16 - Luka (1)

166 15 6
                                    

Awalnya aku gak mau pergi kesekolah.
Namun mom dan dad terus memaksa, akhirnya mau tak mau aku sekolah juga.

Suasana di ruang makan pun hening, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.
Ini adalah sarapan pertamaku yang paling membuatku jenuh.
Setelah selesai sarapan aku pun bergegas berangkat ke sekolah tak lupa juga aku pamitan dulu sama mom, dad dan Aldryn.

Aku mengendarai mobil dengan malas, pikiranku bukannya fokus ke jalan melainkan fokus ke sahabat-sahabatku yang belum dengerin penjelasanku terutama Melvin.
Tapi sedetik kemudian aku sadar dengan apa yang aku pikirin.

"Kog Melvin sih. Nggak-nggak yang harus lo pikirin itu Naomi dan Noval, bukan curut itu. Aisshh kenapa dengan kepala gue" batinku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Sampai di sekolah, aku memarkirkan mobilku.
Begitu aku keluar dari mobil banyak siswa lain yang nyapaku.

"Hai El,"
"Selamat pagi kak Ella"
"Pagi Ella"
"Ella, udah sarapan belum. kantin yuk"
"Hallo Ella, Makin cantik aja"

Dan seperti itulah sapaan yang aku dapet di pagi hari ini.
Aku hanya membalas sapaan mereka dengan senyuman doang.

"Fake Friends" batinku

Aku terus berjalan di koridor sekolah melewati kelas XI MIPA 3 sampai aku mendengar percakapan Metha dan 2 temannya yang membuatku berhenti.

"Oo.. Jadi karna dia anak dari pemilik sekolahan ini, dia jadi seenaknya sendiri" ucapnya.

"Itu didikannya Pak Reynan ya Meth sampai ngerebut Melvin dari lo"

"Ya. Kurasa memang bener, dia gunain kekayaannya buat merusak hubungan gue dengan Melvin. Emang atas dasarnya dia memang PHO"

Aku bener-bener emosi dengan Metha. Akhirnya aku menghampirinya.

"Maksud lo apaan ? Lo ngatain gue. Denger baik-baik ya Meth, gue gak pernah gunain kekayaan bokap gue untuk hal-hal yang gak berguna seperti yang lo katakan" kataku marah-marah.

"Faktanya seperti itu El. Lo telah rebut dan merusak hubungan gue dengan Melvin"

"Gue gak merusak hubungan lo dengan Melvin. Melvin nya aja yang ngejar-ngejar gue, gue muak dengannya. Gue gak pernah sedikit pun cinta dengannya, bagi gue dia itu sama aja kayak lo yang selalu unggulin hartanya yang jelas-jelas itu adalah harta orang tua lo"

"Yakin lo muak dengan Melvin"

"Ya. Gue..." ucapku terpotong karna ada menyela.

"Jadi seperti itu El" terdengar suara cowok gak jauh dariku.

Aku menoleh kearah sumber suara itu.
Dan ternyata Melvin telah berdiri disana, mukaku langsung pucat.

"Melvin" ucapku lirih

Melvin berjalan melewatiku tanpa melirik kearahku sedikit pun dan Metha tertawa sinis melihat reaksiku.

"Rasain lo" kata Metha.

Aku gak memperdulikan Metha dan langsung mengejar Melvin.
Sampai di taman belakang sekolah.

"Mel, gue..gue bisa jelasin semuanya Mel, ini gak se...." ucapanku terpotong.

"Gak seperti yang gue dengarkan, iya ? itu yang lo mau katakan ke gue ?" Aku hanya mengangguk lemah.

"Pergi El, gue gak mau liat muka lo lagi. Sekarang lo bebas dari gue. Gue gak akan ngejar-ngejar lagi"

Aku mematung saat Melvin mengucapkan kata itu.
Tanpa aku sadari setitik air mataku turun dengan sendirinya.
Entah kenapa aku merasa terluka ketika Melvin bersikap seperti itu denganku.
Apa aku mulai suka dengannya ?

STAY with ME (SEQUEL "The Cold Girl")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang