Selama 4 jam lebih perjalanan, akhirnya tiba di rumah baru mereka. hujan berhenti ketika berhenti di pom bensin. Rumah baru mereka bertingkat, tapi tidak seperti dulu bertingkat tiga. Ya karena mereka dulunya kaya. Tidak terbiasa hidup sederhana.
rumah itu memiliki genteng berwarna abu-abu. dan ada pohon berukuran sedang di sebelahnya. tidak buruk. sepertinya rumah ini kelihatan tua dan dibangun sekitar tahun 80'an.
tanaman-tanaman di sekitar rumah itu sudah kering dan mati. apa yang dulunya tinggal disini mati? Batin sam
"Gue gak bakalah tidur di rumah itu. Apalagi ada mayat! Ih!!!"
"jangan berpikir yang enggak-enggak dulu. Yang rumah ini itu teman SMA Mom dulu. cepet bantu dan kemasin barang-barangnya." kata mom sambil memegang kotak yang berisi barang-barangnya lalu pergi.
"Nah, denger tu. dasar bego!" Ucap Jamie berlari sambil tertawa terkikik.
Sam mengangkat sebuah kotak, yang berisi semua barang-barangku. koleksi buku harry potter yang dia belum aku baca masih dia bawa.
awalnya buku-buku bekasnya diletakan di loteng sebelum berangkat. tapi setelah berpikir, suatu saat buku ini akan berguna baginya. Itu sebabnya Sam membawa semua buku-buku novel bekas.
Dengan susah payah membawa ketuju buku harry potter ke kamar barunya di lantai dua. Kamar Jamie juga berada di lantai 2, sedangkan kamar mom and dad di bawah. ketika ia membuka pintu kamar dengan perlahan-lahan, langsung meletakkan boxnya diatas lantai dan mengamati kamar barunya.
Sam berjalan mengarah ke jendela, dan melihat pemandangan halaman belakang rumahnya. tidak terlalu luas atau sempit. Sambil menghidupkan lagu di Spotify, poster ONE OK ROCK dimilikinya dipasangkan dan juga poster pemain sepak bola, Lionel Messi.
Alasan Sam memasang poster Lionel Messi ada dua. pertama, ketika teman-teman-teman barunya masuk ke kamar, mereka akan berpikir kalau Sam suka sepak bola. suka sepak bola berarti bisa bermain. nyatanya, tidak.
Saat Sam berumur 9 tahun, dad menyewakan seorang pelatih sepaj bola. selama 3 minggu dia tidak bisa menendang bola itu ke sasaran sampai terjatuh, terpeleset, bola ditiup angin ketika mau menendangnya, dan bola yang ditendang mengarah ke wajaj si pelatih.
"Sam? sini bentar!" mom memanggilnya dari luar. Sam menuju ke halaman depan dimana mom sedang merapikan peralatan kebersihan yang berserakan dengan berjalan malas-malasan.
"Apa?"tanyanya dengan singkat
"Dad mau potong ruput tapi, pemotong rumputnya rusak"
"Terus?" Sifat yang lagi satu, Sam kadang- kadang orangnya tidak peduli. mom menghembus nafasnya seperti kerbau.
"Pinjem ke tetangga!!"kata Mom
"Aku capek! kenapa gak mom sendiri aja?"
"Apa kamu bilang?!" mom menatapinya dengan tajam. Gagal. mom tidak akan pernah memberinya ketenangan hanya satu hari saja. Pasti ada alasan lain yang tidak masuk akal agar San tetap beraktifitas.
"Iya iya!! ...Tetangga yang mana? Disini banyak--"
"SAM!!!" teriak Mom
Sam bergerak cepat, mulai berjalan ke tetangga depan rumah mereka. Daun-daun kering yang berserakan di depan halamannya yang ditiup angin. Kelihatannya tidak ada orang yang tinggal di sebelah. Sampah-sampahnya yang bertumpukkan di tong sampah.
Orang ini pasti suka makan dan pemalas, batinku. tirainya masih tertutup rapat. ini sudah pukul 2 siang. Dia pasti masih tidur dan jarang bersihkan rumahnya sendiri. rumahnya terlihat gelap dan tertutup. Semua tanaman mati termasuk pohon yang ada di depan rumahnya, sama sekali tidak ada daunnya.
Kaki kanannya mengambil satu langkah menuju ke pintu itu, terdengar suara bel dari dalam. Ia terdiam, tidak mengeluarkan suara apapun. Tangan yang memulai bergetar karena ketakutan. Apa yang tinggal disini sudah pindah? atau hantu yang tinggal masih bergentayangan disini?
