17 - Luka (2)

160 13 0
                                    

Akhirnya aku kembali pada Stefie dan Naomi.
Aku bersenda gurau disepanjang koridor sekolah dengan mereka, sampai aku melihat sesuatu yang membuat mataku memerah bukan karna emosi tapi menahan air mata mati-matian agar tidak keluar.

Aku berhenti dan sahabat-sahabatku pun ikut berhenti.
Stefie mengikuti arah pandang mataku.
Dia cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Bukanya itu Melvin ?" kata Stefie.

"Iya Fie, kog sekarang malah sama Octa ?" kata Naomi.

"Melvin sadar gak sih. Octa kan sama liciknya kayak Natha dan Metha" tambahnya.

Aku sama sekali gak berkomentar.
Aku melihat mereka sangat mesra dan rasanya sangatlah sakit.

"Begitu cepatnya hati lo berpindah Mel ?" batinku.

"El, lo gak papa kan ?" kata Naomi.

Aku tersentak kaget ketika Naomi menyenggol bahuku.

"Iya gak papa kog Nom" kataku gugup.

Diantara ke 2 sahabat ku ini yang paling peka adalah Stefie.
Dia tau hanya dengan membaca raut mukaku.
Dan yang paling membuatku terkejut ketika melihat Melvin berciuman dengan cewek itu.
Tanpa menunggu lebih lama lagi Stefie langsung berteriak.

"MELVIN ! APA YANG LO LAKUIN" teriakan Stefie.

Melvin dan cewek itu langsung menoleh.
dan tak lama kemudian Melvin menghampiri Stefie.

"Apa salah jika gue mencium cewek gue sendiri ?" katanya dingin.

"Lo pacaran dengan Octa?" tanya Naomi.

"Ada yang salah ? Gue gak mau nunggu seseorang yang BAHKAN GAK PERNAH SUKA DENGAN GUE" kata Melvin yang secara tidak langsung menyindirku.

Seketika air mataku jatuh dengan derasnya. Melvin pun langsung meninggalkanku dan cewek itu memandangku sinis. Aku merasakan lemas dan gak bisa menahan tubuhku. Stefie dengan sigap langsung menahan pundakku.

"Gue pusing Fie" kataku lemah.

Mereka panik ketika kesadaranku mulai merenggutku.
Setelah itu semuanya menjadi gelap.

Melvin POV

Mendengar bahwa Ella gak akan pernah mencintaiku membuat nafasku tercekat.
Bukan keinginanku membentak Ella.
Aku bener-bener emosi.
Hingga Octa menghampiriku di taman belakang sekolah.
Aku sebenarnya tau tipe cewek seperti Octa.
Gak akan jauh beda dengan Natha dan Metha.

Namun saat ini aku perlu pelampiasan untuk menghilangkan nama Ella dalam benakku.
Aku sengaja mencium Octa sekaligus memperlihatkan pada Ella agar dia tau bahwa aku bisa cepat move on darinya.

Aku melihat Ella hampir menangis ketika aku menyindirnya.
Aku mengaku bahwa Octa adalah cewekku namun sebenarnya aku gak ada hubungan apa-apa dengannya.
Dia hanya sebagai kedokku untuk menutupi rasa sakitku ke Ella.

"Pergi lo" ucapku dingin pada Octa.

"Melvin kog kamu gitu sih, aku kan pacar kamu" ucapnya dengan manja.

"Mimpi lo bisa dapetin gue. Gue hanya jadiin lo kedok gue untuk menutupi rasa sakit hati gue sama Ella. Lo itu sama aja kayak Metha. Sama-sama B**ch"

"Apaa... Brengsek lo Mel"

Octa hampir saja menamparku, namun dengan sigap aku mencekal tangannya.

"Lo aja yang bodoh, masih ngarepin cowok brengsek kayak gue"

Aku langsung pergi meninggalkan Okta yang menangis.
Aku berjalan menuju ruang osis guna untuk menenangkan pikiranku.

Sudah satu jam gue di ruangan Osis.
Baru aku akan berdiri tiba-tiba adek kelas datang sambil membawa berkas.

STAY with ME (SEQUEL "The Cold Girl")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang