapi nanti. Oke!)Langkahku terhenti didepan kelas itu.
Beratus pasang mata menatapku.
Jujur hal ini sangatlah memalukan, dan baru pertama kali aku alami.
Aku berada diambang pintu sambil mengucap salam.
"Assalamualaikum".
"Wa'alaikumsalam". Jawab mereka yang se-iman denganku.
" Silahkan masuk dan cari tempat duduk yang masih kosong." Ucap guru itu dengan ramah.
" Iya pak." Jawabku penuh perasaan lega karena aku tidak mendapat hukuman. Entah tidak atau karena belum.
Aku masuk ke dalam kelas itu dan celingukan mencari kursi yang masih kosong.
" Duduk aja disini." Ucap seseorang dibelakang sambil menunjuk kursi yang masih kosong.
" Iyaa terimakasih." Balasku sambil berjalan menuju kursi itu dan duduk disampingnya.Segini dulu ya ceritanya.
Lain chapter nanti aku bakal jelasin satu persatu tokoh yang ada dicerita ini.
Maaf jika ceritanya kurang menarik, maklum baru pertama kali nulis. hehe
Salam kenal untuk kalian :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Ficção AdolescenteMengutarakan perasaan memanglah sebuah solusi untuk mendapatkan ketenangan batin, walau sekalipun perasaan itu tak terbalaskan, Tapi menurutku, Mencintaimu dalam diam lebih menenangkan hatiku, Aku terus mengontrol hatiku untuk tidak berlebihan dalam...