Suara seseorang yang sedang berjalan bisa terdengar dari dimana aku berdiri. suara itu makin cepat, cepat... dan........ pintu itu bergerak seperti seseorang yang menabrak pintu itu. tentu saja Membuat Sam kaget dan selama hidupnya detak jantungnya tidak pernag sekencang ini.
Kedua matanyamengarah ke kenop pintu itu dengan perlahan berputar. Suara telanan ludah ketika ia sedang ketakutan setengah mati. pintu itu terbuka sedikit.
"iya?" Jawab seseorang. suara itu sangat lembut dan manis. Sam hanya bisa mendengarkan suaranya dan matanya yang sedang mengintip.
"L-LO HANTU?! SUSTER NGESOT?!" Teriak Sam dengan keras.
"apa maksudmu?"tanya dia.
"ehh.. maaf. Gue kira gak ada orang. aku tetangga barumu. Lo punya pemotong rumput ga? Kalo punya, gue pin—" pintu itu ditutup tiba-tiba dengan rapat olehnya.
sombong sekali pemilik rumah ini.
Dia sama sekal bukan tetangga yang ramah ataupun punya sopan santun. Itu membuat Sam merasa sangat keaal perjuangan untuk pergi kerumah itu dengan rasa hampir setengah mati, ujung-ujungnya, diabaikan! fuck! Sambil berjalan kembali ke rumahnya dengan perasaan sangat kesal. mom menatapnya dengan aneh.
"Mana pemotong rumputnya?" kata Mom
"Tetangga kita aneh! dan sombong! dia langsung tutup pintunya pas aku lagi ngomong!" Tegur sam.
"Mungkin dia gak punya pemotong rumput"
"Kalau gak punya kan setidaknya dia bilang!"
"Ya sudah. besok kita ke toko bangunan setelah jemput kamu dari sekolah"
SEKOLAH. mom sudah menyiapkan sekolah buat anak-anak. Perkiraan Sam salah. Ternyata besok mereka akan bersekolah di sekolah baru.
bersih-bersih rumah dan membeli tempat tidur, kasur, lemari, dan lain-lainnya adalah tugas orang tua mereka. Bukan Sam. Apalagi Jamie. Mereka berdua belum menginjak dewasa. mom ternyata masih ingat yang namanya High School.
Mata yang melotot menatap mom yang sedang merapikan perabot-perabot rumah tangga. "Sekolah?! dimana?!"
"lihat aja nanti. pasti kamu suka!"
"Terserah.. mau istirahat." Ucapnya sambil berjalan ke dalam.
*
Saat malam hari, mom sedang memasak steak dan macaroni cheese. Anak-anak mereka sedang menonton berita tentang Donald Trump. apalagi yang harus ku tonton. Semua acara tv malam ini tidak ada yang bagus. Dad sedang memperbaiki meja makan yang patah. Jamie tadi tidak sengaja menabrak meja makan itu dengan skuter yang baru dibelikan.
"Dimana bungkusnya?" Tanya Dad
"Apanya, Dad?" tanya Jamie sambil menonton tv. Dia hanya bersikap peduli dengan pura-pura bertanya.
"Bungkus yang isi paku itu. Perasaan sudah ambil semua dari mobil" sambil menelusuri ruangan.
"Mungkin jatuh?" Sam hanya diam, tidak memperdulikan ayahnya semenjak dia benci padanya.
"Mungkin. sam, coba lihat diluar." Ucap dad.
"diluar gelap"
"pakai senter. nih.." Dad melemparkan senter berukuran kecil ke padaku. Sam bangkit dari sofa lalu membuka pintu dan menyalakan senternya. Ketika ia mengambil satu langkah keluar, sepertinya menginjak sesuatu. Ternyata sebuah pemotong rumput dan bungkusan yang berisi paku di atas karpet. siapa yang meletakkannya di sini?
Tumbuhlah perasaan takut dalam dirinya. Ada yang mendengar pembicaraan mereka di dalam.
Mungkin saja, dia itu seorang stalker atau pembunuh.
dengan cepat aku mengambil pemotong rumput itu lalu mengunci pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The girl named Rachel
Teen FictionSam bertemu dengan seorang gadis yang selalu menyendiri bernama Rachel. kebetulan mereka tetanggaan. Setiap hari, Sam melihat Tingkah laku Rachel yang tidak biasa. Sam sangat ingin menjadi temannya. Semakin sam mengenal Rachel, dia semakin dekat de...